Pilihlah Orang Yang Menguatkan

Jangan Salah Pilih !  

Tau kan kalau silaturahim salah satu pintu pembuka rezeki? Sedapat mungkin silaturrahim disambungkan, bukan diputuskan.
Banyak cara untuk menyambung tali silaturrahim. Misalnya dengan cara saling berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah, atau dengan pemberian yang lain.
Sambunglah silaturrahim itu dengan cara berlemah lembut, berkasih sayang, wajah berseri, dan saling memuliakan. Sebisa mungkin, jangan pernah memutus tali silaturrahim. Apalagi dengan alasan yang sangat sepele, seperti sakit hati, cemburu, syak wasangka dan sebagainya.



"Maka apa kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah, dan ditulikan telinga mereka dan dibutakan mata mereka.” [QS. Muhammad: 22-23]

”...Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, yang dengan namaNya kamu meminta satu sama lain, dan (peliharalah) silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” [QS. An-NIsa’: 1]



BERITAHU AKU SIAPA TEMANNYA, MAKA AKAN KUBERITAHU KEPADAMU SIAPA DIA

Pernah mendengar ungkapan ini? Kepikir gak sih darimana asal ungkapan itu? 
Tentu saja dari orang-orang tua yang bijaksana pada zaman dahulu, dimana mereka telah mengalami pengalaman panjang dalam hidup ini lalu ingin meninggalkan sebuah nasehat bagi generasi berikutnya, dengan untaian kalimat yang mudah diingat dan indah diucapkan. Maka jadilah ungkapan seperti di atas.
Satu hal yang menarik tentang ungkapan warisan dari orang terdahulu ini adalah nasehat-nasehat yang disampaikan hanya berbeda dalam kata bahkan bahasa, tetapi selalu memiliki makna yang dalam, terutama terkait dengan watak manusia dari zaman ke zaman.

Apa artinya? Pengalaman yang diperoleh dalam hidup ini mengenai watak manusia selalu sama di belahan bumi manapun. Zaman boleh berganti, kondisi bisa berubah, tetapi sifat dasar manusia akan tetap seperti itu di setiap negeri.
Contohnya nasehat tentang persahabatan berikut ini, 

Birds of a feather flock together.
(Burung-burung hanya akan berkumpul dengan kawanan yang sama)
Maknanya, seseorang akan memiliki sifat yang sama dengan sifat teman-temannya dalam satu kelompok dimana ia berada.
Apakah nasehat ini hanya berlaku khusus di negara tertentu? Tunggu dulu, ternyata orang-orang bijak di China juga berpesan hal yang serupa,

Cang ying bu ding wu feng dan.
(Lalat tak pernah hinggap pada telur yang tak retak)
Maknanya, seseorang yang tak baik cenderung mengundang teman-teman yang tak baik pula.
Bangsa arab pun sejak dulu telah mengenal sebuah mahfudzat yang berbunyi,
سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِي
(Perangai yang tidak baik itu menular kepada kawannya)
Maknanya, berhati-hatilah dalam memilih teman, karena sifat temanmu lambat laun akan menjadi sifatmu juga.
Bahkan jika saudara berasal dari Jawa, ada sebuah peribahasa leluhur yang mengatakan,
Ojo cedhak kebo gupak.
(Jangan dekat-dekat dengan kerbau yang kotor)
Maknanya, jangan coba-coba masuk dalam kelompok yang kurang berbudi pekerti, karena nanti akan mempengaruhi diri sendiri.
Belum cukupkah bukti-bukti di atas, bahwa fenomena pertemanan selalu menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu seseorang pasti terpengaruh oleh sahabat yang baik atau buruk.

Maraknya serbuan media sosial dan banyaknya grup yang anggotanya terhubung lewat aplikasi whatsup, bbm, facebook, instgram atau aplikasi sosial lainnya, membuat pertemanan menjadi lebih mudah. Orang-orang yang memiliki minat yang sama, asal sekolah yang sama, profesi yang sama berada dalam sebuah grup medsos dan saling berbagi informasi. Sebenarnya fenomena ini bagus bagus saja, sepanjang informasi yang dibagikan adalah informasi yang bermanfaat dan tergantung komitmen anggota grup untuk saling memuliakan dan menguatkan.

Oleh karena itu, kasihanilah diri sendiri untuk tidak terlalu banyak bergaul dengan orang-orang yang hanya melemahkan. Pilih-pilih group dan channel di medsos yang kita ikuti, mengapa masih bertahan pada group yang setiap hari hanya dipenuhi kata-kata negatif.
Kita dibentuk oleh lingkungan, maka pilihlah yang baik-baik saja bagi diri kita.

Teman yang baik itu rezeki. (baca : yang manakah kawan pembawa rezeki?)
Mereka memberi aura positif dalam pertemanan kita. Berbagi kebahagiaan, berbagi informasi, berbagi ilmu dan berbagi rezeki adalah hal yang tak bisa ditolak. Teman yang baik mengundang dan mendatangkan rezeki yang baik. 
Penawaran kerjasama, bantuan modal tanpa bunga, bantuan pelatihan dan bimbingan berwirausaha, bantuan pemasaran dan berbagai uluran tangan yang menguatkan.

Sebaliknya teman yang buruk dipenuhi aura negatif. Berbagi informasi yang menyesatkan, berbagi ilmu yang tak bermanfaat dan berbagi rezeki yang bisa saja diperoleh dengan jalan yang haram. Waspadai efek dari rezeki haram. Teman yang buruk adalah bencana, mereka melemahkan dan mengajak ke neraka. 
Karenanya bijaksanalah dalam memilih teman.. Teman yang baik meskipun sedikit, jauh lebih bagus daripada teman yang banyak tapi semua menyesatkan dan melemahkan. Bukan kuantitas yang perlu tapi kualitas, sedikit tapi bermakna, memberi arti dan mendatangkan rezeki. Banyaknya follower gak menentukan siapa diri kita sebenarnya. Karena seorang yang mulia dan bermanfaat akan tetap mulia di hadapan Allah meski tak diakui manusia.
Bagaimana caranya menemukan teman yang baik / orang yang menguatkan? Buat diri jadi orang baik dulu, ciri-ciri orang baik baca di sini. Sehingga diri ini pantas untuk berkumpul bersama orang baik, saling memuliakan dan menguatkan.

Wallahu alam

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Rezeki Gampang Terbuka dan Lancar Dengan Zikir Ini !