Fungsi Primer Suami

KERIDHAAN SUAMI  

Kita mengenal kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer itu adalah kebutuhan utama yang harus segera terpenuhi karena terkait dengan kelangsungan hidup manusia, seperti pangan (makanan), sandang (pakaian) dan papan (tempat tinggal). Kalo gak makan bisa mati dong. Kalo gak pake baju bisa kedinginan dan bisa disangka edan dan gak punya tempat tinggal bisa jadi gelandangan, hewan piaraan aja punya kandang. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang melengkapi kebutuhan primer, nanti bisa terpenuhi setelah kebutuhan primer dipenuhi lebih dulu.
Kalo fungsi primer suami adalah fungsi utama dalam rumah tangga. Simak percakapan yang menarik berikut ini.


Ada seorang ibu, gak tahan dengan suaminya dan mau cerai. Lalu dia diskusi panjang lebar dengan Uztaz Nasrullah....
+ Pak Nas, saya udah ga kuat sama suami saya. Saya mau cerai saja...
-: Emangnya suami ibu kenapa?
+ Ya suami saya udah gak punya kerja, dia jadi gak kreatif, gak bisa jadi panutan buat anak-anaknya. Ntar gimana nasib anak-anak saya kalau ayahnya kek begitu? Saya yang harus nyari nafkah dan nyari rezeki sampe capek dan dia malah nyantai aja di rumah. Suami macam apa tuh yang begitu?
-: Oh gitu, cuma itu aja masalahnya?
+ Sebenarnya banyak sih, tapi ya itu mungkin sebab yang paling utama.
-: Oooh... iya... mau tahu pendapat saya gak bu?
+ Iya, boleh deh pak Nas.
-: Gini... ibarat orang punya kulkas, tapi difungsikan untuk lemari pakaian, ya akhirnya gak bakal puas dengan produk kulkas tersebut. Sudahlah raknya terbatas, gak ada gantungan pakaiannya, gak ada lacinya, gak bisa dikunci, malah bisa-bisa boros listrik...
Nah... itulah kalau kita pakai produk gak sesuai fungsi. Sebagus apapun produknya kalau dipakai tidak sesuai peruntukannya ya gak akan puas.
+ Mmm... trus apa hubungannya sama suami saya? (Penasaran si ibunya)
-: Ya...hubungannya jelas bu. Ibu berharap banget suami ibu jalankan fungsi yang sekunder, bahkan tersier barangkali. Tapi fungsi primernya gak dipakai.
+ Saya gak minta banyak koq pak Nas. Saya cuma pengen dia nafkahi keluarga dengan baik. Saya cuma pengen dia jadi pemimpin dan contoh yang baik buat anak-anak.
-: Iya... ngerti bu, tapi itu mah cuma fungsi sampingan dari suami. Sayang atuh suami cuma diharapkan jadi begitu aja. Fungsi primernya yang paling utama malah gak ibu harapkan dan kejar.
+ mmm... emang suami punya fungsi primer?
-: Fungsi primer suami ibu itu adalah untuk jadi tameng bagi dosa-dosa ibu di neraka. 
Saat ibu dapat ridha dari suami, maka... semua dosa-dosa ibu langsung dimaafkan sama Allah atas keridhaan suami ibu.
Jadi, seorang suami duduk diem aja, itu sangat manfaat untuk ibu, tinggal ibu aja gunakan fungsinya dengan maksimal. Lakukan apapun yang terbaik yang ibu bisa lakukan untuk dapatkan ridha suami.
Dalam sebuah hadits shohih disebutkan “Seorang istri meninggal dunia dan suaminya ridho sepenuhnya kepadanya, maka langsung masuk surga
Selebihnya, itu cuma fungsi-fungsi sekunder dari suami. Kejar dulu yang utama ini.
Suami gak kerja ya gak apa-apa... yang penting sudah jadi suami ibu. Jangan lepaskan, jangan dicerai. Biarkan dia jadi tameng saja bagi neraka.
Kalau cerai, nanti ibu langsung berhadapan dengan api neraka. Dosa-dosa ibu gak ada yang menghapusnya, kecuali amalan ibu sangat spesial dan udah gak ada dosa sama sekali. Yakin gak ibu gak ada dosa?
Ibu tinggal cari ridhanya suami. Kalau memang ibu yang cari nafkah ya gak apa apa. Artinya rezeki rumah tangga diberi Allah lewat ibu. Semua harta yang ibu berikan ke anak dan rumah tangga itu semuanya terhitung sedekah yang sangat mulia. Jauh lebih mulia daripada sedekah ke anak yatim.
(baca : rumah tangga seret rezeki mungkin ini penyebabnya)

+ koq bisa lebih mulia dari anak yatim sih?
-: Ya, karena anak yatim ini bukan bagian dari hidup ibu. Memberikannya adalah sedekah yang hukumnya sunnah. Sementara suami, sudah terikat dengan akad nikah, sudah menjadi bagian dari ibu.
Silahkan dibagi sedekah untuk orang lain dengan sedekah untuk keluarga, tapi yang paling utama adalah untuk keluarga.
+ Tapi... kalau suami zalim gimana tuh? Bahkan KDRT ke keluarga?
-: ya gak apa apa juga... tetap pertahankan. Karena semua perbuatan zalim akan kembali kepada yang melakukannya. Suami akan menanggung akibat KDRT yang dilakukannya. Siksaan Allah sangat pedih bagi suami yang tega menyakiti keluarganya.
Sementara... Ibu fokus aja terus cari ridhanya suami.
Pernah dengar gak kisah-kisah orang zaman dulu? Istrinya Fir’aun masuk surga? Apa kurangnya coba Fir’aun melakukan KDRT? Bukan hanya kepada istrinya, Fir’aun bahkan tega membunuh bayi-bayi.
Ke istrinya Asiyah, Fir’aun menyiksanya dan bahkan membunuhnya. Doa terakhir Asiyah diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an.
Dia tidak meminta Fir’aun di adzab. Dia hanya meminta imbalan atas kesabarannya “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim” (Q. S. At Tahrim : 11)
(baca : menjadi pasangan yang sempurna)

+ Masya Allah... pak Nas... terima kasih atas diskusinya. Lalu apa yang harus saya lakukan?
-: ibu mau ikuti games dari saya?
+ Apa itu Pak Nas?
-: Lakukan ini selama 7 hari saja... setiap malam, tanyakan ke suami, “abang, berapa persen ridhanya abang sama aku hari ini?”
Kalau dia jawab 95%... jangan tidur. Lakukan apapun untuk membuatnya menjawab sampai 100%. Mungkin dipijitin, mungkin dibuatkan makanan, teh, hidangkan buah, apapun... sampai dia mau jawab 100%. Baru setelah dia jawab “Iya, aku ridho sama kamu 100%” nah silahkan tidur....
Lakukan selama 7 hari dan rasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang akan ibu dapatkan.
+ Siap pak Nas
-: Semoga Allah muliakan ibu dan suami.
+ Aaaamiin ya Rabb... makasih pak Nas...
*****
BARU 5 HARI BERLALU
Uztaz Nasrullah bertemu dengan ibu yang sama.
+ Pak Nas.... ya Allah... makasih banyak... saya ga tahu mau ngomong apa sama pak Nas... makasih sudah merubah hidup saya... hanya Allah yang bisa memuliakan pak Nas dan keluarga...
-: Alhamdulillah... gimana, gamesnya dijalankan?
+ Iya pak Nas... dan saya rasakan saya lebih bahagia sekarang. Ini suami juga sudah mulai inisiatif cari kerjaan... walaupun belum dapat, saya sudah cukup bahagia pak Nas, dia mau bantuin saya nganter ke mana-mana.... ya Allah... enak banget pak Nas...
-: Alhamdulillah...
+ Saya mau terusin gamesnya, ga 7 hari... mau selama-lamanya boleh pak Nas...?
-: Buoleh banget... lakukan sampai salah satu dari ibu atau suami, dijemput malaikat dengan husnul Khotimah...
+ Huhuhu... makasiiiiih pak Naas... (terharu)
-: Sama-sama.



Terserah para pembaca untuk mengambil hikmah dari percakapan di atas. Mungkin ada yang gak sepaham itu sah-sah saja. Yang ingin ditekankan oleh Uztaz Nas bahwa rumah tangga bahagia itu mudah, asal suami isteri saling memposisikan diri dengan benar, menjalankan fungsinya dengan benar. Tak ada lagi keegoan, aku atau kamu tapi yang ada adalah KITA yang saling bekerjasama menuju tujuan bersama, yaitu surganya Allah. Dan tulisan ini saya tutup dengan hadits yang menekankan bahwa jalan bagi wanita masuk surga itu mudah asal....shalat, puasa, menjaga diri serta TAAT pada SUAMI. Jadi suami adalah salah satu kunci masuk surga buat wanita.


Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Rezeki Gampang Terbuka dan Lancar Dengan Zikir Ini !