Terapi Masalah Rezeki
ARTIKEL KE 895
TERAPI BAGI YANG MEMILIKI MASALAH REZEKI
Tidak ada orang yang lepas dari masalah, karena masalah akan selalu ada selama kita hidup di dunia, yang mana semua masalah terjadi dengan izin Allah. Begitu juga dengan masalah rezeki.Yang jadi persoalan sebenarnya bukan masalahnya tapi bagaimana sikap yang benar dalam menghadapi masalah itu...
Problemnya sebenarnya bukanlah pada apa yang kita rasakan, tapi akibat dari masalah itu, yaitu karena ketidaksabaran, maka hilanglah 10 perkara yang seharusnya dimiliki, yaitu : pahala, terhapusnya dosa, keberkahan, rahmat, petunjuk, kebaikan, cinta Allah, selamat dari api neraka, masuk surga dan naiknya derajat di sisi Allah...
Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata :
"Aku tidak perduli masalah apa yang ada padaku, apakah itu aku senangi atau tidak, karena aku tidak tahu kebaikan itu ada pada yang aku sukai atau yang aku tidak sukai"
Oleh karena itu, bagi seseorang yang memiliki masalah rezeki, hendaknya ia memiliki sikap :
1. Beriman dan ridha kepada takdir Allah
Suka ataupun tidak, jika ketentuan itu adalah takdir Allah pasti akan terjadi. Alah menakdirkan kita di tahun ini kurang rezeki, sekalipun dapat dengan mudahnya habis dan tak bersisa. Itu adalah kenyataan yang harus kita terima. Menolak kenyataan dan komplen apalagi terus menerus bersedih dan menyesali diri tak akan merubah nasib dan mengembalikan rezeki yang menjauh tadi..
Sesungguhnya seandainya umat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu” (HR. Tirmidzi).
Silakan baca tulisan alasan mengapa bersikap ridha itu penting.
Yang paling penting adalah evaluasi diri, mengapa tahun ini sepertinya rezeki kurang berpihak pada kita? Apakah ada yang salah dalam cara kita berusaha mencari rezeki, apakah ibadah kita kurang, atau mungkin sedekahnya yang perlu ditingkatkan? Banyak alasan yang bisa jadi penyebabnya dari diri kita sendiri..
2. Tidak berputus asa dari rahmat Allah
Meskipun masalah itu demikian beratnya, kita tak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Ketahuilah bahwa Allah itu adalah Ar Razzaq, Sang Pembagi Rezeki yang tak akan ada habisnya. Jika saat ini kita ditakdirkan susah rezeki bisa saja esok hari rezeki mengalir bak air bah bahkan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Berputus asa berarti sama dengan meragukan kemampuan Allah memberi kita rezeki, yang bisa membuat kita mencari penolong-penolong lain layaknya dukun dan kyai sesat. Sebagaimana Allah mengingatkan dalam Surah Al Hijr ayat 56: " Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.
Apa mau termasuk dalam orang-orang yang sesat yang tidak meyakini bahwa pertolongan Allah akan datang jika kita sungguh-sungguh memintaNYA dan tak berprasangka buruk akan takdirNYA? Sungguh manusia termasuk kita-kita ini jarang sekali bersyukur, padahal rezeki itu Allah yang ngatur..
3. Tidak mengharapkan kematian.
Ada sebagian orang yang tak bisa lepas dari masalah rezeki, alih-alih mencari pertolongan Allah malah memilih untuk mengakhiri hidupnya. Karena masalah tak kunjung berhenti datangnya rasanya pengen mati saja. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Jika memang hendak berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, "Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku (H.R. Bukhari-Muslim).
Intinya adalah kematian itu adalah hak prerogatif Allah, tidak bisa kita minta menyegerakannya atau memperlambatnya, apalagi memutuskan untuk mengakhiri hidup. Masalah diberi untuk melatih ketahanan kita, sejauh mana kondisi tersebut membuat kita mendekat atau malah menjauhi Allah. Ada juga yang membunuh anak-anaknya karena takut tak bisa memberi makan kepada mereka. Dia lupa bahwa Allah lah yang memberi makan anak-anak itu dan mereka datang membawa rezekinya sendiri. Silakan baca artikel tentang itu di "Mengapa tega membuang bayimu?
4. Mengharap kepada Allah jalan keluar, serta yakin akan pertolongan dari-Nya.
Berharaplah bahwa setiap masalah yang beri pasti ada jalan keluarnya. Itu sebabnya Allah memberi kita otak untuk berpikir, berkreasi, tanpa lupa memohon petunjuk dan pertolonganNYA sebelum akhirnya tawakkal atas nasib diri. Tak ada yang susah bagi Allah, Dia Maha Kuasa dan gunung emas pun bisa Dia bawa ke pangkuan kita jika Dia menghendakinya dan kita dianggap pantas menerimanya. Cara keluar dari kemiskinan itu tidak instant tapi butuh proses. Hanya saja kita seringkali tidak sabar menjalani proses itu dan malah banyak protes pada Allah jika yang diterima tak sesuai harapan. Allah tahu apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Jadi, bisa saja sebenarnya pertolongan Allah datang tapi kita tak menyadarinya karena mata kita tertutup oleh sesuatu yang kita inginkan yang ternyata tak ditakdirkan menjadi milik kita. tak jarang karena keputus asaan akhirnya memilih jalan sesat dengan mencari pertolongan dukun, jin ataupun mahluk halus lainnya. Sungguh jalan ini bukan hanya akan menjauhkan rezeki tapi menjadikan kita musyrik yang dosanya tak terampunkan. Sebaiknya kita menjauhkan diri dari dukun dan tindakan yang menduakan Allah jika ingin selamat di dunia, lancar rezekinya dan selamat di akhirat.
5. Memperkuat kesabaran, sebab mengeluh dan menggerutu hanya menambah derita, bukan menghilangkan musibah dan masalah.
Sabar akan masalah yang dihadapi bukan berarti pasrah. Sabar di sini diartikan ikhlas menerima ketentuan yang ada sambil terus berusaha memperbaiki diri. Rezeki itu Allah yang atur dan jika ditakdirkan menjadi milik kita tak ada yang bisa menghalanginya. Hanya saja datangnya sesuai dengan ketentuan Allah. Bisa sebentar, esok, seminggu, atau setahun. Tak usah menunggu-nunggu yang sudah pasti akan datang, berusaha saja yang terbaik dan nikmati rezeki yang diberi hari ini. Banyak sedikit itu masalah perasaan saja, tergantung dari rasa syukurnya.
Mungkin merasa gajinya kecil di tempat kerja yang sekarang, terus menggerutu dan berniat pindah kerja. Padahal percaya atau tidak, dimanapun kamu bekerja, rezeki yang ditetapkan Allah untukmu tetap sama. Mau di kantor A yang gajinya kecil atau di kantor B yang gajinya lumayan. Karena rezeki bukan tergantung nominalnya tapi tergantung syukurnya. Jika bersyukur, nominal yang kecil pun jadi terasa banyak. Baca menyikapi rezeki yang kurang dan apa adanya.
Bagaimana caranya bersyukur? Memahami bahwa masalah rezeki yang menimpa tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan segala pemberian dan nikmat dari Allah, kemudian menghibur diri dengan melihat dan mengingat masalah orang lain yang ternyata lebih berat dari kita. Jangan lupa mengingat pahala yang besar di sisi Allah bagi orang yang sabar dan ridha serta tidak mengedepankan perasaan dan emosi, sehingga melakukan sesuatu yang lebih banyak mudharat daripada manfaatnya
Suka ataupun tidak, jika ketentuan itu adalah takdir Allah pasti akan terjadi. Alah menakdirkan kita di tahun ini kurang rezeki, sekalipun dapat dengan mudahnya habis dan tak bersisa. Itu adalah kenyataan yang harus kita terima. Menolak kenyataan dan komplen apalagi terus menerus bersedih dan menyesali diri tak akan merubah nasib dan mengembalikan rezeki yang menjauh tadi..
Sesungguhnya seandainya umat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu” (HR. Tirmidzi).
Silakan baca tulisan alasan mengapa bersikap ridha itu penting.
Yang paling penting adalah evaluasi diri, mengapa tahun ini sepertinya rezeki kurang berpihak pada kita? Apakah ada yang salah dalam cara kita berusaha mencari rezeki, apakah ibadah kita kurang, atau mungkin sedekahnya yang perlu ditingkatkan? Banyak alasan yang bisa jadi penyebabnya dari diri kita sendiri..
2. Tidak berputus asa dari rahmat Allah
Meskipun masalah itu demikian beratnya, kita tak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Ketahuilah bahwa Allah itu adalah Ar Razzaq, Sang Pembagi Rezeki yang tak akan ada habisnya. Jika saat ini kita ditakdirkan susah rezeki bisa saja esok hari rezeki mengalir bak air bah bahkan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Berputus asa berarti sama dengan meragukan kemampuan Allah memberi kita rezeki, yang bisa membuat kita mencari penolong-penolong lain layaknya dukun dan kyai sesat. Sebagaimana Allah mengingatkan dalam Surah Al Hijr ayat 56: " Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.
Apa mau termasuk dalam orang-orang yang sesat yang tidak meyakini bahwa pertolongan Allah akan datang jika kita sungguh-sungguh memintaNYA dan tak berprasangka buruk akan takdirNYA? Sungguh manusia termasuk kita-kita ini jarang sekali bersyukur, padahal rezeki itu Allah yang ngatur..
3. Tidak mengharapkan kematian.
Ada sebagian orang yang tak bisa lepas dari masalah rezeki, alih-alih mencari pertolongan Allah malah memilih untuk mengakhiri hidupnya. Karena masalah tak kunjung berhenti datangnya rasanya pengen mati saja. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Jika memang hendak berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, "Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku (H.R. Bukhari-Muslim).
Intinya adalah kematian itu adalah hak prerogatif Allah, tidak bisa kita minta menyegerakannya atau memperlambatnya, apalagi memutuskan untuk mengakhiri hidup. Masalah diberi untuk melatih ketahanan kita, sejauh mana kondisi tersebut membuat kita mendekat atau malah menjauhi Allah. Ada juga yang membunuh anak-anaknya karena takut tak bisa memberi makan kepada mereka. Dia lupa bahwa Allah lah yang memberi makan anak-anak itu dan mereka datang membawa rezekinya sendiri. Silakan baca artikel tentang itu di "Mengapa tega membuang bayimu?
4. Mengharap kepada Allah jalan keluar, serta yakin akan pertolongan dari-Nya.
Berharaplah bahwa setiap masalah yang beri pasti ada jalan keluarnya. Itu sebabnya Allah memberi kita otak untuk berpikir, berkreasi, tanpa lupa memohon petunjuk dan pertolonganNYA sebelum akhirnya tawakkal atas nasib diri. Tak ada yang susah bagi Allah, Dia Maha Kuasa dan gunung emas pun bisa Dia bawa ke pangkuan kita jika Dia menghendakinya dan kita dianggap pantas menerimanya. Cara keluar dari kemiskinan itu tidak instant tapi butuh proses. Hanya saja kita seringkali tidak sabar menjalani proses itu dan malah banyak protes pada Allah jika yang diterima tak sesuai harapan. Allah tahu apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Jadi, bisa saja sebenarnya pertolongan Allah datang tapi kita tak menyadarinya karena mata kita tertutup oleh sesuatu yang kita inginkan yang ternyata tak ditakdirkan menjadi milik kita. tak jarang karena keputus asaan akhirnya memilih jalan sesat dengan mencari pertolongan dukun, jin ataupun mahluk halus lainnya. Sungguh jalan ini bukan hanya akan menjauhkan rezeki tapi menjadikan kita musyrik yang dosanya tak terampunkan. Sebaiknya kita menjauhkan diri dari dukun dan tindakan yang menduakan Allah jika ingin selamat di dunia, lancar rezekinya dan selamat di akhirat.
5. Memperkuat kesabaran, sebab mengeluh dan menggerutu hanya menambah derita, bukan menghilangkan musibah dan masalah.
Sabar akan masalah yang dihadapi bukan berarti pasrah. Sabar di sini diartikan ikhlas menerima ketentuan yang ada sambil terus berusaha memperbaiki diri. Rezeki itu Allah yang atur dan jika ditakdirkan menjadi milik kita tak ada yang bisa menghalanginya. Hanya saja datangnya sesuai dengan ketentuan Allah. Bisa sebentar, esok, seminggu, atau setahun. Tak usah menunggu-nunggu yang sudah pasti akan datang, berusaha saja yang terbaik dan nikmati rezeki yang diberi hari ini. Banyak sedikit itu masalah perasaan saja, tergantung dari rasa syukurnya.
Mungkin merasa gajinya kecil di tempat kerja yang sekarang, terus menggerutu dan berniat pindah kerja. Padahal percaya atau tidak, dimanapun kamu bekerja, rezeki yang ditetapkan Allah untukmu tetap sama. Mau di kantor A yang gajinya kecil atau di kantor B yang gajinya lumayan. Karena rezeki bukan tergantung nominalnya tapi tergantung syukurnya. Jika bersyukur, nominal yang kecil pun jadi terasa banyak. Baca menyikapi rezeki yang kurang dan apa adanya.
Bagaimana caranya bersyukur? Memahami bahwa masalah rezeki yang menimpa tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan segala pemberian dan nikmat dari Allah, kemudian menghibur diri dengan melihat dan mengingat masalah orang lain yang ternyata lebih berat dari kita. Jangan lupa mengingat pahala yang besar di sisi Allah bagi orang yang sabar dan ridha serta tidak mengedepankan perasaan dan emosi, sehingga melakukan sesuatu yang lebih banyak mudharat daripada manfaatnya
Pahami bahwa bisa jadi dengan masalah seperti itu lebih baik untuknya dalam penilaian Allah daripada tanpa adanya masalah. Ingatlah selalu bahwa hidup itu butuh masalah..
Dan "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..."
(QS. Ath-Thalaq [65]: 2-3).
Dan "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..."
(QS. Ath-Thalaq [65]: 2-3).
"Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya"
(QS. Ath-Thalaq [65]: 4).
Wallahu alam..
(QS. Ath-Thalaq [65]: 4).
Wallahu alam..
copas teroz
ReplyDelete