Rezekimu Allah yang Atur, Jangan Berprasangka Buruk PadaNya
Mengapa Rezeki menjauh?
- Dalam artikel 6 alasan mengapa rezekimu jauh, telah dijelaskan bahwa salah satu penyebab rezeki menjauh adalah akibat terlalu banyak prasangka, apalagi prasangka pada Allah yang memberi kita rezeki. Allah memperingatkan kita dalam Surah Al Hujurat ayat 12 untuk menjauhi prasangka. Bahkan prasangka pada manusia saja tidak boleh apalagi pada Tuhannya manusia!
- Semua yang terjadi dalam hidup kita ada alasannya yang kadang kita tak pernah tahu, tapi Allah Maha Tahu. Berbaik sangkalah pada Allah maka rezeki akan menghampiri. Mungkin kisah pedagang tahu di bawah ini bisa menjadi pelajaran buat kita.
Pedagang tahu yang berprasangka pada Allah.
- Dikisahkan ada seorang pedagang tahu yang setiap hari menjual dagangannya ke pasar. Untuk membawa dagangannya biasanya dia melewati pematang sawah sebelum tiba di jalan raya untuk menumpang angkot langganannya tujuan pasar.
- Pedagang tahu itu orang yang beriman yang mengiringi usahanya dengan doa. Setiap pagi sebelum mulai berdagang ia tak pernah lupa berdoa kepada Allah agar dagangannya laris manis hari itu. Terbukti memang dagangannya selalu habis diserbu pembeli. Setiap hari dia pulang membawa rezeki yang cukup untuk keluarganya.
- Pada suatu hari seperti biasanya ia mempersiapkan dagangannya untuk dijual ke pasar. Sebelum jalan ia berdoa dulu agar hari itu diberi rezeki untuk makan keluarganya dan tahunya bisa laris manis seperti hari-hari sebelumnya. Tapi ternyata dalam perjalanan menuju jalan raya tidak semulus biasanya. Ia terpeleset di pematang sawah yang licin, mungkin sisa-sisa hujan semalam. Semua tahu dagangannya yang rencananya akan dijual tumpah di pematang menjadi rusak karena terkena lumpur.
- Dengan penuh perasaan mendongkol sang pedagang tahu bangkit dan protes pada Allah mengapa harus diberi musibah seperti ini? Bukankah setiap hari dia sudah berdoa padaNya. Mengapa hari ini Dia seolah tak mendengar doanya?
- Akhirnya dikumpulkannya semua tahu yang rusak itu, dimasukkan kembali dalam ember dan berjalan pulang. Dia memutuskan tak jadi ke pasar hari itu karena tak ada tahu yang bisa dijual. Dia putus asa dan mulai berprasangka buruk pada Allah. Dia mulai mempertanyakan dosa apa yang diperbuatnya sehingga Allah tak berkenan memberi rezeki padanya hari ini. Keluarganya mau makan apa? Dia tak punya simpanan duit, karena setiap hari rezeki yang dibawa pulang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya hari itu.
- Singkat cerita dia tiba di rumah disambut dengan tatapan heran keluarganya. Dengan terbata-bata dia menjelaskan apa yang terjadi dengan tahu dagangannya dan meminta agar keluarganya bersabar jika hari ini tak bisa makan dengan layak karena dia tak dapat rezeki.
- Belum lama duduk dia diberitahu oleh tetangganya kalau angkot yang biasa ditumpanginya, angkot langganan yang setia mengantarnya ke pasar setiap hari ternyata tergelincir masuk jurang. Memang semalam hujan mengguyur cukup deras. Dan matanya terbelalak begitu mendengar kabar jika semua penumpang termasuk sopirnya ditemukan tak bernyawa di dasar jurang.
- Akhirnya dia tersungkur bersyukur dan memohon atas kekhilafannya berprasangka buruk pada Allah. Andaikan dia tak tergelincir di pematang sawah dan semua tahunya rusak pasti dia akan jadi penumpang angkot naas itu dan bisa jadi juga dia tewas bersama penumpang lainnya.
- Keajaiban yang dia rasakan berikutnya adalah kedatangan seorang peternak bebek yang mencari tahu untuk makanan bebeknya. Anehnya dia tak mencari tahu yang bagus tapi tahu yang rusak karena memang untuk dicampur dengan pakan bebek. Akhirnya tahu rusak yang hampir dibuangnya ternyata habis diborong sang peternak bebek dan dia mendapat rezeki untuk makan keluarganya hari itu.
KESIMPULAN.
- Apa yang didapat dari kisah pedagang tahu ini?
- Rezeki Allah yang ngatur. Kalau memang rezeki akan datang padanya tak ada yang bisa menghalanginya. Meskipun jalannya berliku dan berputar-putar termasuk pake kepleset di sawah.
- Rezeki didapat dari Allah bukan dari bekerja. Ini kesalahan orang awam yang berpikir bahwa kerja itu pasti dapat rezeki. Buktinya pedagang tahu bukannya mendapat rezeki dari jualan tahu di pasar seperti biasanya, tapi rezekinya dia peroleh dari jualan tahu rusak di rumahnya.
- Rezeki akan datang pada waktunya. Kita tidak bisa mensegerakan atau melambatkan rezeki, karena Allah tahu kapan waktu yang tepat memberikan rezeki kita. Jika Dia sudah menentukan bahwa rezeki kita akan datang di sore hari maka itulah yang terjadi, meskipun kita berharap rezekinya datang di waktu pagi.
- Allah selalu memberi yang lebih baik. Kadang kita meminta agar diberi rezeki sejumlah tertentu tapi yang diberi bisa saja kurang tapi itu yang terbaik. Seperti yang dialami oleh pedagang tahu di atas. Rezekinya bisa jadi tak sebanyak saat dia menjual tahu baik dan tahu rusak tapi nyawanya selamat. Siapa yang bisa menghitung berapa harga nyawa?
- Jadi jangan pernah berprasangka buruk pada Allah..karena Allah tahu apa yang terbaik buat kita.
Wallahu alam..
Comments
Post a Comment