Ketuklah Pintu Langit Dengan Doa

Kisah ini adalah refleksi bagi diri saya sendiri selepas berpulangnya ayanda tercinta tanggal 3 September 2017 kemarin. Saya ingin sekali mengamalkannya dan berharap ada keajaiban tapi Allah berkehendak lain. Bukankah gak semua yang kita inginkan itu kita dapatkan? Karena Allah tahu apa yang terbaik buat kita. Tapi keajaiban itu ada dan kekuatan doa itu dhasyat banget. Mungkin sesuatu yang kita inginkan gak kejadian, gak berubah tapi percayalah itu mengubah jiwa kita. Saya tuliskan lagi di sini agar menjadi inspirasi dan motivasi kita menjalani hidup.
Al fathihah selalu untuk ayahanda tercinta A, Sirajuddin

Seorang istri menceritakan kisah suaminya.
Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Ia menikahiku dan aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi.
Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suami seperti ini. Kamipun dikaruniai seorang putri lalu suamiku pindah kerja di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu.

Pada suatu hari di bulan ramadhan ia mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh, mobilnya terbalik._
Ia dibawa ke rumah Sakit dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami bahwa ia mengalami kelumpuhan otak. Sekitar 95 persen organ otaknya telah rusak.
Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya sudah lanjut usia.
Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya._
Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…_
Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali._
Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya._
Yang berfatwa demikian sebagian syekh, aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak anjuran tersebut._
Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki.
Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah putri kecilku.
Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10 tahun.
Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.

Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya, demikian juga kakeknya.
Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari putriku (19 tahun) berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku..._
Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya.
Putriku bercerita : Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur.
Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-.
Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku;
*"Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini??"
Akupun bangun… seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata

Aku berkata dalam do'aku,_
*"Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…*_
*Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung)..,*_
*Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…,*_
*Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…,*_
*Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…,*_
*Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…,*_
Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…,
*ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…,*_
kami beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…
*Ya Allah…,*_
*Sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayang Mu..,*_
Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…
*Yang telah menyelamatkan Nabi Yunus dari perut ikan paus,*_
*Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim...*_
*Sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…*
*Ya Allah…*_
*Sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…*_
*Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"*_
Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh.
Tiba-tiba ada suara lirih menyeru..,_ _"Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?"._
Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun.
Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…
Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…,
sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar.
Ia berkata, "Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!".
Maka aku berkata kepadanya,
"Aku ini putrimu Asmaa'".
Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter. Mereka pun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan._
Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- :
"Subhaanallahu…".
Dokter yang lain dari Mesir berkata:_
"Maha suci Allah Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering…".
Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…
dan berkata; 
Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…demi Allah tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku berniat melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi mengerjakan sholat duha atau tidak..??"
Sang istri berkata :
Maka suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasanya, sementara usianya hampir 46 tahun.
Lalu setelah itu kami pun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua.
Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…,
Yang telah menjaga putrinya…,
Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…_
meskipun ia dalam keadaan koma…


Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan doa…,
sesungguhnya tidak ada yang menolak qadha' kecuali doa…



Barangsiapa yang menjaga syari'at Allah maka Allah akan menjaganya.
Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua
dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu… di tangan Nya lah segala takdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur…
Ini adalah kisahku sebagai 'ibrah (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…
Maka ketuklah pintu langit dengan doa, dan yakinlah dengan pengabulan Allah…._
Hiaslah doamu dengan berhusnudzan (berprasangka baik) kepada Allah Yang Maha Suci dan Maha Mengabulkan doa.
Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dari Nya…

Wallahu alam..

Comments

  1. salam puan.. saya sedang mencari2 artikel ttg rezeki dan akhirnya karya puan singgah di wall saya.. takziah di atas kepulangan ayahanda tercinta, mudah2an dalam perlindungan dan rahmat Allah sentiasa..
    .
    saya ada hal yg ingin dibicarakan bersama puan secara personal.. kalau boleh saya dapatkan no puan atau boleh di hantar kepada email saya silver_cardberi@yahoo.com..
    mudah2an dipermudahkan urusan kita berdua

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?