Posts

Showing posts with the label cerita

Kebanyakan Kita Gak Peduli Sumber Rezeki Kita.

Image
Nebar uang. Konon kemarin saat hari terakhir ramadhan ini ada orang yang nebar uang dengan cueknya. Lembaran lembaran rupiah pecahan 20 ribu, 50 ribu bahkan 100 ribu, melayang dengan mesranya di udara. Hal itu memancing orang di sekitarnya buat menghentikan aktivitas dan mulai ngejar ngejar atau mungut uang tersebut. Yang naik kendaraan pun serta merta menghentikan kendaraannya dan ikut berburu uang. Hingga memacetkan jalan raya sampai berpuluh puluh kilo. Kemacetan bukan disebabkan arus mudik tapi oleh dermawan yang nebar uang. Meski banyak yang penasaran, siapa gerangan pelaku penyebar uang itu tapi itu gak lebih penting lagi, yang penting adalah ngejar ngejar uang sampe dapat. Kapan lagi ada orang khilaf yang bagi bagi duit gratis, kan? Ini peristiwa langka yang perlu dimanfaatkan sesegera mungkin. Persoalan siapa manusia yang demikian baik hatinya, menjadi gak penting lagi. Nebar kerikil. Andai kan suatu ketika orang tersebut datang lagi, tapi kali ini bukan uang

KAYA, Bukanlah Satu-satunya Pembenaran.

Image
Muslim itu wajib kaya. Betul, di bagian lain dari blog ini admin memang menulis bahwa muslim itu wajib kaya.  Karena muslim yang kaya dan saleh memiliki manfaat yang jauh lebih banyak dibanding muslim yang saleh tapi kere. Karena kaya itu pilihan, maka pilihlah untuk kaya . Kekayaan jika disalurkan dengan benar akan memberi efek yang besar bagi kemanusiaan. Bagaimana memberdayakan fakir miskin, anak yatim dan orang terlantar yang sebenarnya berdasarkan UUD 45 harus dilakukan oleh negara. Tapi karena terlalu repotnya para pemimpin negeri ini mengurus urusan yang "lebih penting" membuat mereka terpinggirkan. Kekayaan bisa menolong yang lemah, menolong memberdayakan mereka. Bukan hanya sekedar memberi sedekah setahun sekali di momen puasa atau menjelang lebaran seperti sekarang ini. Dengan cara-cara yang kurang patut, yaitu menjejerkan mereka, mempertontonkan mereka di depan orang lain (termasuk umat agama lain) untuk diberi sekedar uang Rp. 20.000 per orang. Tak pedu

Pelajaran Penting Dari Kemiskinan.

Image
Susah rezeki dan miskin bukan akhir dari segalanya. Mengapa mesti sedih dan merasa terpuruk saat kondisi sulit, rezeki terasa jauh dan enggan mendekati hidup kita, keuangan menipis, kondisi ekonomi menyulitkan kita untuk bertahan. Mengutuk kehidupan yang dianggap tak bisa berdamai dengan hidup kita tak akan menyelesaikan masalah. Bunuh diri juga bukan solusi. Memprotes Allah juga bukan sikap yang bijak.  Sikap terbaik yang bisa kita lakukan saat hidup didera kesulitan, suah rezeki dan miskin adalah pertama, menerimanya, selanjutnya mencari solusinya dan yang paling penting mendapat pelajaran dari kondisi sulit itu. Hidup yang sukses bukan hidup yang tak pernah susah, tapi kesusahan itu tak menghalanginya untuk terus maju. Apa yang bisa dipelajari dari seseorang dari kemiskinan? (1) Siapapun bisa miskin. Kalau kita mengambil keputusan yang salah dan harus kehilangan semua harta, itulah kenyataan yang pahit yang harus kita terima. Siapapun bisa melakukan kesalahan dan b

Renungan Rezeki Yang HARUS dibaca !

Image
Tak ada yang kupunya... Tulisan ini terinspirasi oleh sebuah puisi yang dikirim suami saya ke salah satu akun medsos saya untuk menjadi bahan renungan. Saya pikir puisi ini sangat mengena dan bisa jadi renungan kita bersama, para pembaca blog lancarrezeki.blogspot.com  ini. Intinya untuk membuat kita memikirkan kembali tujuan hidup di dunia ini, tentu saja terkait dengan rezeki, sebagai tema utama dalam blog ini. Rezeki yang seringkali kita defenisikan hanya sebagai uang dan harta benda. Pernahkah anda bertanya, harta benda yang kita usahakan, mobil, rumah, perhiasan, tanah berhektar-hektar, anak keturunan bahkan jiwa kita, apakah semua itu milik kita? Mungkin anda akan menjawab, YA, tentu saja. Mobil adalah milik saya, dalam BPKB dan STNKnya tertulis nama saya. Demikian juga dengan rumah dan tanah, di sertifikatnya tertera nama saya. Perhiasan, jelas-jelas dibeli dengan uang saya. Anak-anak yang lahir dari benih dan rahim saya adalah milik saya, di akte kelahiran mereka ter

Rezeki Bukan Dari Hasil Bekerja !

Image
Salah Pemahaman Selama ini kita salah pemahaman, kita memaknai rezeki sebagai hasil dari bekerja, hasil kerja keras kita, hasil kita banting tulang, peras keringat. Itu sebabnya kita berlomba-lomba mencari pekerjaan, lomba-lomba buka usaha, lomba-lomba menghabiskan sebagian besar waktu dan umur produktif kita hanya untuk menyibukkan diri mencari rezeki Ilahi. Padahal rezeki itu dari Allah bukan dari hasil kita bekerja. Bekerja itu hanya ikhtiar, proses mendapatkan rezeki, tapi dapat atau tidaknya, tetap Allah yang tentukan.  Maka tak heran kadang kita sudah bekerja keras tapi malah tak mendapatkan hasil yang sesuai harapan, tak dapat rezeki, kita bilang. Kita sudah melakukan analisa kelayakan usaha tapi di lapangan toh usaha kita malah merugi. Melakukan kerjasama dengan pihak yang terpercaya, malah uang kita dibawa kabur. Bukan untung yang didapat tapi buntung ! Bolehkah tidak bekerja? Kalau rezeki itu adalah urusanNya jadi boleh dong kita leha-leha tinggal menunggu jatuh

Betulkah Sial Bisa Dibuang?

Image
Mengapa hidupku tak kunjung beruntung? Mungkin ada diantara anda yang merasa hidup tak pernah berpihak padanya. Rezekinya mampet, anak sakit, di PHK dari pekerjaan, mobil dan rumah disita bank, utang menumpuk tak kunjung bisa bayar. Kayaknya kesialan datang beruntun, belum selesai masalah yang satu datang lagi masalah lain yang jauh lebih berat. Nasib-nasib...!! Banyak orang yang kebingungan, galau dan tak tahu harus berbuat apa karena merasa hidupnya memang ditakdirkan sial dan apapun yang dilakukannya pasti ujung-ujungnya gagal. Lalu ada yang menyuruh ikhtiar, gak tanggung-tanggung ikhtiarnya namanya buang sial. Lho emangnya sial itu sampah kok pake' di buang sih? Tapi iya juga kali' ya..kok nyatanya hidupku sial melulu, memang mungkin sial lagi ngendon dalam badan dan harus dilakukan upaya tertentu yang judulnya buang sial. Gimana caranya ya.. kudu ruwatan (upacara membuang sial), ada yang suruh mandi kembang tujuh rupa dan air dari tujuh telaga, belum lagi yang suruh g

Rezeki di Langit Bukan di Bumi

Image
Kita sudah lama salah kaprah. Di artikel dimanakah rezeki itu berada kita sudah memahami bahwa rezeki itu di tangan Allah. Dialah yang membagi rezeki. Dan Dia Maha Adil, tak ada yang tak diberiNya . Semua dapat, tanpa terkecuali, pas sejumlah kebutuhannya dan pas sesuai yang pantas diterimanya .  Banyak yang menyangka bahwa adil itu memberi sama rata pada setiap orang, yang benar bahwa adil itu memberi sesuai kebutuhan dan kepantasan. Memberi selimut pada orang yang kedinginan itu lebih adil dibanding memberi selimut pada semua orang yang belum tentu membutuhkan selimut.  Memberi uang jajan 1 juta rupiah pada balita itu tak pantas karena tingkatan umurnya dan kemampuan mengelola uang tersebut belum ada. Beda jika uang tersebut diberikan pada pengusaha kecil usia dewasa yang butuh modal untuk mengembangkan usahanya. Dari segi kebutuhan dan kepantasan dia memenuhinya. Rezeki ada di langit dan bukan di bumi. Jadi jika kita berjuang keras setiap hari, katanya mencari

Tak Mati Kita Sebelum Rezeki Habis Diterima

Image
Abu Umamah meriwayatan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril as.) mewahyukan kepadaku, bahwa seorang manusia tak akan mati kecuali setelah ajalnya sempurna dan rezekinya terpenuhi, maka bertakwalah kepada Allah dan baguskanlah dalam mencari rezeki. Dan janganlah menyebabkan tertahannya rezeki karena kemaksiatan yang kalian kerjakan. Karena seseorang tidak akan memperoleh rezeki kecuali dengan ketaatan kepadaNya." 3 hal yang bisa dipahami dari hadis ini :  PERTAMA Seseorang tak akan mati sebelum seluruh jatah rezekinya habis. Dari hadits di atas kita bisa memahami bahwa jatah hidup seseorang akan berakhir jika ajalnya telah tiba dan rezeki yang sudah ditetapkan baginya juga habis, telah diterima semuanya. Apa yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk diterimanya, akan diterima seluruhnya, dan kalau sudah diterima seluruhnya, baru dia"diperbolehkan" untuk mati. Jadi tak ada istilah "umur berlanjut rezeki terputus&q

Renungan Rezeki : Manusia dan Botol

Image
Kita suka terperangkap dengan tampilan / kulit luarnya. Kita semua yang hidup di dunia ini setiap hari bersibuk-sibuk mencari rezeki Ilahi agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Ada yang dikaruniai rezeki banyak kemudian menumpuk kekayaannya dan dikenal sebagai orang kaya. Tidak sedikit mereka yang kaya ini lupa diri dna jadi sombong, seolah-olah semua rezeki yang diterimanya adalah hasil usahanya sendiri tanpa campur tangan Allah. Ada perlakuan yang beda di masyarakat terhadap seseorang, sesuai status sosialnya. Kalau dia kaya, banyak duit, orang terpandang, tokoh masyarakat, pejabat, politisi selalu diperlakukan lebih "layak" dibanding mereka yang duitnya kurang, miskin, orang biasa saja, tak makan sekolahan atau golongan pesuruh, buruh, pekerja kasar. Mengapa bisa begitu? Kita semua sudah tertipu dengan tampilan alias casing dari seseorang. Tampak luar jadi begitu menentukan sikap kita terhadap seseorang. Jika seseorang datang menemui kita dengan tampang lusuh, pakaian

Rezeki, Antara Takdir dan Ikhtiar.

Image
Apakah Rezeki kita Takdir Ilahi? Jika pengertian takdir adalah segala ketentuan Allah pada kita, maka jawabannya YA. Dengan demikian kewajiban kita adalah menerima segala ketentuan Allah itu dengan ikhlas. Rezeki akan diberi Allah pada apa yang kita lakukan maupun tidak kita lakukan. Ada seseorang yang menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Allah, termasuk kebutuhan hidupnya dan masalahnya. Katakanlah dia berutang dalam jumlah yang cukup besar tapi tak sanggup membayarnya. Dia tak punya cara untuk berikhtiar lagi karena semuanya sudah dicoba dan hasilnya nihil, dia hanya bisa berdoa dan berserah diri atas masalah tersebut. Dia merasa menemukan jalan buntu yang tak ada penyelesaiannya, sementara waktunya tinggal beberapa jam lagi. Yang terjadi kemudian adalah rezeki untuk memenuhi kebutuhan itu datang persis seperti jumlah yang diminta dan sebesar yang dibutuhkan. Allah selalu menepati janjiNya. Allah Maha Menepati janji. Ketika Dia berjanji akan memberi rezeki pada umatn

Apa Itu Galau Berkelas?

Image
Hari gini masih galau??? Sekarang adalah abad kegalauan. Manusia abad ini adalah manusia tergalau yang pernah ada. Rezeki kurang, galau. Jodoh gak ketemu, galau, harga-harga naik, galau, BBM langka, galau. Apa aja digalauin.. Seolah hidup gak lengkap kalo sehari aja gak galau. Naksir sama seseorang tapi dianya gak peka, padahal udah dikasi tanda-tanda, galau lagi. Pengen beli smartphone canggih, tapi isi dompet gak mendukung, galau again . Ini galau khas muda-mudi. Kok yang begini digalauin, emang gak bisa ya galau yang berkelas? Emang ada galau berkelas? Galau berkelas itu, syaratnya boleh galau tapi jangan sembarang galau. Galau yang bermakna..!!! Hah.. apa lagi ini..??? Galau Berkelas itu... GALAU URUSAN AKHIRAT , Galau berkelas itu bukan galau urusan dunia tapi galaulah urusan akhirat. Seorang sahabat Rasulullah bernama Ka'ab Bin Malik yang harus galau sampai 50 hari 50 malam mikirin dosanya. Kenapa beliau galau? Karena beliau saat itu gak ikut jihad dalam peper