Sudah Sedekah Tapi Rezeki Masih Macet. Mengapa?
Lancar rezeki dengan sedekah.
- Dalam teori bantu membantu untuk memperlancar rezeki disebutkan bahwa sedekah bisa memperlancar rezeki yang tadinya seret atau susah. Bukankah Allah menjanjikan balasan sampai 700 kali bagi mereka yang suka bersedekah.
- Intinya ayat ini menggambarkan bagaimana Allah mengumpamakan mereka yang suka bersedekah dengan sebutir benih yang berkembang menjadi 700 biji. Jika dia menyedekahkan miliknya 1 maka akan beroleh balasan berlipat ganda sampai 700 kali lipat.
- Karena itu mulailah orang berlomba-lomba untuk bersedekah, dengan harapan rezekinya bakal membaik. Tapi kenyataan tidak selalu sesuai harapan. Banyak orang yang bersedekah secara rutin tapi rezekinya tak kunjung membaik. Ada apa gerangan? Apa ada yang salah?
Mengapa rezeki tak kunjung lancar padahal sudah sedekah?
(1) Niatnya kurang tepat.
- Niat melakukan sedekah agar rezekinya banyak. Dia menunggu setiap hari datangnya balasan Allah. Pikirnya cukup bersedekah saja, tak perlu kerja, tunggu aja balasan dari Allah. Pikiran seperti ini adalah pikiran yang tak benar. Berniat lah melakukan sedekah karena hati anda tergerak dan bahagia karenanya, bukan karena anda ingin balasan Allah. Itu namanya sedekah pamrih, sedekah yang gak ikhlas, sedekah karena kepaksa.
- Niat melakukan sedekah agar dibilang dermawan, gak pelit, baik hati dan tidak sombong. Ini sedekah, niatnya bukan karena Allah tapi karena mengharap pujian manusia.
- Niat melakukan sedekah karena ingin mendapat balasan dari orang yang diberinya, minimal dapat ucapan terima kasih. Jika orang tersebut tidak membalasnya bahkan lupa mengucapkan terima kasih maka dia bisa marah sekali dan menganggap orang yang diberinya tak tahu terima kasih.
(2) Tidak mendapat kepuasan setelah sedekah.
- Niat utamanya ingin membantu melepaskan seseorang dari kemiskinan. Akhirnya orang tersebut disedekahi tapi ternyata uang hasil sedekahnya bukannya dipake buat modal tapi dipake untuk membeli togel, miras atau bermain perempuan. Sehingga uang sedekahnya dia rasakan percuma dan tak memberinya rasa puas dalam hati.
- Selalu ada perasaan menyesal karena memberikan sedekah. Berharap tidak memberi sedekah dan bahwa uang itu bisa dipakai untuk yang lain.
(3) Sedekahnya salah sasaran.
- Dia memberikan sedekah pada orang yang salah. Dikiranya uang yang diberinya pada seorang pengemis buta, pengemis buntung, orang miskin yang banyak anak, ternyata dia tertipu. Pengemis itu tidak buta dan buntung, serta anak yang dikiranya anak pengemis itu ternyata anak orang lain yang diakuinya sebagai anak hanya untuk mendapat sedekah darinya.
- Akhirnya setelah tahu kalau dirinya ditipu mulailah mencak-mencak dan menyumpahi kebodohan dirinya dan menyumpahi semua pengemis yang ada di jalanan.
(4) Mengungkit-ungkit sedekahnya.
- Jika telah memberikan sedekah pada seseorang atau pada kelompok tertentu, dia selalu menyebut-nyebut sedekahnya, mengungkit-ngungkitnya dengan tujuan agar orang yang diberi selalu ingat akan kebaikannya dan tahu membalas budi.
- Jika si penerima melupakannya dia akan marah besar dan menganggapnya tak tahu diri.
(5) Meminta kembali apa yang telah disedekahkannya.
- Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu ketika Umar bin Khattab bersedekah seekor kuda yang bagus kepada seseorang, tapi ternyata orang tersebut menyia-nyiakan kuda tersebut. Umar berpikir jangan sampai kuda tersebut akan dijual murah dan dia akan membeli kuda itu kembali. Kemudian beliau datang untuk meminta nasehat kepada Rasulullah SAW tentang niatnya hendak menarik kembali kuda itu atau membelinya. Tapi apa kata Rasulullah?
- Rasulullah melarang kita untuk meminta kembali atau membeli apa yang telah kita sedekahkan. Kalo sudah ngasi orang gak usah dipikir lagi, tanggung jawab pemanfaatan barang itu sudah berpindah pada orang yang disedekahi.
(6) Menyakiti hati si penerima.
- Kalau ada yang meminta sedekah, kita memang memberinya tapi cara kita memberi menyakiti hati si penerima. Uang sedekah kita lempar, sehingga si peminta harus merangkak untuk memungutnya. Melemparkan uang sedekah itu ke mukanya. Atau menyuruh si penerima untuk mengingat-ingat apa yang telah kita sedekahkan dan memintanya untuk mengucapkan terima kasih atas kebaikan kita. Masih ingat dengan orang kaya yang bersedekah dengan membariskan orang miskin di halaman rumahnya, sampai mereka harus berdesak-desakan lemas karena rebutan uang Rp.20.000 dari si kaya?
- Sedekah memang kita lakukan tapi pahala sedekah kita jadi rusak karena kita menyakiti hati penerima sedekah. Seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah ayat 264 berikut ini :
(7) Bersedekah dengan barang yang tak layak.
- Kita bersedekah dengan baju yang sobek, kotor dan tak layak pakai. Kita memberi uang sedekah sebesar 100 rupiah yang nilainya tidak cukup, bahkan untuk membeli sebutir permen. Kita bersedekah dengan barang berbahaya seperti narkoba, rokok, senjata pembunuh, kupon togel.
- Niat kita untuk bersedekah itu bagus tapi nilainya jadi merosot karena barang yang kita sedekahkan tidak dapat dimanfaatkan atau kalau digunakan memberi mudharat bagi penerimanya.
- Itulah 7 alasan mengapa sedekah bukannya memperlancar jalan rezeki kita, tapi malah tambah memacetkannya. Waspadai niat kita. Kebaikan yang kita lakukan akan memberi efek jika dilakukan dengan benar. Termasuk sedekah. Periksa apakah anda termasuk dermawan dengan 7 ciri di atas? Jika YA, perbaiki diri, perbaiki yang salah dan teruslah berbuat baik.
Wallahu alam....
Masya Allah
ReplyDeleteIya mbak..semoga bisa jadi pelajaran...
Delete