Allah Menguji Dengan Rezeki (Harta)

MISTERI DARI UJIAN ALLAH  

Ujian itu misteri, karena banyak orang yang gak tau rahasia apa yang ada di balik ujian yang menimpanya. Tulisan ini berkaitan dengan misteri rezeki sebagai ujian bagi kita.



1. UJIAN TANDA ALLAH MENYENANGI KITA

Banyak orang yang maunya dapat rezeki / kesenangan tapi ogah dapat ujian / kesulitan. Setiap hari kita minta doa agar dimudahkan rezeki tapi gak ada yang pernah berdoa agar diuji kan? Tapi kita semua pengen disenangi Allah. Tau gak kriteria manusia yang disenangi Allah?

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, :

"Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan, sesungguhnya Allah Azza wajalla, bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya. Dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi).

Jadi kalo hidup kita berhiaskan ujian jangan keburu mengeluh, itu tandanya Allah lagi sayang ama kita. Dia pengen tau sejauhmana kita bisa menyikapi ujian itu? Apakah tetap mengandalkanNya atau malah mengandalkan mahlukNya?
Tapi tau gak sih kalo Allah ngasi kita rezeki berupa harta, kita juga akan diuji dengan harta itu sebagaimana firmanNya berikut ini :



Allah pengen tau sejauhmana kita bisa memanfaatkan harta / rezeki itu dengan baik. Banyak orang yang bisa lulus dari ujian kemiskinan tapi gak semua orang lulus dengan ujian kekayaan. Rezeki atau harta itu sebenarnya gak penting,  tergantung manusia yang memilikinya. Karena yang paling penting adalah pemanfaatannya. Apakah dimanfaatkan untuk mencari keridhaan Allah atau malah dipake maksiat. Disinilah letak ujiannya. Kita lupa bahwa harta itu titipan Allah pada kita dan sebagai orang yang dititipi kita harusnya memanfaatkan harta itu agar memberikan faedah dan yang Menitip juga senang.

2. UJIAN SESUAI KADAR KEIMANAN

Bicara soal ujian, 
"Sa'ad bin Abi Waqqash berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?"*
Nabi shalallahu alaihi wa sallam menjawab: Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka, SESEORANG DIUJI MENURUT KADAR AGAMANYA, Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus SEHINGGA IA BERJALAN DI MUKA BUMI BERSIH DARI DOSA(HR. Bukhari).

Jadi kadar ujiannya sesuai dengan kadar keimanan kita. Makin bagus imannya makin berat pula ujiannya. Wajarlah jika para nabi dan rasul ujiannya berat-berat. Jadi kalo Allah gak ngasi kita ujian harusnya was-was dong, apa karena kadar keimanan kita yang rendah sekali? Coba introspeksi diri. Mungkin saja kita kerjanya maksiat terus? Rezeki yang dianugerahkan Allah malah kita pake untuk membangkang perintahNya?

Banyak sedikitnya rezeki itu ujian buat kita, sejauh mana kita bisa mensyukuri pemberianNya. Makin bersyukur bukankah rezekinya makin ditambah? Ini Allah yang janji lho !


Bagi mereka yang imannya kuat, banyak sedikit jumlah rezekinya gak ngefek, tetap aja disyukuri. Karena dalam hatinya udah ada Allah, karena yakin bahwa Allah gak akan menzalimi hambaNya, yakin bahwa rezeki udah diaturNya, percaya pada rencanaNya  dan fokus menjadi manusia terbaik di bumi ini. (baca : ini dia jamu tolak miskin)


3. ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN 

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya MAKA DIA DIUJI (dicoba dengan suatu musibah)

(HR. Bukhari)

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga, Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka ALLAH MENGUJI & MENCOBANYA AGAR DIA MENCAPAI DERAJAT ITU,*

(HR. Ath-Thabrani)

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Apabila Allah menyenangi hamba maka DIA DIUJI AGAR ALLAH MENDENGAR PERMOHONANNYA (kerendahan dirinya).*

(HR. Al-Baihaqi)

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, firman Allah azza wa jalla, "Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka AKU GANTI KEDUA MATANYA DENGAN SURGA,*

(HR. Ahmad).
(baca: menyikapi ujian saat rezeki minta ampun susahnya).

Dari rangkaian hadits di atas sebenarnya ngajarin kita untuk berpikir positif. Bahwa ujian itu selalu berujung manis, Allah menginginkan kebaikan atas kita. Orang yang mau lulus dan dapat gelar sarjana gak serta merta kejadian dalam semalam, tapi kan harus ujian dulu. Tiap hari berdoa agar rezekinya dimudahkan dan dilancarkan dengan janji bahwa dia bakal lebih beriman dan beramal saleh, begitu dikasi rezeki sesuai harapannya jangan harap Allah gak nguji. 



4. ALLAH HENDAK MENGHAPUS DOSANYA

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali DENGAN ITU ALLAH MENGHAPUS DOSA-DOSANYA.

(HR. Bukhari).

Jadi ujian juga bisa jadi penghapus dosa. Gak ada yang bisa menjamin dirinya bebas dosa kan? Jadi jika ada fasilitas yang memungkinkan dosa kita terhapus ya salah satunya lewat ujian, bukankah itu harus disambut positif? Jika ujian datang bertubi-tubi mendera hidup kita jangan keburu baper, pikirlah berapa banyak dosa yang bisa ter"delete" karenanya. Harta hilang karena diambil orang, karena kebakaran atau lewat kecelakaan atau bahkan karena ditipu atau salah urus jadi biasa...wong nyawa kita juga bisa diambil Allah kok. Nyikapinya jadi biasa aja gitu.. Sedih sih iya tapi itu gak jadiin kita jadi lemah dan gak semangat menghadapi hidup. (baca : ujian kok dijadiin impian?)

5. ALLAH INGIN KITA RIDHA

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya, kalau dia ridha dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridha dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah.
(HR. Ahmad)

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi HAK ATAS ALLAH UNTUK MENGAMPUNINYA.*

(HR. Ath-Thabrani)

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan MEREKA TERGOLONG ORANG YANG MEMPEROLEH HIDAYAH.*

(HR. Al-Baihaqi)

Jangan hanya mau rezekinya saja, ujiannya ogah. Padahal rezeki itu sendiri ujian dari Allah, sejauhmana kita ridha atas pemberianNya dan bagaimana pemanfaatannya. Sejauhmana kita bisa sabar saat harta malah nyusahin kita. Sejauhmana kita bisa bersyukur atas apa yang diberiNya. Sikapi ujian dengan bijak, karena ujian tak datang begitu saja tanpa makna. Selalu ada maksud Allah dari setiap kejadian yang menimpa kita. So, stop keluhan, baper dan makian saat ujian datang...!! 

Wallahu alam.

Comments

  1. Assalamuallaikum ...trima ksh ustadz atas pencerahan ny,pak ustadz...boleh tdk sy bertanya?? Untuk menghilangkan kekecewaan sy terhadap seseorng,bgmn cara ny agar sy bisa memaaf kan dgn ikhlas,krn setiap sy ingat kjdian it kmbli...rasa yg sy rasa kan kmbli lg mnjd kesel,benci.trima ksh sblm ustadz.....wassalamuallaikum

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?