Makin Banyak Yang Datang, Makin Banyak Rezeki Jadinya
JANGAN TAKUT DIMINTAI
Barangkali ini adalah pengalaman yang banyak dirasakan oleh kita semua, persoalan sumbangan. Ada yang sangat alergi dengan yang namanya ngeluarin duit buat kepentingan sumbangan, sedekah, infaq atau apa aja lah pokoknya ngeluarin duit yang bukan untuk keperluan dirinya. Gambaran kisah di bawah ini mungkin bisa sedikit membuka mata kita.
Sebuah perusahaan ingin meningkatkan keuntungan dengan berbagai cara, salah satunya adalah meningkatkan kapasitas sumberdaya manusianya. Salah satu program yang dilaksanakan adalah memberi seminar singkat untuk memotivasi semangat kerja karyawan.
Maka diundanglah seorang motivator kawakan untuk datang ke perusahaan tersebut. Pada hari yang ditentukan datanglah sang motivator untuk melaksanakan tugasnya memotivasi para karyawan.
Maka diundanglah seorang motivator kawakan untuk datang ke perusahaan tersebut. Pada hari yang ditentukan datanglah sang motivator untuk melaksanakan tugasnya memotivasi para karyawan.
Ketika ia melewati pintu gerbang dilihatnya sebuah tulisan berwarna merah terang yang isinya, "Tidak Menerima Permintaan Sumbangan Dari Pihak Manapun." Sang motivator tersenyum dan terus melangkah. Sebelum memulai seminar ia pun menemui pimpinan perusahaan dan berkata, "Ganti tulisan ini, Pak...!! Menjauhkan rezeki". Pimpinan perusahaan itu keheranan dan nanya balik, "Ganti dengan apa..?" katanya.
Sang motivator dengan suara lantang berkata, "Siapapun yang butuh sumbangan, silahkan datang kemari..!!"
Pecahlah tawa di ruangan itu.
Pecahlah tawa di ruangan itu.
Tentu saja itu disambut dengan tawa. Karena menganggapnya lucu. Trus si pimpinan balik komen, "Nanti pada datang dong minta sumbangan? Gimana menghadapinya, ini perusahaan kan nyari untung bukan dinas sosial!" Tapi sang motivator dengan cueknya malah bilang, "Biarkan saja... Itu kan tandanya banyak rezeki. Semakin banyak yang datang, maka semakin banyak rezeki, makin banyak untung jadinya." (baca : teori bantu membantu untuk memperlancar rezeki).
Katanya lagi, tidak mungkin Allah mempertemukan orang yang susah dengan kita, kalau kita tidak bisa membantu. Jadi kalau didatangi orang yang susah,
itu tandanya Allah sudah mempersiapkan kita untuk bisa membantu ! Orang yang minta sumbangan kan lagi susah, dia butuh duit dan tau kalo perusahaan atau kita punya duit dan Allah yang menuntunnya ke kita. (baca : mengapa kucing datangnya ke kita?)
Moral cerita.
Moral cerita.
Banyak orang takut didatangi orang susah, karena logika berpikirnya, mereka yang butuh kita dan bakal ngerepotin. Bayangkan kalo satu dikasi besok datang tiga, lusa datang lima. Belum lagi yang suka nipu-nipu. Ngakunya dari yayasan A, panti asuhan B, pembangunan mesjid C dan sebagainya padahal uangnya masuk kantong sendiri.
Padahal sebenarnya :
Padahal sebenarnya :
KITA LHO YANG BUTUH MEREKA!
Cuplikan hadits yang diriwayatkan oleh Alhasan..
Cuplikan hadits yang diriwayatkan oleh Alhasan..
Suatu hari Rasulullah SAW memberitahu kepada para sahabatnya, bahwa orang miskin nanti akan memiliki kekuasaan.
Sahabat bertanya:
"Kekuasaan apa ya Rasulullah..?"
Rasulullah SAW menjawab:
"Di hari kiamat nanti akan dikatakan kepada mereka, tariklah mereka yang pernah memberimu makan walau sesuap, minum walau seteguk, pakaian walau selembar. Peganglah tangannya dan tuntunlah ke surga..."
Masyaa Allah..!!!
Trus bagaimana dengan mereka yang suka nipu? Katanya sumbangan untuk disalurkan ke fakir miskin, anak yatim dan janda janda susah padahal masuk kantong sendiri. Bagi mereka yang suka memanfaatkan sumbangan untuk kepentingannya yang berdosa siapa? Yang nipu atau yang ngasi sumbangan? Yang nipu kan? Itu tanggung jawab dia secara pribadi dengan Allah. Biar Allah yang membalasnya dengan caraNya. Tugas kita adalah menebar kebaikan, jika seseorang butuh pertolongan, tugas kita adalah menolongnya. Dari sekian banyak orang harusnya kita bersyukur kok kita yang dipilih Allah untuk menambah pahala. Jika ternyata dia seorang penipu malah menggunakan uang kita untuk beli rokok bahkan narkoba atau dipake judi? STOP ! Bagaimana kalo tidak? Bagaimana kalo uang itu benar benar sumbangan untuk fakir miskin dan anak yatim? Bagaimana kalo memang itu petugas yayasan pembangunan mesjid yang kehabisan cara untuk mencari dana kecuali dengan sumbangan? Bagaimana kalo itu karena ketidak perdulian kita terhadap anak anak yatim, fakir miskin dan mesjid mesjid Allah? Kita sanggup menghabiskan uang ratusan bahkan jutaan untuk ngumpul bareng kawan, makan-makan, karaokean, arisan sementara di tempat lain ada anak yatim yang kelaparan?
(baca : pengemis bohongan, haruskah disedekahi?)
(baca : pengemis bohongan, haruskah disedekahi?)
Jika ada yang datang minta sumbangan. Kasi saja sesuai kemampuan. Tak perlu menolak dengan kasar apalagi dengan jawaban, "wah lagi gak ada uang nih". Bukankah omongan itu doa? Mau...jika bener bener dibuat gak punya uang oleh Allah? Karena Allah sangat mampu untuk melakukannya...
Semoga kita semua tergolong insan mukmin yang gemar dan mudah menolong.
```Tebarkanlah kebaikan di bumi Allah niscaya kebaikan akan kembali padamu.```
Wallahu alam..
Wallahu alam..
Comments
Post a Comment