Rezeki dan Truk Sampah
Inspirasi dari seorang supir taksi
- Mungkin kisah di bawah ini bisa jadi inspirasi buat kita. Bukan kisahnya admin sih, kisah orang lain yang bagus buat jadi pelajaran.
- Suatu hari saya naik taksi menuju ke Bandara. Taksi melaju pada jalur yang benar, ketika tiba-tiba sebuah mobil jeep hitam meluncur keluar dari tempat parkir tepat di depan kami. Supir taksi refleks menginjak pedal rem dalam dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut. Tabrakan berhasil dihindarkan.
- Pengemudi mobil jeep hitam yang ngawur itu mengeluarkan kepalanya dan mulai memaki maki ke arah kami. Supir taksi hanya tersenyum dan melambai pada orang tersebut. Saya sangat heran dan aneh dengan sikapnya itu.
- Karena penasaran campur sedikit kepo Saya pun nanya, "Kok bapak gak marah sama orang tadi bahkan tersenyum? Bukankah orang itu hampir merusak mobil bapak dan dapat saja mengirim kita berdua ke rumah sakit?"
- Ia pun menjelaskan, "Banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti kemarahan, kekecewaan, frustasi, dendam, dongkol dan emosi negatif lainnya. Tiap hari dia sibuk menumpuk sampah itu di pundaknya. Seiring dengan semakin penuh bak sampahnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya dan seringkali mereka membuangnya kepada anda. Karena paling gampangnya ya melimpahkannya ke orang lain agar beban itu berkurang."
- Jangan di ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, lalu lanjutkan hidup anda. Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang anda temui di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan. Kalo begitu apa bedanya kita dengannya? Kita harusnya lebih baik dari orang tadi bukan?"
Hukum Truk Sampah
- Saat itulah saya belajar dari supir taksi bijak itu mengenai apa yang saya sebut "Hukum Truk Sampah"
- Intinya sih begini, orang yg sukses dan bahagia adalah orang yang gak ngebiarin "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati. Orang yang menabung sampah adalah mereka yang menimbun emosi negatifnya. Rasa marah, kecewa, dongkol dan sedih ditimbun sampe penuh dan butuh tempat pembuangan. Kemana kira-kira dia bakal membuangnya? Tentu saja ke orang-orang terdekat / keluarga / teman / kolega dan orang-orang tak dikenal yang ditemuinya sepanjang jalan.
- Truk sampah kemanapun dia pergi pasti menebarkan bau gak sedap. Meski sampahnya udah habis kebuang, truknya masih berbau bukan? Begitu juga dengan mereka yang memelihara truk sampah dalam dirinya. Boleh saja semua sumpah serapah, makian, amarah dan emosi menggelegar udah dia tumpahin ke orang lain dan dia sendiri udah lupa, tapi korbannya belum tentu lupa. Bisa saja masih memelihara kekesalan, dendam dan sakit hati. Gak ada orang yang mau dekat-dekat dengannya, karena reputasi negatif yang dimilikinya.
Apa yang bisa kita pelajari?
Pembaca...- Hidup itu 10% mengenai apa yang anda jalani dan 90% tentang bagaimana anda menyikapinya (reaksi anda terhadapnya)... Bisa memilih apa mau dibuat kesal atau menjalaninya dengan santai.
- Hidup ini jangan diisi dengan kekesalan, cintailah orang yg memperlakukan anda dengan baik, Maafkan dan doakan mereka yang memperlakukan anda tidak baik.
- Hidup bukan tentang bagaimana menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana belajar menari dalam hujan. Badai bakalan selalu ada. Mencemaskannya gak bikin badai batal datang. Kalo takdirnya bakal datang maka itulah yang terjadi. Ngapain mesti menunggu badai pergi baru bisa bahagia? Kalo badainya lama? Berapa waktu yang kita habisin dengan kekesalan dan kemarahan? Kenapa gak menikmati badai itu? Kenapa gak bisa melihat sisi positif badai itu? Syukuri bahwa kita masih punya tempat berlindung, masih bisa berlindung dari amukannya. Bersyukur karena kita gak jadi korban. Mungkin di tempat lain ada orang yang gak seberuntung kita? Akhirnya kita bisa menari saat hujan. Menikmati badai dan bersyukur.
- Jangan pernah menghakimi orang lain. Berusahalah menjadi pribadi bijak dan mencoba belajar memahami orang lain. Kenapa kok ada orang yang nyumpahin kita, wong kenal aja kagak, kek cerita di atas. Mungkin saja harinya lagi buruk, mungkin aja dia lagi bisulan, mungkin aja giginya lagi sakit. Kita yang berusaha memahami dan gak perlu ikutan kesal. Emang kalo kita ikutan kesal masalah jadi selesai? Malah tambah runyam bukan? Jangan karena kekesalan orang lain bikin hidup kita ikutan gak enak.
- Trus apa hubungannya ama rezeki? Tau gak rezeki itu energi positif dan bakal deketin mereka yang membawa energi ini dalam dirinya. Wajar saja jika orang rajin, tekun, gigih, semangat, pantang menyerah itu sukses. Karena dirinya punya energi positif. Jadi rezeki dengan mudah mendekati dan masuk dalam kehidupannya. Pernah denger orang tua ngomong, "Jangan malas bangun pagi nanti rezekinya di patok ayam" ? Karena malas itu energi negatif dan bakal menolak rezeki. Wajar jika ayam yang bangun duluan dapat rezeki duluan hehehe, begitu kira-kira.
Comments
Post a Comment