Jangan Mengukur Sepatu Orang Lain Di Kaki Kita
Syukuri rezekimu.
Apa yang bikin hidup kita susah? Padahal Allah sudah ngejamin rezeki kita?
1. Gak bersyukur
Karena kita ini manusia yang maruk, serakah, suka sirik sama orang dan gak bersyukur. Kita suka ngebandingin diri ama orang lain. Merasa diri paling susah, paling merana karena pembandingnya selalu ke atas..
2. Gak ngukur kemampuan
Kita juga ngerasa susah karena seringkali kita pengen sesuatu yang kita gak mampu tapi malah dipaksain..kalo perlu ngutang, kredit, nyicil bahkan nyuri / korupsi!! Naudzubillah.
(baca : tips bebas hutang dan rezeki lancar)
3. Banyak urusan.
Sukanya nyela, komen dan sibuk dengan hidup orang lain, sementara hidupnya gak dibenahin karena gak punya waktu buat benahin hidup. Waktunya habis buat gosip gak jelas, debat gak penting dan wara wiri gosip kanan kiri..
Akhirnya hidup orang lain menanjak tapi kita tetep aja susah...Karena alih-alih memperbaiki diri, habis energi buat dipake sirik dan kepo..!!
Contoh nih:
Kita hanya mampu beli tas cantik seharga Rp 500 ribu sementara kawan kita sanggup beli tas cantik seharga Rp 5 juta, kita bilang kawan kita berlebihan, sok kaya, sok borju..Padahal ia belanja gak pakai uang kita.
Emang kenapa kalo dia beli tas 5 jeti? Kita toh gak dirugikan?
Kenapa musti sirik? Emang kalo kita sirik kita jadi ikutan mampu beli tas mahal itu? Gak kan??? Emang kenapa kalo dia nyicil? wong dia yang bayar kok kita yang repot !
Tau apa kita tentang kawan itu? Mungkin saja dia beneran kaya, mungkin juga dia kolektor tas merek tertentu. Dan mungkin saja ia sudah berhemat buat beli tas itu. Bisa jadi sebenarnya dia udah hemat untuk tidak membeli tas seharga Rp 40 juta padahal sanggup ia beli.
Kalo kita memang kawannya harusnya kita senang jika dia juga senang..
Ketika kita hanya mampu hidup selalu di dekat suami,sementara kawan kita berpisah jarak dan waktu dengan suaminya, kita bilang kawan kita gegabah. Kita bilang ia menggadaikan rumah tangga demi materi. Kita nuduh dia dan sok kasi nasihat seolah hidup kita yang paling bener...??
Tau apa kita dengan hidupnya? Yang kita liat hanya luarnya saja.. Dia udah memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya dan suami.. kita ini hanya orang luar yang gak perlu komen kalo gak diminta..
Jika ternyata ia tetap hidup rukun dan bahagia dalam perjuangan rumah tangganya. Masalah yang dia dapat adalah masalahnya..gak perlu kita tambah-tambahin dengan komen gak penting yang bikin kisruh..
Kalo kita memang kawannya harusnya kita mensupport semua keputusannya..
Ketika kita hanya mampu menjadi ibu rumah tangga,sementara kawan kita memilih bekerja sebagai pegawai, kita bilang ia menggadaikan masa depan anak. Tau apa kita? Yakin kalo anak kita lebih bahagia dibanding anaknya? Belum tentu!!
Jika ternyata ia bangun lebih pagi dari kita, belajar lebih banyak dari kita, berbicara lebih lembut pada anaknya, dan berdoa lebih khusyuk memohon pada ALLAH untuk penjagaan anak-anaknya.
Sebagai kawan kita harusnya jadi penyemangatnya agar bisa sukses sebagai wanita karir dan sebagai ibu.
Ketika kita hanya mampu mengatur uang belanja Rp 1 juta sebulan,sementara kawan kita bercerita pengeluaran belanja bulanannya sampai Rp 10 juta , kita bilang ia boros. Padahal ia tak pernah berhutang pada kita. Pinjam uang pun tidak. Siapa kita? Segitu penting kah penilaian kita?
Tau apa kita dengan manajemen keuangannya?
Tau gak?
Ternyata mereka beramal lebih banyak dari uang belanjanya.
Ternyata mereka gak pernah lupa memberikan sumbangan pada institusi dan badan amal.
Siapa yang rugi?
Kita...
Belum-belum sudah mudah menilai. Bisa jadi malah berburuk sangka. Padahal kita gak pernah tahu apa yang sebenarnya orang lain hadapi, orang lain lakukan, di luar sepengetahuan kita.
Pembaca...
● Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Karena belum tentu cocok..
● Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Karena udah pasti beda....
● Jangan menggunakan kacamata kita untuk menilai orang lain, penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya. Don't judge the book by it's cover. Allah menciptakan kita berbeda-beda agar kita saling mengasihi dan tolong menolong. Bayangkan betapa membosankannya dunia ini kalo semua serba seragam dan sama?
● Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain, apalagi ketika kita tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut. Bisa jadi kita terjerumus pada fitnah dan ghibah..
Mungkin itulah kenapa sepatu kaca Cinderella hanya cocok di kakinya. Karena hanya ada satu Cinderella. Begitu pula kita semua adalah Cinderella dengan keunikan diri masing-masing..
Gak perlu sirik dengan rezeki orang..
Gak perlu benci dengan keberuntungan orang..
Gak perlu tertawa akan kesialan orang..
Gak perlu ngurusin hidup orang..
Karena orang lain bakal hidup sesuai dengan caranya dan gak tergantung oleh komen kita. Allah akan terus kasi rezeki sesuai kehendakNya meski kita gak suka..
Sibuklah memperbaiki diri sendiri, bukan menilai orang lain. Karena hanya dengan memperbaiki diri sendiri maka orang-orang di sekitar kita akan menerima dampak positifnya, dan dunia pun akan menjadi lebih baik...
Bayangkan kalo setiap orang berusaha jadi versi terbaik dari dirinya..bukankah dunia ini menjadi tempat hidup yang indah..??
Sikap hidup seperti inilah yang membaikkan rezeki...
Wallahu alam...
1. Gak bersyukur
Karena kita ini manusia yang maruk, serakah, suka sirik sama orang dan gak bersyukur. Kita suka ngebandingin diri ama orang lain. Merasa diri paling susah, paling merana karena pembandingnya selalu ke atas..
2. Gak ngukur kemampuan
Kita juga ngerasa susah karena seringkali kita pengen sesuatu yang kita gak mampu tapi malah dipaksain..kalo perlu ngutang, kredit, nyicil bahkan nyuri / korupsi!! Naudzubillah.
(baca : tips bebas hutang dan rezeki lancar)
3. Banyak urusan.
Sukanya nyela, komen dan sibuk dengan hidup orang lain, sementara hidupnya gak dibenahin karena gak punya waktu buat benahin hidup. Waktunya habis buat gosip gak jelas, debat gak penting dan wara wiri gosip kanan kiri..
Akhirnya hidup orang lain menanjak tapi kita tetep aja susah...Karena alih-alih memperbaiki diri, habis energi buat dipake sirik dan kepo..!!
Contoh nih:
Kita hanya mampu beli tas cantik seharga Rp 500 ribu sementara kawan kita sanggup beli tas cantik seharga Rp 5 juta, kita bilang kawan kita berlebihan, sok kaya, sok borju..Padahal ia belanja gak pakai uang kita.
Emang kenapa kalo dia beli tas 5 jeti? Kita toh gak dirugikan?
Kenapa musti sirik? Emang kalo kita sirik kita jadi ikutan mampu beli tas mahal itu? Gak kan??? Emang kenapa kalo dia nyicil? wong dia yang bayar kok kita yang repot !
Tau apa kita tentang kawan itu? Mungkin saja dia beneran kaya, mungkin juga dia kolektor tas merek tertentu. Dan mungkin saja ia sudah berhemat buat beli tas itu. Bisa jadi sebenarnya dia udah hemat untuk tidak membeli tas seharga Rp 40 juta padahal sanggup ia beli.
Kalo kita memang kawannya harusnya kita senang jika dia juga senang..
Ketika kita hanya mampu hidup selalu di dekat suami,sementara kawan kita berpisah jarak dan waktu dengan suaminya, kita bilang kawan kita gegabah. Kita bilang ia menggadaikan rumah tangga demi materi. Kita nuduh dia dan sok kasi nasihat seolah hidup kita yang paling bener...??
Tau apa kita dengan hidupnya? Yang kita liat hanya luarnya saja.. Dia udah memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya dan suami.. kita ini hanya orang luar yang gak perlu komen kalo gak diminta..
Jika ternyata ia tetap hidup rukun dan bahagia dalam perjuangan rumah tangganya. Masalah yang dia dapat adalah masalahnya..gak perlu kita tambah-tambahin dengan komen gak penting yang bikin kisruh..
Kalo kita memang kawannya harusnya kita mensupport semua keputusannya..
Ketika kita hanya mampu menjadi ibu rumah tangga,sementara kawan kita memilih bekerja sebagai pegawai, kita bilang ia menggadaikan masa depan anak. Tau apa kita? Yakin kalo anak kita lebih bahagia dibanding anaknya? Belum tentu!!
Jika ternyata ia bangun lebih pagi dari kita, belajar lebih banyak dari kita, berbicara lebih lembut pada anaknya, dan berdoa lebih khusyuk memohon pada ALLAH untuk penjagaan anak-anaknya.
Sebagai kawan kita harusnya jadi penyemangatnya agar bisa sukses sebagai wanita karir dan sebagai ibu.
Ketika kita hanya mampu mengatur uang belanja Rp 1 juta sebulan,sementara kawan kita bercerita pengeluaran belanja bulanannya sampai Rp 10 juta , kita bilang ia boros. Padahal ia tak pernah berhutang pada kita. Pinjam uang pun tidak. Siapa kita? Segitu penting kah penilaian kita?
Tau apa kita dengan manajemen keuangannya?
Tau gak?
Ternyata mereka beramal lebih banyak dari uang belanjanya.
Ternyata mereka gak pernah lupa memberikan sumbangan pada institusi dan badan amal.
Siapa yang rugi?
Kita...
Belum-belum sudah mudah menilai. Bisa jadi malah berburuk sangka. Padahal kita gak pernah tahu apa yang sebenarnya orang lain hadapi, orang lain lakukan, di luar sepengetahuan kita.
Pembaca...
● Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Karena belum tentu cocok..
● Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Karena udah pasti beda....
● Jangan menggunakan kacamata kita untuk menilai orang lain, penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya. Don't judge the book by it's cover. Allah menciptakan kita berbeda-beda agar kita saling mengasihi dan tolong menolong. Bayangkan betapa membosankannya dunia ini kalo semua serba seragam dan sama?
● Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain, apalagi ketika kita tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut. Bisa jadi kita terjerumus pada fitnah dan ghibah..
Mungkin itulah kenapa sepatu kaca Cinderella hanya cocok di kakinya. Karena hanya ada satu Cinderella. Begitu pula kita semua adalah Cinderella dengan keunikan diri masing-masing..
Gak perlu sirik dengan rezeki orang..
Gak perlu benci dengan keberuntungan orang..
Gak perlu tertawa akan kesialan orang..
Gak perlu ngurusin hidup orang..
Karena orang lain bakal hidup sesuai dengan caranya dan gak tergantung oleh komen kita. Allah akan terus kasi rezeki sesuai kehendakNya meski kita gak suka..
Sibuklah memperbaiki diri sendiri, bukan menilai orang lain. Karena hanya dengan memperbaiki diri sendiri maka orang-orang di sekitar kita akan menerima dampak positifnya, dan dunia pun akan menjadi lebih baik...
Bayangkan kalo setiap orang berusaha jadi versi terbaik dari dirinya..bukankah dunia ini menjadi tempat hidup yang indah..??
Sikap hidup seperti inilah yang membaikkan rezeki...
Wallahu alam...
Comments
Post a Comment