Meraup Rezeki Dengan Marketing Langit

Marketing Langit.

Kedengarannya kok sedikit aneh ya.. marketing kok bawa-bawa langit segala? Buat pembaca yang kebetulan bergelut di bidang marketing pasti tau banget kalo marketing itu ujung tombak yang bikin perusahaan jadi maju ato mundur. Bagaimana tidak para tim marketing inilah yang menjual produk atau jasa dari perusahaan sesuai dengan target pasar yang ditentukan...
Makin handal tim marketingnya menjual, makin banyak keuntungan yang diraup perusahaaan. Nah ini adalah prinsip marketing bumi..


Kalo marketing langit?

Karena ada kata langit di situ maka konsepnya adalah melibatkan Allah dalam kegiatan marketing yang kita lakukan. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus..

Allah dulu..
Maksudnya sebelum kita ngejual produk/jasa kita kudu ingat Allah, mohon pertolonganNya agar kita dimudahkan mencari rezekiNya. Ibadahnya kudu diberesin, doanya dimantapkan dan usahanya digiatkan..
Jangan lupa minta doa restu orang tua atau pasangan, minta dukungan dan doa mereka. Jangan abaikan doa-doa orang terdekat, karena doa mereka adalah magnet rezeki. Allah sebenarnya tau apapun yang kita lakukan, trus kenapa mesti lapor? Kita kan nyari rezeki, sementara yang punya rezeki tuh Allah. Ya..kudu lapor ama yang punya dong...!! (baca : tips merengkuh rezeki berkah)
Kebanyakan kita nyari Allah pas usaha lagi macet, marketingnya gagal atau udah bangkrut. Sambil berlutut, memohon agar dibantu.. Itu kalo gak nyari Allah dulu sebelum berusaha. 
(baca : bagaimana menjalankan usaha agar terus mendatangkan rezeki?)

Allah lagi..
Saat usaha sementara berjalan, kita nyari Allah lagi. Selain menguasai ilmu marketing dunia yang gak jauh-jauh dari 4P, Product (Produk), Price (harga), Place (lokasi) dan Promotion (Promosi), kudu ngerti juga gimana usaha kita nentukan produk, harga, lokasi dan promosi dengan cara yang bener..cara yang diajarin agama dan diridhai Allah. 
1. Produk
Jauhi nipu atau bohong. Pastikan kualitas produk yang kita jual..Jangan jual barang berbahaya, barang yang gak bermanfaat, barang curian (bukan milik kita), barang rusak, apa aja yang intinya kita sendiri gak mau beli..
2. Harga
Tentukan harga yang wajar, jangan ngambil untung banyak-banyak. Sewajarnya aja yang penting jangan rugi..Kalo ketemu mereka yang gak mampu bayar karena miskin atau gak punya ya.. gratisin aja!! Mungkin kalo dari segi marketing dunia bakal rugi. Wong barang yang harusnya mendatangkan laba kok malah dijual gratis? Tapi kalo marketing langit gak gitu, karena yang ngasi keuntungan bukan konsumen tapi Allah..
3. Lokasi.
Pilih lokasi yang tepat, maksudnya di tempat yang baik, bukan tempat maksiat, 
bukan tempat yang membahayakan iman dan akidah. Produknya udah bagus, harganya udah wajar tapi jualannya di night club, di tempat lokalisasi, panti pijat plus-plus...ya gak bakalan berkah.
(baca : ciri-ciri rezeki yang tidak berkah)
4. Promosi.
Gimana kita mempromosikan usaha kita. Apa kita pake cara-cara yang ma'ruf untuk mempromosikan produk, ataukah kita mempromosikan produk dengan menghalalkan segala macam cara? Apa kita menggunakan model yang mengumbar syahwat? Apakah promo yang kita gembar gemborkan sesuai dengan produk kita? Tidak kah promo itu menyesatkan, berlebihan dan tak pantas demi menjaring konsumen? Jika kita menggunakan marketing langit, gunakan cara yang ma'ruf yang tidak bertentangan dengan agama. Bukankah yang kita cari bukan semata-mata laba, tapi juga keberkahannya?
(baca : tanda umum rezeki yang berkah)

Allah terus.
Jangan lupa bersyukur saat usaha berjalan lancar, sukses dan berhasil. Bersyukurnya bukan hanya di mulut tapi buktikan dengan menyisihkan sebagian keuntungan untuk membantu fakir miskin, anak yatim maupun gelandangan dan pengemis..
Juga sebaliknya jika usaha gak berjalan lancar, mandek menuju kebangkrutan kembalikan pada Allah Sang Pemilik Rezeki, kemudian introspeksi diri. Mengapa semua ini terjadi. 
Keberhasilan dan kegagalan adalah ketentuan Allah SWT dan percayalah itu yang terbaik bagi kita, tapi bukan berarti nyerah dan pasrah. Menerima ketentuanNya bukan dengan cara apatis. Tapi menerimanya dengan memperbaiki diri, menambah ilmu dan of course memperbaiki ibadah.
Banyak orang yang salah mengartikan takdir sebagai saatnya untuk menyerah pada keadaan. Menerima takdir Allah adalah bagian dari iman. Tapi kondisi itu bukan jadi alasan untuk bermalas-malasan. Ingatlah tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua ada sebabnya..
Jika kita berhasil jangan sombong..
Jika gagal jangan menyerah..
jadilah versi terbaik dari dirimu setiap hari.

Rezeki berkah bersama Allah itu mudah (baca : solusi membuat hari anda berlimpah rezeki). Kita aja yang gak mau berusaha melibatkan Allah dalam setiap aktivitas kita, kita aja yang gak nyari Allah tapi jadi manusia sok tau karena merasa punya ilmu. Ilmu yang cuma seuprit dibanding ilmunya Allah.. 
Rezeki itu mudah..
Kita yang bikin rezeki jadi sulit, jadi complicated. Al Quran udah ngajarin gimana cara mudah dapat rezeki. Tinggal kita mau atau gak mengaplikasikannya. Rezeki memang udah dijamin, tapi kalo kita gak action, gak bergerak, gak berikhtiar untuk menjemputnya ya...gak dapet !

Marketing itu memasarkan produk dengan harapan orang bakal beli dan kita dapat keuntungan dari selisih biaya yang kita keluarin dan biaya yang kita dapatkan dari penjualan. Harusnya kita yang muslim itu unggul dibanding mereka yang non muslim karena kita punya Allah..
Tau gak kenapa kita gagal dibanding para usahawan non muslim? Karena kita udah jauh dari nilai-nilai agama kita. Kita gak libatin Allah dalam usaha kita. 
Marketing langit mengembalikan kesadaran kita untuk menjadi  usahawan yang bukan saja lebih kaya tapi juga lebih baik dan lebih bermanfaat..

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?