Posts

Showing posts with the label cerita

Mati Sebelum Waktunya

Image
ARTIKEL KE 773   MATI SEBELUM WAKTUNYA Kita mengalami kematian bukan hanya saat ruh melepas dari jasad. Bukan hanya saat jasad terkulai tanpa daya dan upaya... Kita sesungguhnya telah mati: Saat hari-hari dunia kita tak ada yang berubah. Saat harimu detik ini sama saja dengan kemarin. Ketika engkau esok hari, tidak ada bedanya dengan engkau hari ini. (baca : lahir dan mati itu serupa ) Kita sesungguhnya telah mati: Saat kita berhenti menjadi lebih baik. Saat tidak ada yang bertambah dalam hidupmu: Selain umur dan berat badanmu! Ibrahim al-Harby bertutur tentang gurunya, Imam Ahmad bin Hanbal –rahimahuLlah-: “Aku telah menyertainya selama 20 tahun, melintasi siang dan malam, melewati musim panas dan dingin, Dan selalu saja aku temui ia hari ini lebih baik dari hari yang kemarin...” Duhai, betapa bercahayanya hidup itu! Grafik kebaikannya terus membubung tinggi di perjalanan 20 tahun yang indah... (baca : penyeru kebaikan itu berat ) Bagaimana

Jawaban Doa Kita

Image
ARTIKEL KE 772    TIADA RUGI BERDOA    Doa.. Sebuah aktivitas yang mungkin saja rutin kita lakukan sehingga kita melakukannya secara otomatis tanpa mengerti makna dari doa yang kita panjatkan. Karena doa hanya kita komat kamitkan saja seperti menghapal mantra (baca : doa hebat untuk rezeki itu caranya gini ). Wajarlah jika doa kita tak terjawab... Wong niatnya bukan berdoa tapi sekedar komat kamit gak jelas.. Belum lagi mengaminkan doa orang lain, yang juga gak paham dia doanya tentang apa? Main bilang amin..amin... aja... Doa mbok yang bener... Apalagi doa minta rezeki... (baca : c ara agar doa menjadi senjata efektif penarik rezeki ) Bicara soal doa... Suatu kali seorang Ayah ditanya oleh anaknya: "Mengapa Ayah selalu rajin berdoa padahal keadaan ekonomi kita tetap biasa saja? Apa yang Ayah dapatkan dgn seringnya Ayah berdoa secara teratur kepada Allah ?". Sang Ayah menjawab: "Tidak ada yg Ayah dapat, malah Ayah banyak kehilangan; tet

Rezeki, THR dan Lebaran

Image
ARTIKEL KE 751 PERASAAN CUKUP   Curhat sedikit... Selama jadi ibu kantoran, 17 tahun bekerja sesuai rutinitas jam kantoran, dan tentunya dapat THR , lumayan lah buat nambah-nambah uang jajan menjelang lebaran. Lebaran 2018, adalah kali kedua saya gak lebaran di Indonesia dan gak dapat THR tentunya karena stay di Taiwan untuk sekolah (sebelumnya tahun 2014 waktu stay di Kyoto, Jepang). Sedikit terbebas dari hiruk pikuk khas ibu-ibu menjelang lebaran tiba.. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang Maha Mencukupi dalam setiap keadaan.  Ternyata, melewati lebaran tanpa THR, tanpa rencana mudik, tanpa beli kue kering mahal penghias meja, tanpa baju baru dan persiapan menu utama di hari lebaran justru membuat ramadhan terasa lebih tentram. Meski puasa di negara non muslim tentu berbeda dengan di Indonesia yang aura ramadhannya kerasa banget. Gak ada yang bangunin sahur, gak ada suara bedug tanda berbuka, gak ada mesjid buat tarawih dan juga gak ada penjual takjil khas ram

Bangga Karena Jago Nawar? Baca Ini !

Image
ARTIKEL KE 734   IBU-IBU YANG JAGO NAWAR Cerita ini sangat menarik untuk dibagi karena sering kejadian di lingkungan kita dan bisa jadi kita pun terlibat sebagai pemeran utama di dalamnya. Sore itu sangat terik dan di sepanjang jalan para pedagang buah tetap setia menunggu pelanggan datang. Saya memutuskan buat mampir ke salah satu stand pedagang buah yang ada di pojok jalan. Tak jauh dari tempat saya berdiri segerombolan ibu muda sibuk menawar tumpukan mangga yang ada di depannya. Melihat dari penampakannya saya yakin mereka dari kalangan yang cukup berada. Paling tidak golongan menengah keatas. Modis dan bergaya  dengan jilbab syar'i kekinian, make up yang kinclong menenteng tas tangan bermerk yang saya sendiri gak bisa bedakan itu ori apa palsu, nampak trendy dengan kacamata hitam. Beda dengan penampakan saya yang sederhana dan apa adanya. Sebenarnya bukan pada tempatnya saya menilai seseorang dan hak mereka untuk berdandan sesukanya tapi kejadian selanjutnya lah y

Makna Sedih yang Sesungguhnya

Image
ARTIKEL KE 712   SEDIH ITU... Tak ada orang yang gak pernah sedih karena kita adalah mahluk yang emosinya berubah-ubah tergantung kondisi yang dialaminya.. Tapi tahukah makna sedih yang sesungguhnya? Sedih itu.. Ketika kita dibangunkan Allah pada malam hari, namun diri lebih memilih nikmatnya tidur lagi dari pada mengambil air wudhu lalu bersimpuh sujud di hadapan-Nya. Pasti kejadian ini banyak yang mengalami. Terbangun di tengah malam, biasanya karena kebelet pipis, kehausan, suara ribut ataupun karena mimpi buruk. Tapi berapa banyak diantara kita yang alih-alih kembali ngorok malah memanfaatkan kesempatan itu buat shalat malam? Nyadar gak sih, kalo Allah sebenarnya ngasi kita kesempatan buat nambah pahala tapi kita gak melakukannya.. Pahala shalat malam / tahajud itu luar biasa. Tapi kita memilih buat melewatkan kesempatan itu.  Betapa ruginya kita...!! Sedih itu.... Ketika kita sedang naik mobil pribadi, lalu ada panggilan azan menggema di salah satu rumah Allah,

Wanita Membawa Rezeki dimanapun Dia Berada

Image
A RTIKEL KE 710   Islam memuliakan wanita Wanita sangat dimuliakan dalam Islam, karena wanita adalah mahluk yang istimewa. Kemana pun dia melangkah dan dimanapun dia berada membawa rezeki bagi orang sekitarnya. Gak percaya? Bahwa yang pertama kali tinggal di Masjidil Haram adalah seorang wanita Itulah ibunda kita 'Siti Hajar' istri Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam ..... Dikisahkan karena perintahAllah, beliau ditinggalkan oleh Nabiyullah Ibrahim di gurun yang tandus dengan bayi Ismail yang terus menangis karena haus dan lapar. Dari kondisi itulah tercipta sumur zam-zam yang gak pernah kering airnya, prosesi sai haji / umrah yang kita lakukan sekarang mengikuti apa yang beliau kerjakan saat berlari antara bukit Shafa dan Marwah, kemudian Baitullah kiblat umat muslimin terbangun di tengah gurun yang tandus itu.. Kemalangan yang tampaknya terjadi di awal berakhir menjadi rezeki yang indah karena Allah gak akan menyia-nyiakan hambaNya yang bertakwa .  Ibnu Abbas r

Pengemis, Profesi Bergengsi

Image
ARTIKEL KE 709   POLISI  vs  PENGEMIS   Bukan pemandangan aneh lagi kalo di lampu merah, perempatan jalan, di sudut pasar, depan mesjid bahkan sekarang depan mall para pengemis berjejer menadahkan tangan , mencari selembar rupiah demi menyambung hidup. Apalagi menjelang puasa seperti ini, nemu pengemis gampang banget, karena mereka juga menganalisa trend. Mereka udah paham kalo orang kebanyakan jadi murah hati di bulan puasa, bahkan mereka yang sebelumnya pelit bisa sedikit dermawan di bulan suci ini. Alasannya jelas, ngejar pahala berkali-kali lipat.  So kalo dari ilmu ekonomi sih boleh dibilang pengemis adalah profesi bergengsi. Karena mereka bisa menganalisa permintaan pasar ( market demand ). Di bulan suci ramadhan permintaan akan orang yang perlu disedekahi (baca : pengemis) melonjak drastis, maka supply(ketersediaan stock/penawaran) harus menyesuaikan. Dengan bertambahnya jumlah pengemis maka akan terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran.... Mereka ju

Jika Tak Mungkin Memberi Ya Jangan Mengambil

Image
ARTIKEL KE 698   KAMU SENSI YA..?? Kamu gampang tersinggung dan marah alis "sensi"? Baca deh tulisan ini.. Diceritain konon seorang pria sedang berbeda paham dengan seorang Guru Spiritual. Perbedaan paham itu bikin si pria sebut saja A sangat gusar. Saking gusarnya dia sampe ngeluarin kecaman dan kata-kata kasar. Boleh dibilang seluruh isi kebun binatang semua dikeluarin demi meluapkan kebenciannya pada Sang Guru. Diperlakukan begitu kira-kira reaksi sang Guru gimana? Sang Guru hanya diam, mendengarkan makian, kecaman, kata-kata kasar yang keluar dari mulut pria itu dengan sabar, tenang dan gak ngomong apa-apa... Sampe akhirnya si pria kasar tadi capek sendiri dan memilih berlalu. Begitu pria tersebut pergi, muridnya yang merhatiin peristiwa itu jadi penasaran dan nanya: "Kok Guru diam aja diperlakukan begitu. Kenapa Guru gak balas makian pria kasar itu?.. Omongan kasar kek gitu gak bisa dibiarin begitu saja, harus dibalas supaya dia tahu berhadapan

Paling Dicari Jaman Now !

Image
ARTIKEL KE 695   Most Wanted !! Mungkin ada yang bertanya-tanya apa sih yang paling dicari jaman kekinian alias jaman now? Kalo dijawab uang, rezeki, harta benda, jabatan, kedudukan, pengaruh mungkin hanya dibutuhkan saat kita hidup . Saat kita mati semua itu putus.. Uang tak dibawa, rezeki terputus (tibanya ajal berarti rezeki kita sudah diterima semua), harta benda, jabatan kedudukan dan pengaruh semua kita tinggalkan.. Yang kita bawa hanya catatan amal yang kita gak tau pasti apakah rapornya hijau atau merah. Hanya satu kata yang melekat pada kita saat itu, bukan gelar akademis, bukan pula gelar kebangsawanan tapi gelar almarhum / almarhumah. Dan satu hal yang membuktikan ketiadaan kita di bumi adalah diterbitkannya Surat Kematian oleh pihak yang berwenang. Bayangkan masa itu tiba.... Tubuh kita yang kaku terbungkus kain kafan dibaringkan di tengah rumah... Di luar rumah telah berdiri tenda megah dengan AC, agar para pelayat merasa nyaman... Tampak karangan bunga be

Kopi Boleh Pahit, Rumah Tanggamu, Jangan !

Image
ARTIKEL KE 693  RUMAH TANGGA IBARAT KOPI Semua pasangan ingin rumah tangganya menjadi rezeki baginya menjadikan rumahnya sebagai surganya . Tapi mencapai itu tidak mudah. Butuh usaha dari kedua belah pihak untuk meramu pernak pernak kehidupan agar enak dinikmati. Karena berumah tangga itu ibarat ngopi. Takarannya gak melulu pas. Kadang manisnya lebih terasa, suatu waktu pahitnya pun dominan. Ini seringkali gak bisa dihindarkan sehingga kita gak punya pilihan kecuali menikmati saja, sampai suatu ketika kau pun jadi terbiasa. Ketika rumah tangga sudah jadi candu bagimu, maka percayalah bahwa gak ada regukan yg lebih nikmat di luar sana. Karena kamu udah kecanduan dan kesenangan berada dalam rumah. Yup, rumah tangga itu ibarat ngopi. Harga kopi di kafe kelas atas tentu beda dengan harga kopi di warung sebelah, meski kalo sudah dilarutkan dalam cangkir rasanya gak jauh beda. Karena manusia jaman now yang dibeli bukan semata-mata kopinya, melainkan suasananya (baca : reze

Untuk Ayah Renungkan

Image
ARTIKEL KE 690   BIAR KU BAYAR AYAH...   Saya terhenyak membaca kisah ini bagaimana seorang anak antusias mengumpulkan uang untuk membayar ayahnya...semoga bisa jadi renungan buat kita, khususnya para ayah... Kisah ini dimulai ketika seorang ayah pulang kantor dalam keadaan letih, lelah dan penat luar biasa. Dengan sudut mata dilihatnya anak laki- lakinya yang berumur 4,5  tahun dengan riang menyambutnya di depan pintu. Seperti biasa ia akan melontarkan banyak pertanyaan. Rasa ingin tahunya memang luar biasa besar. Anak : " Ayah boleh aku tanya sesuatu ?" Kata si anak sambil menatap wajah ayahya yang nampak kuyu. Ayah : " Tentu nak, ada apa ?" Meski lelah luar biasa, si ayah tetap berusaha memperhatikan apa yang dibicarakan si kecil. Kemudian dengan nada tinggi si anak bertanya lagi. Anak : " Ayah kok pulang kerja malam terus, berapa duit yang ayah dapat tiap hari ?" Ayah : " Itu bukan urusanmu nak, kenapa kamu tanya itu?" (j