Paling Dicari Jaman Now !

ARTIKEL KE 695  

Most Wanted !!

Mungkin ada yang bertanya-tanya apa sih yang paling dicari jaman kekinian alias jaman now? Kalo dijawab uang, rezeki, harta benda, jabatan, kedudukan, pengaruh mungkin hanya dibutuhkan saat kita hidup. Saat kita mati semua itu putus.. Uang tak dibawa, rezeki terputus (tibanya ajal berarti rezeki kita sudah diterima semua), harta benda, jabatan kedudukan dan pengaruh semua kita tinggalkan..
Yang kita bawa hanya catatan amal yang kita gak tau pasti apakah rapornya hijau atau merah. Hanya satu kata yang melekat pada kita saat itu, bukan gelar akademis, bukan pula gelar kebangsawanan tapi gelar almarhum / almarhumah. Dan satu hal yang membuktikan ketiadaan kita di bumi adalah diterbitkannya Surat Kematian oleh pihak yang berwenang.
Bayangkan masa itu tiba....


Tubuh kita yang kaku terbungkus kain kafan dibaringkan di tengah rumah...
Di luar rumah telah berdiri tenda megah dengan AC, agar para pelayat merasa nyaman...
Tampak karangan bunga berjejer mengitari rumah dengan judul tulisan "turut berduka cita" dengan nama kita tertulis di atasnya..
Sanak family semua tampak sedih dan bermuram durja karenanya..
Tapi...
Karangan bunga yang berjejer itu tidak menambah apa-apa...kecuali jadi sampah...
Katakanlah kita ini seorang yang kebetulan diberi rezeki berupa kedudukan yang tinggi di dunia ini dihadapan manusia. Saat diumumkan kalo kita ini telah berpulang, selang satu jam tersiarlah berita duka itu, semua masyarakat bergerak, tetangga, kerabat, handai taulan, kolega, bawahan, atasan semua datang berbela sungkawa. Tamu berdatangan ke rumah megah kita, memenuhi tenda yang memang disediakan untuk para pelayat. Tidak sampai tiga jam, jalan raya di sekitar rumah kita pun macet total, penuh kendaraan para tamu dan disesaki karangan bunga yang dari pembesar negeri ini.

Jalanan ditutup untuk umum, dijaga oleh polisi militer. Patroli pengawalan disiapkan, panitia pengurusan jenazah didatangkan khusus. Ada panitianya.. Keluarga tidak mau pengurusan jenzah oleh jamaah masjid. Tak masalah.
Hingga selesailah jenazah dikafani, dan siap dishalatkan. Diluar rumah, orang ratusan sudah berjejalan, hadir berbelasungkawa! Maka diputuskan jenazah dishalatkan di masjid. Segera mungkin jasad kita disiapkan dibawa menuju mesjid.
Masjid siap, jenazah sudah dihadapan imam, tapi....yang berbaris dibelakang imam baru sepuluh orang! Akhirnya pengurus mesjid memanggil para pelayat yang berada di luar masjid untuk turut bergabung menshalatkan jenazah kita.
_"Pak, bu, ayo ambil wudhu! Shalat jenazah mau dimulai! Ayo pak!!",_ Seru mereka memanggil-manggil.
Namun tamu-tamu elite dan sosialita ini berujar diluar dugaan, _"Ini susah buka sepatunya, dek!"_ atau _"kami doakan saja, dek, dari sini"_, timpal ibu yang lain sambil bercermin ke kaca mobil.
Akhirnya para tetangga-tetangga elit yang sama-sama hadir menyaksikan prosesi megah ini pun diajak serta_"pak, bu, ayo! Cepet wudhu! Ayo pak, diminta keikhlasannya!!"_
Bapak ibu tetangga yang dulunya sama-sama main golf, pesta, kongkow-kongkow, teman nongki dan arisan ini hanya menggeleng, sambil tersenyum, _"nggak dek,  silakan dimulai saja!._ Akirnya panita terhenyak dan menyerah.

Mereka kembali ke dalam masjid, yang saat itu terhimpun sekitar 20 orang yang kemudian dibagi menjadi tiga shaf. Jenazah kita pun dishalatkan.
Hanya 20 orang yang menshalatkan dan mengantarkan kita ke tempat peristirahatan terakhir..padahal waktu hidup kita punya banyak kawan (setidaknya yang merasa menjadi kawan kita). Tapi tak satupun kawan itu ikut bergabung di belakang imam menjadi makmum shalat jenazah. 

Lalu apa yang dicari jaman now???:
Kawan yang mau menshalatkan jenazah kita.
Karena itu hati-hatilah memilih kawan. Pilihlah kawan yang menguatkan.
Berkawanlah dengan mereka yang pada waktunya, ikhlas menshalatkan jenazah kita,walau pun harus menempuh jarak yang jauh. Mereka yang ikhlas mau mendoakan ampunan Allah bagi kita ketika jasad ini sudah kaku. Berdekatanlah dengan mereka yang benar-benar menyayangi kita dunia-akhirat.
Karena karangan bunga tidak menambah apa-apa. takziah dan ikut mensholatkan jenasah serta mendoakan itulah yg paling utama.
Carilah teman yang taat supaya kelak kita tidak hanya menerima kiriman karangan bunga dan ucapan bela sungkawa saja...tapi juga doa yang tulus ikhlas dari mereka yang ikut menshalatkan jenazah kita...
Mereka inilah kawan pembawa rezeki. Yang terus memberi manfaat bahkan saat kita sudah tak punya kedudukan yang bisa dimanfaatkan...

Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?