5 Alasan Kenapa Kita Tak Perlu Pamer Kekayaan

Kaya itu bukan dosa

  • Siapa yang bilang menjadi kaya itu dosa? Allah gak melarang kita kaya, tapi yang terpenting DARI MANA memperoleh kekayaan itu dan KEMANA dibelanjakan kekayaan itu. Darimana terkait dengan sumbernya apa halal atau haram. Kemana dibelanjakan terkait dengan CARA pemanfaatan harta kekayaan tersebut, apa dibelanjakan di jalan Allah atau di jalan setan. Baca 6 alasan mengapa hidup harus kaya.
  • Muslim malah wajib kaya, karena dengan kekayaan itu dia bisa lebih memberdayakan diri dan umat. Yang jelas hidup itu tak boleh sederhana. Jadi silakan berusaha mencari rezeki Allah yang halal sampai menjadi kaya, bukan hanya banyak uang ya..! Karena ada perbedaan antara banyak uang dan kaya. Baca di artikel beda uang dan kekayaan agar lebih jelas. Bagaimana cara membangun taman kekayaan bisa di baca di sini.
  • Tapi di artikel ini kita tak akan bahas cara menarik kekayaan tapi lebih setelah kekayaan itu didapatkan, lalu bagaimana? 
pamer

Mengapa harus pamer sih?

  • Setelah capek-capek berusaha keras mencari rezeki Allah yang halal dan rezeki yang banyak didapatkan, sehingga harta benda menjadi berlimpah dan dianugerahi kekayaan yang banyak, banyak orang jadi terlena. Mereka sanggup jika diberi ujian kemiskinan tapi menyerah setelah diuji dengan kekayaan.
  • Banyak orang yang merasa perlu memamerkan kekayaannya ke orang lain semata-mata karena butuh pengakuan orang lain. Agar orang lain menggelarinya sebagai orang sukses atau orang yang berhasil, hartawan dan kaya. Mereka ini disebut jutawan sampai milyuner terkait dengan jumlah kekayaan yang "diduga" dimilikinya.
  • Mereka merasa baru sempurna jika kesuksesannya memperoleh kekayaan diakui oleh orang lain. Itu sebabnya kekayaan harus dipamerkan agar semua orang tahu.

Padahal tak perlu pamer kekayaan

  • Dikisahkan ada seorang yang kaya raya tapi hidupnya sangat sederhana. Dia menggunakan harta kekayaannya semata-mata untuk memberikan kesempatan kepada orang lain agar dapat berusaha dan berpenghasilan sendiri. Tujuan bisnisnya bukan hanya untuk memupuk kekayaan pribadi, tapi untuk menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat. Ketika ditanya, kenapa tidak memamerkan kekayaannya dia lantas menjawab :

1) Kekayaan bukan milik kita
  • Kekayaan yang kita dapat sebagai buah dari kerja keras mencari rezekiNya hakikatnya bukan milik kita, tapi milik Allah, yang diamanahkan kepada kita untuk dikelola sebaik-baiknya. Jadi kenapa kita harus bangga pada sesuatu yang bukan milik kita?

2) Kekayaan itu beban.
  • Kelak di yaumil hisab setiap rupiah kakayaan itu harus dipertanggung jawabkan. Darimana perolehannya dan kemana dibelanjakan? Lalu untuk apa kita bangga dengan sesuatu yang menjadi beban?

3) Kekayaan itu menjerumuskan.
  • Kekayaan yang dimiliki jika tak kuat iman bisa menjerumuskan ke kemaksiatan dan dosa. Segala sesuatu bisa dibeli dan apapun bisa dilakukan dengan kekayaan tersebut, baik yang halal dan juga yang haram. Peluang untuk melakukan kemaksiatan jauh lebih besar jika kita punya banyak harta dan uang. Di depan kita terbentang jalan tol menuju neraka. Lalu apakah kita harus bangga dan gembira dengan kondisi seperti itu?

4) Kekayaan bisa melenakan
  • Kekayaan bisa membuat kita terlena dengan indahnya dunia. Kita mereguk kenikmatan dan bergelimang dosa sudah dianggap biasa, seolah kita akan hidup terus.
  • Kekayaan bisa membelokkan orang saleh dari ingat akhirat menjadi orang yang terlena oleh dunia. Padahal mereka bisa saleh karena jasa Rasulullah yang menyebarkan ajarannya sampai ke kita. Bukan hal mudah bagi Rasulullan untuk menyebarkan ajarannya. Beliau harus tahan dengan penghinaan, cercaan, siksaan bahkan ancaman pembunuhan demi tegaknya agama Allah di bumi ini. 
  • Jika tiba-tiba kita datang dan membelokkan akidah orang saleh dengan jaminan harta artinya kita mementahkan upaya Rasulullah tersebut. Itu seperti melakukan pengkhianatan pada nabi. Apa kita harus bangga karena jadi penghianat Nabiyullah SAW?

5) Masih ada yang lebih kaya.

  • Sekaya-kayanya kita tak memiliki jagad raya dan angkasa luas ini dan kita tak bisa mengatur nyawa kita sendiri. Sekaya-kayanya kita masih ada yang jauh lebih kaya, yaitu Pemilik Kekayaan yang Sesungguhnya, Allah SWT. Masihkah kita mau membanggakan diri, sementara kekayaan kita tak ada seujung kuku dari kekayaan milik Allah?

Masih mau pamer kekayaan?

Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?