Orang Arab Pemalas Kok Negerinya Kaya?
HIDUP DI SAUDI, KAYAK APA SIH ?
- Tulisan ini sebuah pengalaman pribadi dan mungkin sangat subjective dari seorang yang berkesempatan tinggal di negara Arab Saudi. Tulisan ini hanyalah sebagian kecil dan merupakan contoh saja, sesuai apa yang dialami dan dipikirkan penulisnya. Jangan terlalu digeneralisir apalagi diperdebatkan. Tulisan yang mungkin bisa membuka mata kita sebagai sebuah pribadi dan warga negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Mari kita baca bersama..
Gerbang masuk kota Makkah (dok.pribadi) |
- Tulisan ini saya buat bukan karena uforia kedatangan Raja Salman ke Indonesia, tapi mungkin sebagai renungan dan pengingat untuk saya, sebenarnya islam seperti apakah yang rahmatan lil Alamin itu..
- Saya hanya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya selama hidup di KSA (Kingdom of Saudi Arabia) kurun waktu 2008 - 2012. Semoga menjadi bahan pencerahan buat yang membacanya, seperti apakah sebenarnya KSA itu.
- Sebenarnya sama sekali tidak ada pikiran atau niatan saya, untuk tinggal di KSA, sampai pada suatu saat saya mendapat tawaran kerja di Jeddah, KSA, sebagai seorang IT Manager di sebuah perusahaan FCMG, cukup besar dan memiliki banyak kantor cabang di KSA.
- Waktu itu perasaaan saya biasa-biasa aja, seperti seorang yang mendapat pekerjaan di luar negeri, gaji gede, bebas pajak, dll. Hanya untuk perbaikan kehidupan, itu saja. Tidak lebih.
- Saya sendiri bukanlah seorang yang sangat agamis, malah lebih cenderung moderat. Waktu itu saya tidak tau apa itu Wahabi, apa itu Sunnah, Syiah.. saya bener2 buta soal itu, karena selama bekerja di Indonesia tidak ada pikiran tentang itu, yang saya tau, sebagai muslim, ya sholat, puasa, zakat, haji..pengajian, zikir akbar dsb.
- Dalam segala kebutaan soal-soal islami itu, saya berangkat ke KSA untuk bekerja, saya berangkat terlebih dahulu, keluarga menyusul setelah saya merasa settle di sana.
- Selama tinggal di KSA, saya mulai merasakan ada sesuatunyang saya sendiri ga tau itu apa, yang kadang membuat saya terheran-heran, terpana, merenung tentang kehidupan Islami orang2 Arab Saudi ini.., untuk lebih singkatnya saya akan buat menjadi beberapa point, di mana setiap point itu yang membuat saya berusaha menjadi seorang yang lebih baik.
- Semoga cerita ini menjadi masukan bagi mereka yang mau kaya, baik dalam lingkup individu maupun lingkup negara.
Negara tandus yang diberkahi Allah SWT.
Sepanjang mata memandang, Arab Saudi adalah sebuah gurun yang tandus dan gersang, belum lagi beberapa fakta yang sudah banyak didengar seperti :
Ada pepohonan meskipun sedikit (dok.pribadi) |
Orang Arab bodoh dan malas
- Stigma ini sudah saya dengar sejak lama, itu juga yang jadi pegangan saya waktu berangkat, makanya kenapa banyak tenaga kerja asing, karena mereka malas-malas.. katanya, geblek, ngeyel, susah dll.... sampai saya melihat sendiri betapa santai dan malas nya mereka, jam 9 masuk kerja, jam 10 sudah keluar kantor, ngopi-ngopi dulu, kerjaan bisa berhari hari selesai, dan lain lain.
- Tapi..
- Yang saya heran didalam kemalasan dan santainya hidup mereka, tapi saat Dhuha dan adzan sholat berkumandang, mereka bergegas untuk pergi ke Masjid, tidak ada kompromi, walaupan sedang rapat/meeting, mengerjakan sesuatu, pokoknya tidak ada tawar menawar, saat waktu sholat, orang2 arab sudah menghilang, hanya 1 -2 pekerja yang tinggal di kantor dan kebanyakan mereka bukan orang Arab, seperti India, Pakistan, Filipina.
- Dari renungan saya, ternyata..Al Qur’an surat At-Thalaaq: 2-3: “…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada diduga-duga…”
- Pekerjaan bukanlah sesuatu yang utama buat mereka, mereka sangat meyakini sekali rezeki itu dari Allah, kadang bekerja itu buat mereka hanyalah sesuatu yang dilakukan untuk menunggu waktu sholat, sangat kental sekali bagaimana mereka itu benar-benar mengutamakan sholat.
- Kenapa Arab Saudi, negeri gurun tandus, kering, tetapi penduduknya kaya-kaya semua? Hidup mereka sangat terjamin, walaupun mereka tidak memiliki skill yang tinggi, pekerjaan yang biasa-biasa saja, tapi tetap saja hidup mereka lebih baik.
- Kalo bicara soal kekayaan alam, seperti minyak bumi, negeri kita juga ada minyak, ada emas, ada batubara, ada hutan, ada kayu, ada hujan, ada pertanian, tetapi kenapa orang-orang Arab Saudi ini tetap lebih kaya meski hidup lebih santai, dari mana mereka dapat uang? Aneh kan?
- Bandingkan dengan kita di Indonesia, semua orang bekerja keras untuk bisa mendapatkan uang, berangkat kerja pagi-pagi buta, malah ada yang baru azan subuh sudah berangkat, semata-mata hanya untuk mengejar rezeki.
- Orang-orang Arab ini, tidak harus berangkat kerja subuh. Bagi mereja subuh waktunya sholat, jadi kadang mereka tertawa kalo saya cerita di Indonesia, banyak orang yang sudah jalan kerja lepas subuh...
Rahasia hidup orang Saudi
- Di sini saya semakin penasaran, apa sih sebenarnya rahasia hidup mereka?
- Di balik santai nya mereka, yang kita sebut malas, ternyata mereka adalah orang-orang bertaqwa. Pemerintahnya juga pemerintah yang bertaqwa, mejalankan hukum-hukum syariah, bayangkan orang yang bertaqwa saja akan mendapatkan rezeki yang tak terduga, bagaimana kalau pemerintahan juga bertaqwa? Rezeki bangsa pasti lebih banyak dan tak terduga, siapa yang menduga, Arab Saudi bisa punya banyak minyak? Yang menemukan minyak juga orang Amerika di sana, bukan Arab, yang susah payah cari minyak itu orang-orang kafir, si Muslim bertaqwa ini hanya menikmati hasil nya..., hebat bukan? Saya rasa ini janji Allah sesuai surat di atas.
- Kalo ada minyak pasti ada uang, uang yang sangat banyak, uang nya untuk siapa? Ya untuk penguasa Arab? Tapi alhamdulillah, karena penguasa Arab ini (Keluarga Saud) adalah orang-orang yang sangat menghormati ulama, pengelolaan uang negara di atur sesuai hukum syariah, ada zakat, tidak ada pajak, ada tunjangan untuk rakyat miskin, pembangunan Masjid Haram, dan semakin mudahlah rakyat mereka mendapatkan uang. Dari uang ini juga, ummat Islam memiliki tempat ibadah suci yang paling modern di dunia, bandingkan dengan tempat suci agama-agama lain..
- Arab saudi sangat melindungi warga negaranya. Contohnya gaji pegawai negeri, minimal 8000 riyal (kalo dikali 3000 perak, itung aja sendiri, ini UMR lho) untuk tingkatan paling rendah, gaji standard guru biasa, bisa 2x nya, saya pernah tanya petugas telkom yang benerin kabel di depan apartemen saya, orang Saudi, saya tanya gajinya..,dia bilang gaji saya kecil, cuma 8000 riyal..., weleh..., untuk seorang pengangguran warga Saudi Asli, akan mendapat tunjangan 3000-4000 riyal tergantung kondisi mereka, punya anak atau tidak.
- Asal tau saja standar gaji pembantu Indonesia di Saudi, itu 800 riyal (sebenarnya 1500, tapi dipotong asuransi dll) .., jadi bisa bayangkan tidak, seorang pengangguran di Saudi bisa dan mampu membayar pembantu asal Indonesia.
- Kembali ke masalah kerja, saya merasa ada yang salah dengan kehidupan kita, berangkat pagi-pagi subuh tapi rezeki ko cuma segitu2 aja.., kenapa?
- Saya membaca buku Satanic Finance (https://archive.org/details/SatanicFinance) Tulisan A Riawan Amin, mantan direktur Bank Muammalat, mungkin bisa membuka pikiran kita, dari buku ini saya baru menyadari "Riba/interest/Bunga" akan mengakibatkan "orang-orang akan bekerja lebih keras, lebih giat, karena mereka harus mendapatkan uang lebih untuk membayar bunga hutang-hutang mereka".
- Bisa kita bayangkan, di Indonesa, Suami kerja, Istri kerja, berangkat pagi-pagi, bermacet macet di jalan raya, berjejal jejal di KRL dan Busway, untuk apa? hanya untuk mendapatkan uang untuk membayar cicilan rumah, cicilan mobil, asuransi, kartu kredit, dan hutang-hutang lainnya.
- Bertahun-tahun mereka melakukan itu supaya lunas, tapi apakah seperti itu tujuan hidup kita, setelah hutang lunas, kita terkena sakit, tua dan akhirnya di wariskan, syukur kalo sudah lunas, kalo belum, kasihan anak-anak kita...
- Itulah jahatnya riba, saya baru mengerti kenapa Allah sangat mengharamkan riba, dosa besar. Di Arab Saudi, praktik Riba sangat dilarang, baik di bank-bank maupun di tempat lain, mereka memang menawarkan juga kredit-kredit untuk rumah dan lain-lain tapi tetap dalam koridor syariah yang murni. Saya pernah mendengar berita ada sebuah bank Asing, ketahuan melakukan praktik riba, oleh pemerintah Saudi bank tersebut ditutup selama 2 bulan, untuk dilakukan audit dan pemeriksaan, dan mereka memberikan denda sebagi sanksi. begitulah cara Pemerintah Saudi melindungi rakyatnya agar tetap Syarii.
- Di Indonesia? ga usah warganya, pemerintahnya saja sudah banyak hutang dan ribanya harus di bayar bertahun tahun.., gimana mau jadi thoyibatun warobbun ghofuur..?
Surga di telapak Kaki ibu.
- Orang Arab itu bodoh..., itu stigma yang saya dapat sebelumnya, point ini juga yang membuat saya terbuka hati dan iman saya mengenal rahasia hidup sunnah. Sebagai seorang manajer, saya tentunya mempunyai beberapa orang staff, ada orang Yaman, Ada India, ada Arab.
- Tentunya yang saya ceritakan adalah staf yang orang Arab ini, masih muda, tinggal bersama orang tua nya. Suatu hari dia tidak masuk, tanpa kabar yang jelas, padahal saya perlu dia. Kemudian saya telpon dia untuk menanyakan kenapa dia tidak masuk hari ini. Dia bilang badan nya agak kurang sehat, tapi di menjelaskan walaupun kurang sehat sebenarnya masih kuat untuk ke kantor. So saya bilang kenapa ga ke kantor saja?, saya perlu kamu. Agak kesal juga saya mendengarnya (dasar Arab males..).
- Dengan sangat sopan tapi yakin dia menjawab, tidak di izinkan oleh "ibunya". WOW.. makin kesel saya, agak sedikit mengancam saya memaksa dia untuk masuk.., Dan ini jawaban anak Arab itu yang membuat saya terpana... " Malis Mudir" (Maaf Boss), saya lebih baik dipecat sama anda, daripada saya melawan keinginan ibu saya, beliau memaksa saya untuk istirahat dan tidak berangkat, buat apa kerja kalau tidak didoakan ibu saya... PLAK.. serasa ditampar muka saya.
- Ummi is everything, ummi is the boss.. Hanya orang yang beriman tinggi yang meyakini sunnah dan hukum Allah yang berani bicara seperti ini, dia masih jauh lebih muda dari saya.
- Allahu akbar, saya jadi ingat sama ibu saya, kalau kita di Indonesa, permintaan ibu seperti itu tidak akan kita anggap, malah kita akan memarahi ibu kita, atau protes atau menentang nya, "Kalo ibu larang, saya pasti dipecat dong bu..." atau semacam nya... , Masya Allah.
- Anak muda Arab ini sangat yakin, bahwa ibunya lah, doa ibunya lah yang akan bisa menyelamatkan dia, bukan si Boss dikantor.
- Kadang dari sudut pandang orang sekuler, menuruti keinginan ibu yang ga jelas itu, adalah suatu kebodohan, ya kebodohan, seperti bayangan saya terhadap anak Arab itu, bego banget sih?. Setelah sekian tahun saya menyadari, ternyata kebodohan yang fatal sebenarnya adalah melawan dan menyakiti ibu.
Umroh dengan ortu dan suami (dok.pribadi) |
- Banyak anak-anak zaman sekarang yang hidupnya hancur, berantakan, karena melawan dan menyakiti ibunya, atau ibunya tidak mampu mendoakan anak2 nya, karena buta agama.
- Di Arab, saya bisa melihat begitu besar bakti anak kepada ibunya, pada saat umroh, saya pernah melihat seorang laki-laki yang mendorong ibunya dengan kursi roda melawan arus jalan orang yang ramai, laki-laki itu di marahi oleh oran-orang yang lewat, tapi dia tetap tidak peduli, dia hanya ingin menuruti keinginan ibunya untuk didorong ke arah yang berlawanan. Demi seorang ibu dia ikhlas dimarahi orang-orang, yang penting keinginan ibunya terpenuhi... Masya Allah.
Kotak Amal..?
- Di Indonesia, kalo kita sholat jum'at, atau ada majelis dll, pasti didedarkan sebuah kotak, kotak yang ada lubang nya seperti celengan, itulah kotak amal.Pertama kali saya jumatan di sebuah mesjid di Jeddah, saya juga berpikir akan mengalami hal yang sama, saya sudah menyiapkan beberapa lembar uang riyal untuk saya masukkan nantinya kekotak amal. Setelah sholat jumat, saya baru sadar ternyata tidak ada kotak amal, padahal saya sudah niat sedekah. Saya clingak clinguk mencari kotak, tapi sama sekali tidak ada. Alhasil, saya bertanya kepada seorang jemaah Arab, saya mau sedekah ke mesjid, dia sambil tersenyum menjelaskan, ga perlu, masjid-masjid di sini sudah ditanggung operasionalnya oleh orang-orang kaya Arab, mereka tidak perlu lagi meminta uang ke jemaah. Kalaupun ada malah masjid yang memberi uang kepada jemaah yang membutuhkan, jadi mesjid di sana biasanya menjadi tempat mengadu dan tempat memohoh bantuan.
- Dan menurut mereka, untuk ukuran pekerja asing seperti kita, kita tidak diwajibkan bayar zakat, malah harusnya diberi infaq dan sedekah. Bayangkan, kita ini orang-orang asing yang harus diberi sedekah, karena yang "berhak" memberi sedekah dan zakat adalah orang Arab si tuan rumah.
- WOW.. Ulama-ulama pun, kehidupannya dijamin oleh pemerintah, tidak harus menerima dari jemaah, jadi tugas mereka penuh hanya untuk mendidik rakyat dan ummat untuk menjadi muslim yang lebih baik.
Alhamdulillah kebanjiran..dan kecopetan.
- Orang Arab yang Aneh.. mungkin kita berpikir seperti itu.Salah satu ke-Ihsanan yang tinggi adalah menyikapi musibah dengan bersyukur (ini saya dapat dari salah satu Ustadz Sunnah di Jakarta baru2 ini). Saya benar-benar mengalami hal di atas saat dulu waktu di Arab, dan belum menyadari ilmu ini.
- Saat itu saya ingat banjir besar di Jeddah, tahun 2011 awal, beberapa rumah dan apartement terendam banjir, mobil-mobil terbawa arus, buat mereka ini sesuatu yang luar biasa. Salah satu orang Arab kenalan saya, rumahnya juga hancur terendam banjir, sebagai teman saya ingin menyampaikan keprihatinan saya. Yang saya heran dia hanya mengucapkan 'Alhamdulillah, Alhamdulillah', berulang ulang. Waktu saya berpikir apa mungkin dia menjadi stress ya?.. aneh juga ...
- Kejadian ke dua, saat istri saya mengalami musibah kecopetan. Karena yang hilang adalah surat2 penting, seperti ID-Card maka kami harus melaporkan ke Polisi. Setelah membuat laporan dihadapan Kepala Polisi tersebut hanya mengatakan, 'Alhamdulillah, Alhamdulillah'. Saya masih belum mengerti apa maksudnya, istri saya juga, dia menjadi kesal karena kita mendapat musibah ko dia malah bilang Alhamdulillah...
- Ya begitulah, cara-cara Islami orang Arab dalam menyikapi musibah. Mereka selalu menunjukan dengan rasa syukur bukan minta dikasihani dan berlarut larut dalam kesedihan.
Doa untuk jenazah.
- Beberapa kali saya mendatangi kerabat yang meninggal di Arab, pernah orang Indonesia, pernah juga orang Arab. Jarang sekali saya dapati, ada jenazah disemayamkan di rumah, prosesi pemandian, pengkafanan tidak dilakukan dirumah/ apartemen. Tapi ditempat khusus. kemudian langsung di bawa ke masjid untuk di sholatkan, lalu dimakamkan. Untuk beberapa orang Arab yg khusus, ada yang sengaja dibawa ke Masjidil Haram untuk disholatkan di sana. Kebetulan ada orang tua pemilik perusahaan tempat saya bekerja meninggal dan kami turut pergi ke Mekkah untuk mensholatkan orang tua beliau di Masjidil Haram.
- Pada waktu sholat, ternyata ada beberapa jenazah lain yang akan disholatkan juga didepan ka'bah. Yang menarik pada waktu jenazah akau diletakkan di depan Ka'bah, ratusan jemaah berebutan untuk mengusung jenazah2 tersebut, kita tidak mengenal siapa mereka, dan merekapun tidak mengenal siapa jenazah yang mereka usung.
- Saya merasa agak aneh, saya pikir mereka bagian dari keluarga, ternyata tidak. Mereka berebutan satu sama lain untuk memegang tandu jenazah untuk dibawa ke depan Ka'bah. Setelah saya tanyakan kenapa seperti itu, teman saya menjelaskan, pahala mengusung jenazah itu sangat besar apalagi kalau jenazah orang mulia dan ini kita berada di Masjid Haram, pahala nya akan dilipatkan lebih besar lagi. (ini yang tidak ada di indonesia, kalau perlu kita bayar orang untuk mengusung jenazah keluarga kita, soalnya berat)
- Satu hal lagi yang menarik pada prosesi pemakaman, setelah jenazah dikuburkan, jemaah diperkenankan berdoa, tetapi mereka menekankan dengan tegas, berdoa menghadap kiblat, tidak menghadap ke kuburan. Jadi semua orang yang ada dikuburkan, berdiri ditempat masing2, berdoa menghadap kiblat, tidak seperti di Indonesia, kita berdoa disekeliling kuburan mayit. Mereka sangat mengingatkan hal ini, terkait dengan kemungkinan adanya unsur syirik, kalau berdoa menghadap kuburan. Subhanallah..
- Hak-hak perempuan sangat rendah di Saudi Arabia, itu yang sering kita dengar. Termasuk pemahaman saya juga saat itu, karena di Saudi, wanita tidak boleh menyetir, tidak boleh ke kuburan, dan lain-lain. Hal itulah yang dibesar-besarkan oleh media barat dan pembela HAM.
- Padahal kalau mau dipahami lebih dalam, kenapa mereka memperlakukan seperti itu? Karena perempuan adalah mahluk "mulia", yang harus dilindungi, dilayani, didahulukan, dihormati. Sebagaiman perempuan sebenarnya. Mereka tidak perlu bekerja mencari nafkah (Janda-janda disantuni pemerintah), tidak perlu antri, kalau ada perempuan mereka didulukan, yang laki-laki harus ngalah.
Beberapa pengalaman terkait masalah ini:
- Pintu Mall yang utama hanya boleh dimasuki oleh perempuan dan keluarga, untuk laki-laki single tidak boleh lewat pintu utama, harus lewat pintu samping yang jauuh.
- Dalam urusan antri, golongan yang paling sial adalah para lelaki, mereka harus mengalah dan mundur kebelakang kalo ada perempuan, dalam beberapa situasi biasanya ada antrian khusus perempuan, dan biasanya mereka dilayani lebih cepat di bandingkan antrian laki-laki. Makanya kalo di MacDonald, Alabaik, saya biasanya ajak istri saya, biar dia saja yang antri....
- Dalam situasi apapun, perempuan selalu dibenarkan, walaupun mungkin membuat kesalahan, kalau ada masalah atau apapun, yang akan diminta tanggung jawab adalah laki-laki. Saya pernah melihat, seorang perempuan menyebrang sembarangan dan mendadak, menyebabkan mobil yang lewat menginjak rem sekuat-kuatnya, sehingga hampir terjadi kecelakaan, tetap polisi tidak akan menyalahkan perempuan.
- Perempuan dan keluarga adalah segalanya. Kalau kita bepergian, kalo di indonesia, perempuan dan lelaki dalam satu mobil tidak akan menjadi masalah, beda di Saudi Arabia. Kalian akan dituduh zina, kecuali bisa membuktikan anda suami istri.
- Beda ceritanya kalo anda berdua dimobil dan di dalamnya ada anak-anak, berarti anda adalah keluarga, untuk keluarga siapapun tidak bisa/berani menganggu, baik polisi, keamanan, keluarga selalu diutamakan. Mereka didahulukan di mana saja, di restoran ada tempat untuk Family/Women dan Man (mereka dipisah antara Bujangan, family/women). Buat yang masih bujangan, harus siap mental untuk di kebelangkangkan, dipinggirkan, dan dicurigai. Makanya cepat nikah..
- Saudi Arabia, walaupun terdapat jutaan pekerja asing, dari tukang sampah sampai direktur, pemerintah nya sangat melindungi dan mendahulukan rakyat nya daripada kita para pendatang ini.
- Dalam beberapa urusan administrasi kependudukan, antrian akan selalu dibedakan antara orang asing dan warga negara Arab dan antrian penduduk Arab asli akan didahulukan. (Beda dengan Indonesia, China dan bule kaya diduluin, pribumi ngalah).
- Belum lagi mengenai KTP untuk orang Asing (Iqomah), Saudi Arabia memiliki system online yang canggih untuk membuat orang asing tidak berkutik dan macam-macam, karena data iqomah kita langsung online ke data biometrik di imigrasi(Sidik Jari, kornea mata) dan apabila kita bikin SIM, data akan terhubung langsung.
- Saya ada contoh, teman saya orang India, dia pernah melakukan pelanggaran lalu lintas dan kena tilang, tapi tilangnya dia tidak bayar2. Pada saat dia ingin cuti pulang ke negaranya, di imigrasi tidak dikasih keluar, dia harus bayar denda 2000 riyal, karena data tilang nya muncul di imigrasi. Itu baru data pelanggaran lalu-lintas, lalu bagaimana dengan data pelanggaran hukum lainnya, spt berkelahi, mencuri, dll.. pasti tercatat secara online. Kalau sudah berat, biasanya orang asing sudah tidak bisa masuk lagi ke Saudi, dan data orang ini juga bisa dicek di seluruh negara2 teluk, karena sistem informasi mereka saling terhubung. Walaupun mengganti nama di passport, tetap bisa dilacak dari sidik jarinya.
- Contoh berikutnya adalah saya sendiri, waktu proses pembuatan SIM mobil di Saudi Arabia, setelah mengikut testing, pada waktu pembuatan SIM tidak ada proses foto, jadi saya berpikir di SIM itu tidak ada fotonya. Setelah SIM nya jadi, saya liat ada foto saya, saya heran kapan saya fotonya?..setelah saya amati dengan seksama, foto itu adalah foto saya waktu masuk pertama kali ke Arab Saudi, foto itu dibuat di imigrasi, jadi saya berkesimpulan data imgrasi saya langsung terhubung ke data SIM saya.
- Bandingkan dengan Indonesia, orang asing bisa bebas melakukan apa saja, menipu, mabok, buka warung, jualan narkoba, tanpa ada catatan di imigrasi, mereka bisa bebas kabur begitu saja, dan masuk lagi tanpa hambatan, apalagi sekarang banyak juga yang bisa bikin KTP palsu....
Tidak ada gading yang retak.
- Sebaik-baiknya sesuatu pasti ada kurangnya juga, di jaman Rasul juga ada Abu Lahab dan Abu Jahal, disamping ada orang-orang baik hati. Ada polisi korup, ada tukang tipu, samalah dengan Indonesia atau negara lainnya. Jadi saya anggap, kalau suatu kejelekan atau aib itu bisa terjadi dimana saja.
- Cerita ini saya tulis bukan untuk menjadi ajang perdebatan, tetapi saya berharap menjadi sumber inspirasi betapa negara yang berdasarkan Syariat Islam murni adalah tempat terbaik sesuai janji Allah.
- Tentunya tidak lepas dari keterbatasan ilmu dan wawasan, semua ini murni pengalaman pribadi dan tidak untuk merendahkan atau menjelek-jelekkan siapapun.
Semoga pembaca bisa mengambil hikmahnya..
Kalau nggak ada minyak Arab Saudi akan miskin seperti Yaman. Yang saya lihat malah sebaliknya, negara2 mayoritas Islam cenderung miskin, mungkin karena malas bekerja. Ini ada salah satu tulisan hasil google.
ReplyDeletehttp://english.alarabiya.net/en/views/news/middle-east/2016/04/19/Why-are-Muslim-countries-poor-.html
Tulisan ini memang sangat subjektif beradasarkan dari pengalaman penulisnya yang saya tuliskan kembali di sini agar bisa jadi bahan pembelajaran dan renungan bagi kita semua. Wallahu alam..
DeleteBayak negara islam miskin miskin karena tidak menjalankan perintah allah,seperti hoak,yang menjelekan pemerintah agar pemerintah turun padahal pemerintah ini sudah mendapatkan gelar,presiden terbaik di seluruh dunia,agar di ganti sama pemerintah boneka,sehingga tanah air ini mudah di rebut,padahal allah sudah menjelaskan bahwa orang yang meyebarkan berita tidak benar iya akan terus berdosa sebelum membuktikan kebenaran.a,
ReplyDeleteDisini udah jelas kita tidak boleh percaya sebelum ada bukti
Tentu saja kemiskinan merupakan produk atau akumulasi dari banyak faktor, tidak bisa dijelaskan hanya dari satu sudut pandang saja. Kemiskinan juga bukan "monopoli” umat Islam saja. Hal ini terjadi dimana-mana: dari Afrika Utara yang mayoritas Muslim sampai Amerika Selatan yang didominasi Kristen (Katolik). Kemiskinan juga menimpa sebagian besar umat manusia di planet bumi ini, baik yang beragama maupun tidak beragama. Penjelasan ini penting karena ada sebagian orang, termasuk para sarjana, baik di Barat maupun Timur, yang berasumsi bahwa kemiskinan merupakan "hak paten” kaum Muslim saja.
DeleteWallahu alam
Tapi pada kenyataan, terdapat juga Negeri-negri Islam yang kaya seperti Qatar dan yang lainnya. Anda bisa ketik di google "kehidupan Di Qatar". Betapa indahnya hidup disana.
DeleteTerima kasih komennya, bukan berarti kehidupan di negeri kita tidak indah, saya menulis artikel ini supaya jadi pembelajaran buat kita semua.
DeleteSalam...
Minta Ijin di share ya mas.
ReplyDeleteDi arab gali tanah 100 meter sdh keluar minyak berlimpah, di indonesia, harus mencari dulu titik ngebir, baru stlh digali 2.000 meter keluar munyak sedikit.
ReplyDeleteTak perlu iri dengan rezeki negara lain (Arab). Setiap negara memiliki rezeki sendiri. Allah sudah menetapkan Arab Saudi kaya dengan minyaknya sementara Indonesia kaya dengan sumberdaya alam cuma dalam pengelolaannya belum optimal. Kita tak boleh berputus asa karena jika semua penduduk berputus asa siapa yang akan membangun negeri ini? Tetap lakukan peran kecil anda dengan baik. Jika semua penduduknya melakukan perannya dengan baik maka insya Allah kondisi negera kita akan membaik.
DeleteWallahu alam..
Kerja keras akan membuktikan sebuah kemajuan luarbiasa,seperti China,yg males pasti miskin,tinggal tunggu minyak nya abis,gembel deh
DeleteSalah Mas, Kunci kaya itu adalah bertaqwa (patuh dan Meninggalkan larangan) kepada Allah.Qs. At-Talaq : 02-03
DeleteTerima kasih atas komennya. Keberkahan akan diberi bagi negeri yang penduduknya bertakwa. Al Quran menegaskan hal itu..Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (Al Araf:96)..
DeleteSalam
Tinggal tunggu minyak nya abis,jadi negeri gembel deh karna pemalas
ReplyDeleteKita pun juga negara yang bergantung pada hasil alam, seperti kopi, kelapa sawit dan kakao.Lebih baik belajar hal yang positif dari negara lain dan mengaplikasikan di negara kita daripada sekedar mengutuk dan membully karena itu tidak produktif.
DeleteSalam...
Allah SWT pun membenci sikap lemah, tidak mampu, dan malas. Dalam hadis dinyatakan, "Allah SWT mencela sikap lemah, tidak bersungguh-sungguh, tetapi kamu harus memiliki sikap cerdas dan cekatan, namun jika kamu tetap terkalahkan oleh suatu perkara, maka kamu berucap 'cukuplah Allah menjadi penolongku, dan Allah sebaik-baik pelindung." (HR Abu Dawud).RASULULLAH TIDAK MENGAJARKAN UMATNYA MENJADI PEMALAS . JANGAN CONTOH ORANG ARAB YANG PEMALAS .CONTOHLAH SURITAULADAN RASULULLAH SAW . JANGAN MEMBUAT PEMBENARAN.IBADAH UMAT ISLAM SANGAT IDENTIK DENGAN PRODUKTIFITAS DAN KREATIFITAS
DeleteBetul...Rasulullah adalah suri tauladan. Tulisan ini bukan untuk membuat pembenaran tapi demi Allah diniatkan untuk jadi pembelajaran bagi kita. Itupun ditulis dari perspektif orang yang mengalaminya sehingga sangat subjektif. Sepakat ataupun tidak terserah dari kebijaksanaan pembaca..
DeleteSalam..
Assalamualaikum Mas Andi Ekasari. Perkenalkan, saya Arga Andreas, seorang Indonesia, berdarah Batak, dan beragama atau berkeyakinan Kristen Protestan.
ReplyDeleteMohon maaf mas, tidak ada waktu untuk menghina agama. Begini, ada beberapa faktor nyata yang membuat warga Arab Saudi sangat makmur walaupun kata mas mereka malas dalam bekerja (beda dgn orang Jepang yg kerjanya super rajin). Pertama, mereka memiliki sumber minyak dan gas yang melimpah, dan belum habis juga. Kedua, setiap tahun, umat Islam dari seluruh dunia pasti mengunjungi Arab Saudi untuk ibadah Haji dan Umroh, di 2 kota suci, Mekkah dan Madinah. Ketiga, warga negara Arab Saudi merupakan masyarakat yang cenderung homogen, semuanya berdarah Arab, berbahasa Arab, dan beragama Islam (madzhab Wahabi). Keempat, jumlah (kuantitas) warga negara Arab Saudi yang sedikit, hanya berjumlah 33.000.000.
Jadi, sangatlah wajar, bila penduduk Arab Saudi jauh lebih makmur daripada negara kita.
Lalu, anda tadi bilang kalau semua ulama digaji pemerintah, dan semua anggaran masjid ditanggung pemerintah. Apakah anda tau, di Arab Saudi, bila ada warganya, termasuk ulama, yang mengkritik pemerintah Arab Saudi, atau hanya seorang pangeran, ia bisa dipenjara, disiksa, dihabisi karirnya, bahkan dibunuh? seperti kasus Jamal Kashogi, seorang jurnalis yang dibunuh karena memiliki informasi mengenai korupsi para pangeran Saudi.
Dan juga, anda tadi bilang kalau rakyat Arab Saudi sangatlah taat beragama. Itu rakyatnya. Apakah anda tidak pernah mendengar? Banyak oknum pangeran Arab Saudi, yang hobi pesta pora, mabuk2an, dugem, main pelacur, bahkan berjudi di Las Vegas? Coba anda lihat, banyak pangeran Arab Saudi, yang hidupnya super glamour edan dan di luar batas. Mungkin di Arab Saudi, semuanya makmur. Tahukah anda, bila Arab Saudilah yang memimpin koalisi negara2 Teluk dalam membombardir Yaman, tentunya dgn dukungan senjata dari USA? Tahukah anda, bagaimana di balik hukum Syariah yang sangat ketat, yang dipraktikkan pada "rakyatnya" (rakyat biasa), pemerintah Saudi sering berkolaborasi dengan USA, Inggris, dan Israel, terutama dalam menciptakan Taliban di Afghanistan dan ISIS di Suriah dan Irak? Pemerintah Saudi tidak pernah maksimal dalam membantu rakyat Palestina, Suriah, Yaman, Irak, dan Afghanistan. Kalau memang pemerintah Saudi benar2 Syariah dan Islami, mengapa mereka tidak pernah mengirimkan tentaranya memerangi Israel, yg bertahun2 menzolimi rakyat Palestina? Malah Venezuela, yang pemimpinnya Katolik, saat itu Hugo Chavez, memberi bantuan kiriman minyak bagi Palestina. Malah Hezzbolah yang Syiah, berkali2 berperang melawan tentara Israel.
Jangan kira para pemimpin Kerajaan Arab Saudi itu alim super seperti para Nabi (dari Nabi Adam sampai Nabi Muhamad). Banyak juga kasus pemberangusan para kritikus di sana. Jadi, Arab Saudi pun tidak 100% sempurna. Yang jadi pertanyaan, bila nanti minyak mereka habis, apakah mereka bisa bertahan? Atau malah mengalami krisis ekonomi yang parah, seperti yang dialami Venezuela? Terimakasih banyak. Walaikum Salam.
Bang Arga, di awal artikel memang sudah saya tegaskan bahwa tulisan ini sangat subjektif berdasarkan pengalaman penulisnya (yang kebetulan bukan saya) sehingga tdk bisa digeneralisir. Tulisan ini saya tuliskan kembali agar kita bisa membuka mata dan berpikir apa yang salah di negara kita? Bisakah kita belajar dari pengalaman negara lain? Kebetulan saja di artikel ini Arab Saudi. Bukan berarti Arab Saudi itu sempurna dan tanpa kekurangan (seperti kesimpulan di akhir artikel), tapi belajar itu mengambil apa yang baik dari pengalaman mereka untuk jadi bahan pemikiran (bukan perdebatan, karena berdebat tak menyelesaikan masalah) kita bersama. Saya pun tidak ingin berdebat soal agama karena itu sifatnya sangat pribadi dan masing-masing kita membuat pilihan dalam hidup. Tapi saya meyakini keindahan agama saya. Jika ada penyimpangan yang terjadi bukan kesalahan agamanya tapi orangnya.
DeleteSaya tidak tertarik untuk memikirkan bagaimana Arab Saudi ke depannya saat minyaknya habis. Sayapun juga tidak punya kekuatan untuk merubah Indonesia menjadi lebih makmur dan sejahtera. Saya hanya ingin menjalankan peran kecil saya, mencoba menjadi insan yang lebih baik dan menuliskannya dalam sebuah blog pribadi. Harapan saya agar orang yang membacanya juga mendapat inspirasi layaknya saya sehingga bisa menjadi insan yang lebih baik juga. Indah jadinya Indonesia jika setiap warganya berusaha menjadi insan yang lebih baik.
Salam..
Alhamdulilah ya Allah, smoga ini menjadi pintu hidayah buat umat islam di indonesia, tulisan yg anda sngat inspiratif, Allah itu maha kaya, pengertian rezeki dlm islam itu sngat luas, jd ngg bs di ukur dgn logika dan matematika, sy salute sm orang arab, kerja buat nunggu waktu sholat, ini keren bgt, islam itu rahmatan lil alamin, segala aspek diatur sedemikian rupa utk kebaikan manusia itu sendiri, syng di indonesia tidak menganut aturan syariat islamDari renungan saya, ternyata..Al Qur’an surat
DeleteAt-Thalaaq: 2-3: “…Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada diduga-duga …” smoga apa yg anda tulis menjadi amal ibadah, dan menjadi pencerahan bgi saya dan umat islam lainnya, bahan renungan