4 Sikap Yang Paling Sering Kita Lakukan yang Ternyata Menjauhkan rezeki.
Sikap bisa jadi penentu rezeki anda!
- Masih merasa rezeki anda susah? Jangan salah, sikap kadang menjadi penghambat rezeki masuk. Kita pikir sikap tidak menentukan rezeki anda? Perhatikan tulisan di bawah ini, beberapa sikap yang paling sering kita lakukan yang ternyata mengusir rezeki, membuatnya menjauhi kita. Sikap apa saja itu?
a. Cuaca.
- Kondisi cuaca sering menimbulkan ketidaknyamanan bagi kita. Kita pun kadang berharap cuaca adem tapi yang diberi Allah malah cuaca panas yang menyengat atau hujan lebat berhari-hari sehingga menghalangi aktivitas kita. Tapi kan tidak mungkin Allah mengkondisikan cuaca sesuai kehendak kita. Tidak mungkin kehendak Allah harus mengikuti kehendak kita. Jangan sampai ketidaknyamanan itu membuat kita marah dan tidak terima dengan takdir Allah. Jaga lisan baik-baik, jangan sampai kita tergelincir melakukan celaan terhadap cuaca yang tidak bersahabat.
- Hadits Rasulullah " Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang mengundang ridha Allah yang tidak sempat dia pikirkan, namun Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Sebaliknya ada hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tak pernah memikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahanam (H.R.Ahmad).
Mencela cuaca = mencela Zat yang menciptakan dan mengendalikan cuaca.
- Protes seorang hamba saat Allah menetapkan takdir, sejatinya protes pada Allah. Dalam sebuah hadits qudsi Allah melarang kita untuk protes pada keadaan yang Dia ciptakan.
- Rasulullah SAW bersabda, Allah Taala berfirman, "manusia menyakiti Aku, dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik masa, Akulah yang mengatur malam dan siang". (H.R. Bukhari Muslim).
- Mencela cuaca sama saja dengan mencela waktu karena keduanya ketentuan Allah. Tidak apa-apa mengomentari cuaca, asal hanya sekedar memberitakannya saja. Seperti "Hujan membasahi sepatuku. Atau cuaca sedang panas, sebaiknya memakai pelindung saat keluar rumah." Tapi jangan mencela, dengan kalimat seperti "ngapain juga hujan turun terus, bikin banjir mana jalanan macet lagi! Sebel deh sama hujan, gak malam, pagi, siang sore gak pernah absen, rajin banget, istirahat napa?"
baca : mengapa tukang kritik jauh rezeki?
b. Makanan.
- Jangan mencela makanan, karena makanan lah yang menunjang tubuh anda agar bisa bertahan hidup, bisa kuat melaksanakan aktivitas, bisa ibadah, bisa menikmati dunia. Bayangkan jika harus menahan lapar, tubuh jadi lemas, tak bisa beraktivitas, ibadah malas. Mencela makanan berarti mencela yang memberi makan. Bukan karena anda yang masak, anda yang beli dengan uang sendiri lalu merasa jumawa, seolah-olah anda yang memberi makan diri sendiri. Padahal siapa yang menumbuhkan padi, sayur, buah sebelum masuk ke perut anda? Siapa yang memenuhi laut dengan ikan, menciptakan hewan ternak untuk jadi sumber protein anda?
Jika anda mencela makanan artinya anda mencela Allah.
- Jika makanan itu tak sesuai selera, tak usah dimakan, cukup diberi kepada orang yang menyukainya. Jika diundang dan masakan tuan rumah tidak enak, sekedar mencicipi sedikit untuk menghormatinya tidak apa-apa ketimbang menghabiskan tapi sudah itu mencela habis-habisan (di belakangnya).
- Tahukah anda begitu banyak orang yang terlibat sampai makanan itu terhidang di atas meja makan anda. Ada petani yang menanam, memelihara dengan susah payah kemudian memanen tanaman itu. Ada peternak yang bersimbah peluh memelihara ternaknya agar siap untuk diperdagangkan. Ada pedagang yang memproses kemudian menjualnya. Anda tinggal datang ke pasar, bawa duit kemudian mengolahnya, tinggal makan.
baca : mau rezeki berkah, bersyukurlah atas makanan kita
c. Manusia
- Fisiknya. Lihat orang jelek dicela, liat orang cacat diejek, liat orang penyakitan dikatain, liat orang gendut diketawain, liat orang kurus kerempeng dibilangin. Bahkan yang cantik pun dicurigain, jangan-jangan operasi plastik.Tak ada yang luput dari celaan kita, padahal kita pun tak sempurna.
- Kelakuannya. Lihat orang pintar dibilangin sok tau alias kepo, liat orang bodoh dibilangin gak pernah makan sekolahan, lihat orang jahat didoain biar semaput, liat orang malas dibully, liat orang baik dibilang pencitraan, liat orang kalem dibilang jaim. Tak ada kelakuan yanh luput dari celaan kita. Padahal kelakuan kita belum tentu bagus. Mencela sesama manusia = mencela penciptanya. Siapa Dia? Allah Taala.
- Pekerjaannya. Liat orang ngemis dibilangin malas, liat psk dikatain gak bermoral, liat pejabat kaya dicurigain hasil korupsi, liat PNS dibilangin cuma bisa terima gaji buta. Tak ada pekerjaan yang bagus di mata kita, semua punya kekurangan yang pantas untuk dicela.
- Pemerintah. Kita tak pernah puas dengan kinerja pemerintah, selalu saja ada kurangnya. Semua kebijakan yang dibuat pemerintah selalu salah sasaran menurut kita. Tak pernah ada yang pas. Padahal jadi pemerintah yang mengurus rakyat itu tak mudah. Belum tentu kalau kita duduk menggantikan bisa berbuat lebih baik.
- Pemberian. Saat diberi sesuatu oleh orang lain kita tak pernah puas, selalu saja ada kurangnya. Mulai dari harganya yang dianggap murahan, bentuknya yang tak menarik hatimu, macamnya yang tak sesuai keinginanmu, si pemberi tak kamu sukai orangnya dan sebagainya. Padahal pemberian itu rezeki. Kita tak pernah minta dikasi kado trus tiba-tiba ada yang kasi (meski isinya tak sesuai harapan). Kita tak pernah minta traktir tiba-tiba makan ada yang bayarin (meski kita menuduhnya sok), kita tak pernah minta pujian trus ada yang muji(meski kita menuduhnya gak iklas). Kita tak pernah terima pemberian dengan rasa syukur, selalu saja ada ruang buat nyela.
(2). SUKA MENGELUH
- Harga-harga yang melambung. Apa lagi yang bikin kita gerah kecuali soal harga? Harga naik bikin kita ngeluh berkepanjangan karena daya beli berkurang.
- Gaji tak naik. Setiap orang ingin punya uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Tapi meski harga-harga pada naik kita tetap harus menerima kenyataan kalau gaji kita tetap saja alias tak naik. Hal itu membuat kita mengeluh karena kurangnya duit yang bisa dibelanjakan.
- Pendapatan yang seret. Tiada hari tanpa mengeluh, termasuk saat bisnis menurun, keuntungan menjauh, malah rugi melulu. Semua itu dikeluhkan dan mulai sibuk mencari kesalahan di luar dirinya. Mulailah mengeluhkan pemerintah yang tak becus mengurus negara sehingga pendapatan warganya menurun sebagai akibat dari resesi ekonomi yang berkepanjangan, banyak orang yang susah karenanya.
- Sejuta daftar keluhan adalah hal-hal yang menghiasi hari-hari kita, seolah tiada hari tanpa keluhan. Keluhan menarik energi negatif dan menjauhkan rezeki. Mengapa bisa begitu? Keluhan identik dengan kekufuran, ketidak bersyukuran, ketidakmampuan menerima ketentuan Allah dengan baik.
baca : rezeki bakalan mandek jika anda selalu mengeluh
(3). SUKA MENGUMPAT.
- Coba perhatikan hal-hal berikut ini, apakah anda sering melakukannya?
- Hampir diserempet orang bukannya istighfar, malah mengumpat, ngata-ngatain orang kalo perlu mendoakannya celaka.
- Saat terpercik air hujan karena kendaraan yang lewat di dekatnya bukannya sabar malah mengumpat dan mengatakannya sok / sombong karena naik mobil / motor.
- Didahului orang lain saat antrean bukannya menegur dengan baik-baik malah keluar seluruh sumpah serapah dari mulut kita, kalau perlu ngajak duel orangnya.
- Pokoknya tidak ada hal-hal yang tidak membuat kita kesal. Hal-hal yang membuat kesal itu mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Perasaan kesal itu akan membuat kita tak bahagia, dan perasaan tak bahagia akan memancarkan energi negatif dalam diri kita dan energi negatif itu akan mengusir rezeki jauh-jauh. Orang saja ogah mendekat pada mereka yang pemarah, tukang mengumpat dan gampang kesal, bukan?
(4). PERHITUNGAN
- Perhitungan beda dengan kikir. Kikir sama sekali ogah untuk mengeluarkan duit, sementara perhitungan mau mengeluarkan duit setelah menghitung untung rugi dsb.
- Perhitungan dengan uang. Banyak orang yang perhitungan dengan uangnya. Mungkin termasuk anda dan saya. Kita sanggup beli pulsa atau kuota internet sampai ratusan ribu, tapi begitu masukin ke celengan mesjid paling besar 20.000 rupiah. Karena internet dan pulsa adalah kebahagiaan hidup kita, sementara celengan mesjid kita belum melihat urgensinya alias keuntungannya bagi kita. Kita sanggup makan di restoran mahal dengan biaya jutaan rupiah tapi memberi makan orang miskin dan anak yatim cukup pada saat bulan puasa saja atau pada saat ada keperluan (pencitraan, pilkada dsb).
- Perhitungan dengan amal kebaikan. Kita pilih-pilih untuk melakukan amal kebajikan, kita berbuat baik pada orang yang akan memberi kita sesuatu. Sebelum melakukannya kita pikir untung ruginya, apa yang kita dapatkan dari perbuatan tersebut, bermanfaat atau tidak. Jika tidak ada imbalannya kita ogah melakukannya. Kita tak pernah ikhlas, kita pamrih dalam melakukan sesuatu. Pamrihnya bukan pada Allah tapi pada manusia yang lemah. Sadarkah bahwa kita sebenarnya melakukan syirik? Syirik adalah dosa besar yang tak terampunkan dan penghambat rezeki nomor satu.
Perbaiki sikap anda !
- Itulah 4 sikap yang paling sering kita lakukan yang mengusir jauh-jauh rezeki dari kita. Bukan Allah berbuat zalim tapi sikap kita yang tanpa disadarilah yang membuat rezeki kita macet, terhambat dan mandek.
baca : rezeki terasa mandek, berhijrahlah !
- Jika ingin rezeki lancar kembali, perbaiki sikap anda. Tahukah bahwa Allah senantiasa melihat apa yang anda perbuat, malaikat senantiasa mencatat apa yang anda kerjakan dan kematian bisa menjemput anda tiba-tiba. Maukah anda mati dalam kondisi melakukan perbuatan tercela dengan amal kebaikan yang minus? Naudzubillah min dzalik.
Wallahu alam..
Comments
Post a Comment