Mulutmu Rezekimu tapi Mulutmu Juga Harimaumu
Hati-hati dengan mulut.
- Mulut adalah salah satu panca indera yang penting yang diberi Allah untuk kita. Mulut selain digunakan untuk merasa makanan juga yang paling banyak digunakan adalah berkata-kata. Kata tidak boleh dianggap remeh, tajamnya kata lebih tajam dari pedang. Jika luka karena teriris pedang bisa sembuh tapi luka karena teriris kata-kata yang menyakitkan bisa butuh waktu untuk sembuh alias sembuhnya lebih lama.
- Kata yang keluar dari mulut sudah bukan menjadi milik kita lagi..sehingga sulit untuk ditarik. Sekali kata terucap maka sudah menjadi konsumsi publik, konsekuensinya bisa memberi manfaat dan bisa membuat mudharat bagi pendengarnya.. Karena itu penting bagi kita untuk menjaga lisan..
Mulutmu rezekimu, tapi juga harimaumu..
- Kapan mulut menjadi rezeki? Saat mulutmu hanya mengucap kata-kata yang bermanfaat, memakan makanan yang halal, baik dan bermanfaat serta menutupnya jika bukan karena 2 hal tersebut di atas. (baca : bagaimana memberdayakan tubuh untuk menarik rezeki?).
- Jangan remehkan mulut, karena dalam mulut ada lidah yang membantu kita berkata-kata, hati-hati, lidah bisa saja mempengaruhi rezeki anda. Bijaklah dengan kata yang akan keluar. Bisa saja kata-kata itu memblok rezeki anda. Bijaksanalah kapan harus bicara dan kapan harus diam.
Kapan harus diam?
- Yang pertama kita bahas adalah diam, karena kelihatannya mudah dilakukan, padahal belum tentu. Karena diam terkait dengan kontrol diri untuk tidak berbicara sementara kecenderungan manusia adalah berbicara terus menerus. Kapan harus diam?
- Lebih baik diam, jika kata-kata yang akan anda keluarkan menyakiti orang lain. Fitnah, gosip, ghibah, mengumpat, sumpah serapah adalah kata-kata yang berpotensi menyakiti hati orang lain. Anda mau rezeki seret karena kebanyakan disumpahi orang?
- Diam jadi lebih terhormat jika kata-kata yang keluar hanya untuk merendahkan orang lain. Karena kita belum tentu lebih baik dari mereka yang kita rendahkan. Jika mereka mendoakan kita susah rezeki, bisa saja itu dikabulkan Allah bukan?
- Diam adalah pilihan terbaik jika bicara bisa membuat orang lain merasa terhina. Siapa kita yang begitu berani menghina ciptaanNya? Bukankah menghina ciptaanNya berarti menghina penciptanya? Beranikah anda menghina Allah sementara rezeki anda bergantung padaNya?
- Diam jauh lebih mulia jika kata-kata yang meluncur dari mulut bisa menjerumuskan orang lain ke lubang dosa. Jangan jadi pelopor maksiat yang menginspirasi orang lain untuk berbuat dosa, yang memotivasi orang lain menjauh dari Allah, yang membuat orang lain terjerumus dalam kesesatan. Setiap dosa yang mereka lakukan kita pun dapat bagiannya karena kita lah yang menjadi inspirator. Bagaimana rezeki mau bagus jika dosa terus menerus bertambah berkali lipat?
- Diam jauh lebih baik jika bicara membuat kerugian bagi orang lain. Dusta, bersaksi palsu adalah tindakan yang merugikan orang lain. Bagaimana rezeki bisa bagus jika kehidupan kita tak bermanfaat bahkan kata-kata yang kita keluarkan malah merugikan orang lain?
Kapan harus bicara?
- Buka mulut dan bicaralah, jika diam anda bisa menyebabkan orang lain celaka. Jika tahu kebenaran, ungkapkan kebenaran itu, jangan disimpan. Jika melihat orang lain melakukan kesalahan yang bisa mencelakakan dirinya dan anda mampu untuk membantunya, bantulah, minimal dengan kata-kata dan doa..
- Bicara jadi mulia jika diamnya kita hanya membuat orang lain rugi. Kita bisa saja diam. Tapi kita tahu kalau kita mendiamkannya maka orang lain akan kena dampaknya. Bicaralah, bantu orang lain keluar dari kesulitan dan jangan semakin membuatnya terpuruk.
- Bicara jadi hebat, jika diam membuat orang lain tak tahu kalau dirinya melakukan kesalahan. Kadang seseorang harus diberitahu kalau dirinya salah. Seringkali seseorang harus diingatkan jika dirinya keliru. Jangan diam, jika itu bisa membantu orang lain menemukan kesalahannya, bantu dia memperbaiki dirinya, kita tak pernah tahu keajaiban yang ditimbulkan oleh sebuah kata-kata yang baik.
- Bicara jadi bermanfaat jika kata-kata yang keluar dari mulut membuat orang lain meningkat pengetahuannya, merubah perilakunya jadi lebih baik, lebih sejahtera dan lebih dekat pada Allah.
Hati-hatilah berbicara
- Hati-hati berbicara kekayaan, materi, harta benda milik anda di hadapan orang miskin. Hal itu bisa membuatnya merasa terhina, merasa rendah, merasa tak berguna, merasa kurang. Daripada sekedar bicara, keluarkanlah hak mereka dari harta anda. Berikan zakatnya, infaq, sedekah, sumbangan, karena itu jauh lebih mereka butuhkan.
- Hati-hati berbicara kesehatan anda yang mumpuni di hadapan mereka yang terbaring sakit. Hal itu bisa menimbulkan kesedihan, membuat mereka merana, meratap, menderita karena mereka tak memiliki kesehatan seperti halnya anda. Berikan mereka semangat dan doa anda agar diberi kesembuhan dan juga kesabaran menghadapinya.
- Hati-hati bicara keperkasaan dan kekuatan anda di depan orang yang lemah. Karena itu semakin melemahkan mereka, semakin menghilangkan semangatnya, semakin membuat mereka tak berdaya. Daripada menyombongkan kekuatan lebih baik berdayakan mereka yang lemah dengan kekuatan anda itu. Beri modal, beri keterampilan, beri motivasi untuk membuat hidup mereka lebih baik.
- Hati-hati berbicara kebahagiaan di depan mereka yang sedih dan terpuruk Karena itu membuat mereka semakin sedih. Bersimpatilah pada derita yang mereka rasakan, bantu mereka untuk bangkit dan meraih kebahagiaannya kembali.
- Hati-hati berbicara kebebasan di hadapan mereka yang terkungkung dan terpasung. Hal itu membuat mereka ingin berontak dan frustasi. Kebebasan adalah hal yang mahal bagi mereka yang terpenjara. Berikan penghiburan dan semangat untuk memperbaiki diri agar menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Sekarang anda paham, bahwa mulutmu adalah rezekimu tapi juga harimaumu? Mulutmu bisa bermanfaat tapi juga bisa menjerumuskanmu.. Hati-hatilah menggunakannya. Mulut bisa membawa rezeki tapi juga bisa memblok rezeki anda.
- Wallahu alam...
Comments
Post a Comment