Mau Rezeki Lancar Harus Siap Diuji
Rezekinya mau, ujiannya ogah..
- Itulah kebanyakan kita. Tiap hari berdoa minta rezekinya ditambah, dibanyakin, dilancarin dan kalo boleh gak usah diuji deh... Karena yang namanya ujian itu pasti gak enak, pasti berat dan bikin baper..
- Tapi hidup ini kan hanya tempat transit. Tempat buat ngumpulin bekal lewat ibadah dan amal saleh, agar cukup dibawa ke kampung akhirat nan abadi kelak. Rezeki yang dikasi ke kita itu tujuannya untuk memudahkan kita melakukan ibadah, bukan untuk dipake foya-foya, bersenang-senang, kemudian lupa tujuan penciptaan kita. Allah ngasi rezeki agar kita bisa memanfaatkannya untuk menebar kebaikan, meninggikan martabat manusia dan membantu membagi kebahagiaan pada orang lain.
- Rezeki bagus, ibadah lancar nah.. itu cakep ! Kalo begini kondisinya Allah akan ngasi ujian. Jangan salah.. nabi dan rasul pun juga diuji, bahkan ujiannya jauh lebih berat dari kita semua. Gak perlu jauh-jauh Rasulullah SAW harus menghadapi hinaan, cacian, kekerasan bahkan percobaan pembunuhan pada dirinya saat awal nyebarin agama Islam ke penduduk Mekkah. Ujian itu mutlak agar kita bisa belajar menyatukan kekuatan untuk menghadapinya dan bertopang hanya pada kekuatan Allah untuk mengatasinya. Ujian itu rezeki juga lho. Karena kita gak dikasi ujian tanpa ada tujuannya dan tanpa diberi kemampuan untuk mengatasinya. Ujian membuat kita jauh lebih kuat dari sebelumnya.. Ujian juga cara Allah menguatkan keimanan kita.
Mau rezeki lancar ya...harus siap diuji.
- Itu udah pasti ya.. Dan kita semua bakalan diuji berdasarkan apa yang paling penting bagi kita. Karena bukan ujian namanya kalo gak berat dan beratnya nambah kalo diuji dengan sesuatu yang kita sukai.
- Bagi yang sukanya harta dan menganggap harta itu penting baginya akan diuji dengan harta juga. Apakah hartanya dibanyakin atau malah di kasi kurang? Banyak harta bisa bikin seseorang terlena, lupa bersyukur, sibuk ngurusin harta dan mulai ngurangin waktu untuk ibadah. Kurang harta bisa bikin seseorang mempertanyakan kemurahan hati Allah, sibuk nyari rezeki, gak peduli halal haramnya yang penting bisa makan.. Bukankah kefakiran dekat dengan kekufuran?
- Kalo yang sukanya sama wanita, ya... ujiannya gak jauh-jauh dari wanita. Entah di kasi isteri yang gak setia, gak bisa berterima kasih sama suami, bisanya hanya merongrong dan nyuruh suami beruat maksiat. Ato malah diuji dengan wanita cantik yang mengajaknya zina. Ada juga yang diuji dengan kematian isteri tercintanya.
- Kalo yang sukanya sama jabatan, bakal diuji dengan jabatannya. Entah jabatannya dinaikkan, ada potensi korupsi dan penyelewengan di sana yang dengan mudah bisa dia lakukan. Ato malah jabatannya diambil dan dijadikan orang biasa yang gak dipandang orang karena gak punya jabatan lagi..
- Bila agama yang paling penting baginya maka keistiqamahannya dan kecintaannya terhadap agama juga yang akan diuji. Jalan dakwahnya bakal dibuat susah, dapat tentangan umat dan sebagainya..
- Bagi yang nganggap kesehatan adalah yang paling penting baginya maka, Allah akan renggut kesehatannya dengan diberi penyakit berat yang membuat tubuhnya semakin lemah dan tak berdaya.
- Bagi yang menganggap keluarga adalah yang terpenting baginya, juga akan diuji dengan keluarga yang bermasalah, anak-anak yang bandel, perselisihan dengan sesama saudara memperebutkan warisan, dan sebagainya..
- Itulah ujian yang dijanjikan Allah buat para manusia. Ujian diberikan terhadap harta dan dirinya. Ujian diberikan gak pandang bulu dan biasanya diberi sesuai dengan apa yang kita sukai. Untuk melihat sejauh mana kita bisa memaknainya, sejauh mana kita bisa bersabar dan tetap bertakwa pada Allah saat menghadapi ujian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Surah Al Imran ayat 186 di atas. Itu sebabnya sedekah yang paling berat juga adalah sedekah ekstrim, mengikhlaskan harta yang paling kita cintai justru di saat kita lagi sangat menyukai dan membutuhkannya untuk dipake di jalan Allah..
baca juga : mengapa rezekiku gak kunjung membaik.Wallahu alam...
Comments
Post a Comment