Penghambat Utama Rezeki Dalam Rumah Tangga

Berumah tangga adalah pembuka pintu rezeki.

  • Dalam artikel 8 pintu masuk rezeki, udah dibahas kalo salah satu pintu masuk rezeki adalah lewat berumah tangga / menikah. Rezeki seorang lelaki akan disempurnakan Allah begitu dia menikah, karena rezeki isteri dan anak-anaknya kelak diikutkan Allah dalam rezekinya.

  • Menikah atau berumah tangga itu gak main-main.... itu teken kontrak ama Allah lho. Kalo istilah kerennya di pemerintahan sekarang ini adalah teken pakta integritas antara pemberi mandat sama yang diberi mandat. Isi pakta integritasnya bakalan menjalankan mandat yang diberikan padanya dengan penuh integritas. Kalo gak bisa menuhin itu bakalan ada konsekuensinya juga. Apalagi teken kontraknya ama Allah. Suami dititipin seorang wanita yang jadi isteri dan anak-anak keturunan yang nantinya bakal di pertanggung jawabkan di pengadilan Allah kelak.
  • Karena menikah itu pembuka pintu rezeki, makanya kalo dijalanin dengan baik bakalan menarik rezeki. Tapi kalo rumah tangganya kacau ya sebaliknya, bakal menghambat rezeki.
  • Penghambat utama rezeki dalam rumah tangga adalah jika suami isteri itu gak kompak. Isteri merasa bener sendiri, suami juga begitu merasa pinter dan bener sendiri. Tiap hari bukannya saling sayang, malah saling tuding. Apa-apa dipertengkarkan. Gak ada kasih sayang, gak ada cinta, gak ada rasa hormat dan menghargai satu sama lain. Ini penghambat rezeki paling utama. 
  • Menikah adalah salah satu pintu pembuka rezeki. Nikah bisa jadi pintu rezeki kalo suami isteri menyatukan hati dan pikirannya menjadi satu visi, satu tujuan, yaitu menggapai ridha Allah. Kalo gak menyatukan visi, jalan sendiri-sendiri malah menutup rezeki. Pintunya ada tapi gak kebuka. Pintunya tersedia tapi kuncinya macet, ya gak kebuka juga. Maka jangan heran rumah tangga yang diwarnai pertengkaran dan keributan rezekinya jadi terhambat.
Baca : mengapa membahagiakan isteri melancarkan rezeki?, atau mengapa membahagiakan suami memudahkan suami?

Rumah tangga ladang pahala.

  • Rumah tangga dalam Islam adalah tempat mendapatkan pahala yang paling besar. Gak ada yang pahalanya terus menerus mengalir dan dipanen setiap saat selain menikah / berumah tangga. Karena mulai akad nikah sampai ada keturunan cucu cicit turun temurun semuanya bisa menuai pahala. Syaratnya jadikan pernikahan itu sebagai ibadah.
  • Saat akad nikah seorang lelaki sudah berjanji kepada Allah untuk mengarungi bahtera yang namanya rumah tangga bersama seorang perempuan. Apapun yang dilakukannya bersama isteri dan keturunannya saat mengarungi bahtera ini adalah ibadah. Karena menikah itu perintah agama. Jika ingin rezekimu lancar, jadikan rumah tangga sebagai ladang pahala, bukannya ladang dosa dan kemungkaran.




Rumah tanggamu adalah ibadahmu

  • Mau rumah tanggamu dilancarkan rezekinya, kuncinya hanya satu ikhlaskan niatmu berumah tangga karena Allah Taala. Mulai dari memperbaiki niat, perjelas alasan menikah dulu. Alasan menikah jangan karena disuruh orangtua, karena terdesak waktu, karena suka dan cinta banget sama calon, karena semua teman-teman udah nikah, gak enak kalo jomblo sendiri atau karena umur yang makin menanjak. Karena kalo niatnya seperti itu gak bakal dinilai sebagai ibadah, sia-sia kan? 
  • Awali pernikahan dengan niat yang bener, nikah karena itu perintah Allah dan rasulNya. Sama halnya seperti sholat, puasa, zakat, haji dan umrah, semua kita laksanakan karena itu perintah Allah, bukan? Jangan dicampur niat ibadah dengan niat lain yang ada kaitannya dunia, akhirnya ibadahnya gak sempurna dan gak bisa dinikmati. Ada kan yang niat nikah biar bisa morotin hartanya, ada yang niat nikah biar gak dibilang perawan tua yang gak laku. Kalo niatnya aja udah gak bener, gimana mo bener rezeki rumah tangganya???
  • Kalo kita niatnya ibadah maka semuanya jadi mudah. Misalnya kek haji. Ibadah ini sebenarnya susah dan bikin lelah lho. Naik pesawatnya lama, prosesi ibadahnya berat, di bawah kondisi iklim yang ekstrim, berdesak-desakan ama jamaah lainnya pula. Tapi kalo niatnya ibadah, semuanya mudah, prosesi dijalani dengan lancar, iklim gak jadi halangan dan kalo udah pulang dia mau lagi pergi ibadah ke Mekkah. Terlupakan lah semua kesusahan dan kelelahannya. Karena udah kerasa nikmatnya gitu.
  • Nikah juga begitu. Menyatukan dua orang dengan latar belakang yang beda, kebiasaan yang bertolak belakang, gak gampang dan butuh penyesuaian sepanjang usia pernikahan. Tapi kalo niatnya ibadah, semuanya dibawa gampang dan mudah. Kalo begini kondisinya rezeki juga jadi gampang dan mudah..
  • Kuncinya sih gini. Semua yang ada di muka bumi ini adalah sesuatu yang sedang Allah titipkan ke kita. Isteri adalah titipan Allah pada suaminya. Didik dia, lindungi dia, berikan nafkahnya maka Allah akan berikan pahala padanya. Begitu juga suami. Isteri harus menganggap suami adalah titipan Allah padanya. Layani dia, cuciin bajunya, bikinin kopi, kenyangkan perutnya, penuhi kebutuhan biologisnya, didik anaknya, jaga rumah dan hartanya, agar dikasi pahala surga dari Allah. Inilah yang namanya ibadah, kita gak akan pernah jenuh melaksanakannya. (baca : ciri-ciri wanita yang membawa rezeki bagi suaminya).

  • Karena kalo gak mikir nikah ini sebagai ibadah maka yang ada dalam pikiran kita itu seperti ini. Isteri itu gak pernah kita kenal sebelumnya, setengah mati banting tulang di luar sana, hasilnya tinggal kasi ke istri. Dia yang makan, dia yang beli baju, dia yang menikmatinya. Kalo bukan karena niat ibadah, bisa saja seorang laki-laki bilang, siapa wanita ini? Enak bener, hasil keringat saya tiba-tiba diambil saja, dipake dan dihabisin seenak udelnya?
  • Isteri juga bisa begitu. Saat belum menikah mungkin di rumah orangtuanya gak pernah kerja dapur, diurusin sama ortu atau sama orang lain (pembantu). Tapi begitu nikah, laki-laki yang gak dikenalnya dengan baik harus dia masakin, cuciin bajunya, layani biologisnya, hamil anaknya. Kalo bukan karena ibadah pasti mikir, siapa laki-laki ini? Enak bener dilayanin sedemikian rupa? Akhirnya terjadi pertengkaran-pertengkaran dalam rumah tangga, karena niatnya bukan ibadah.
  • Kita tahu makin berat sesuatu di jalaninya, balasannya juga bakal sepadan. " Allah akan memberikan balasan sesuai kadar beban yang diberikan." Beda pahalanya orang yang pergi shalat di musim dingin, menantang cuaca yang menusuk tulang dengan orang yang pergi sholat dengan cuaca yang adem dan hangat. Kadar cobaannya beda jadi nilai pahalanya juga beda.
  • Saat menikah juga begitu, ada cobaannya. Ada mertua, ipar, tetangga, mungkin ada cobaan-cobaan dari mereka. Tapi kalo niatnya ibadah pasti bisa dilaluin. Karena sadar nikah itu bukan hanya dengan pasangannya tapi juga keluarganya. Gak mungkin kita hapus status orang tua dan saudara dari pasangan kita. Gak ada mantan orang tua atau mantan saudara. Mereka udah ada sebelum kita masuk dalam kehidupannya. Kitalah yang harus menyesuaikan diri.
  • Mertua atau ipar cerewet itu cobaan. Dalam agama kita dianjurkan untuk sabar, layani mereka dengan baik sesuai apa yang kita mampu, niatkan ibadah aja. Kalo terus dicerewetin, ya kalo perlu dijawab silakan, kalo gak perlu, ya..gak usah. Perlu itu maksudnya kalo kata-kata kita dianggap memberi manfaat, silakan, kalo bisa memicu kesalahpahaman mending diam dan sabar. Allah lagi nguji kita lho !
  • Sabar itu menerima takdir. Misalnya bangun tidur trus sakit kepala, pertama terima dulu sakit itu sebagai takdir Allah baru ikhtiar, nyari obat kek, minum air hangat, atau kembali istirahat sejenak, itu yang namanya sabar. Bersabar itu bukan berarti gak ikhtiar. Punya mertua atau ipar yang cerewet terima itu sebagai takdir dulu kemudian ikhtiar, layani dengan baik, perbaiki komunikasi. Yang jadi fokusnya itu bukan mertua atau ipar yang cerewet itu tadi, tapi kitanya, gimana bisa menyikapi dan menghadapi mereka dengan santun. Kalo niatnya ibadah semua bakalan mudah kita lalui, bakalan gampang dijalanin. Bakal ngundang rezeki yang banyak, yakin deh !
  • Kalo namanya ibadah pastilah akan ada gangguan-gangguan, karena setan musuh kita gak mau ibadah itu berjalan. Setan gak rela kalo kita ibadahnya bagus. Pasti akan digoda. Kata Rasul " Iblis pemimpin setan memiliki singgasana di lautan, setiap hari anak cucunya melapor, saya baru membuat orang bertengkar, baru membuat orang berzina, minum khamar dan sebagainya semua itu dianggap laporan biasa oleh iblis. Sampe ada yang datang laporan padanya kalo dia berhasil membuat suami isteri bercerai, dia ambil cucunya tersebut, didudukkan di sampingnya dan diberhentikan dari tugasnya. Artinya ini prestasi tertinggi yang dicapai oleh setan. 

  • Kata ulama, Kalo di luar rumah tangga setan yang goda cuma 10, dalam rumah tangga bisa jadi digoda dengan 1000 setan. Saking banyaknya setan yang ngerecokin, hal-hal kecil bisa jadi besar. Misalnya isteri terlambat buatin minuman buat suami, kan udah capek tuh seharian ngurus rumah tangga, mana ada bayi lagi, tapi itu udah cukup bikin suaminya marah dan gak ngomong sama isterinya. Udah capek-capek kerja tapi gak ada penghargaan, minum aja gak sempat dibuatin? Batin suami. Itu bisik-bisik setan tuh yang nohok-nohok perasaan suami. Sebaliknya bisa saja suami lupa ulang tahun isterinya, bikin isteri jadi jengkel dan gak ngomong sama suaminya sampe 2 hari, bahkan bisa mendorong dia ngucapin kata cerai. Dibisikin sama setan kalo suaminya gak cinta dan gak perhatian ama dia, buktinya ulang tahun aja bisa lupa? Padahal banyak sudah kebaikan suami tapi gak diingat. Karena godaan setan itu begitu besar dalam rumah tangga.
  • Setan itu ibarat marketing yang nawarin produknya, yaitu tinggalkan ibadah. Bagaimana cara dia agar kita gak deket ama Allah tapi deketnya ama setan. Rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah paling dibenci setan. Karena rumah tangga yang isinya penuh kasih sayang itu susah diceraikan. Tapi namanya setan gak ada kata nyerah. Pokoknya semua cara ditempuh buat bikin suami isteri bertengkar dan ribut melulu.
  • Kalo mau rumah tangga bagus rezekinya, ya.. buat rumah tangga adem, jauh dari keributan dengan bekerjasama menjadikannya sebagai ibadah demi mencapai ridha Allah. Gampang kan..???
Wallahu alam..

Comments

  1. Alhamdulillah Mantapppp..menjadi motifasi dlm hidup berumah tangga..

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Alhamdulillah...semoga bisa diaplikasikan.

      Delete
  3. Alhamdulillah. Terima kasih ilmunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama...mari kita sama-sama belajar. Salam..

      Delete
  4. Joss setan y tambah bingung karena manusia y lebih paham

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah, mudah2an kita diberi Allah kekuatan melawan musuh abadi manusia tersebut. Salam..

      Delete
  5. Semoga jdi pljrn brhrga dan kedepnya mnjdi lbh lagi atas ridhanya amin

    ReplyDelete
  6. Maaf jika suami berpikir udah berumah tangga tuh tdk perlu lg pake sayang sayangan tdk perlu lg bersikap romantis dg istri yg pnting mikir gimn kedepannya...apa hal itu benar..sedangkan bgi sy kasih sayang di antara suami istri itu amat penting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Fitrah manusia adalah saling kasih mengasihi. Suami isteri boleh disibukkan dengan urusan mencari rezeki tanpa harus lupa menebarkan keromantisan halal dalam rumah tangga. Gimana cara mengkomunikasikan dengan suami saja Mbak.. Bisa jadi suami belum tahu bagaimana cara berlaku romantis depan isterinya. Salam..

      Delete
  7. Demi apapun saya cuma bisa 😭😭😭😭.. Meratapi nasib dan menyesali pernikahan.. Untuk apa nikah klo pada akhirnya istri yg mencari nafkah. Sdgkan suami enggan cari nafkah.segitu badan sehat walafiat, tp enak enakan Bisa makan dari keringet istri.. 😭😭😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bersyukurlah karena Allah memberi anda masalah. Menangis tak akan menyelesaikannya tapi komunikasikan dengan suami bagaimana pemecahannya. Beri kesempatan suami untuk berusaha mencari nafkah halal dan syukurilah hasilnya, meskipun kecil. Jika suami tak kunjung berubah tentu saja perceraian bisa jadi pilihan terakhir. Sesal itu tak akan merubah apapun, perbaiki hidup dan ibadah anda, komunikasikan dengan keluarga jalan keluar setiap masalah, tempuhlah yang terbaik dan paling banyak manfaat darupada mudharatnya. Salam

      Delete
  8. Bagai mna klo suami seolah tidak paham utk hal hal seperti itu,, ego suami seolah membuta kn pikiran nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah perlunya suami sebagai kepala rumah tangga belajar agama, agar bisa membentengi keluarganya dengan baik dan benar. Tak ada kata terlambat untuk belajar menjadi kepala rumah tangga yang baik. Beri dukungan dan support buat suami agar bisa terbuka pikirannya dengan ikut pengajian, mendengarkan ceramah agama dan jangan lupa berdoa pada Allah SWT agar dia dibukakan pikirannya. Salam..

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?