Filosofi Rezeki ; Apa Beda Uang dan Kekayaan ?
Kita selalu menganggap rezeki itu sempit. Hanya berupa uang, harta dan kekayaan saja. Rezeki adalah sesuatu yang bisa dihitung dan diukur kuantitasnya. Padahal rezeki itu maknanya jauh lebih luas, yaitu segala pemberian Allah yang diberikan kepada mahlukNya untuk menjaga kelangsungan hidup mereka. Jadi semua mahluk merasakan rezeki Allah termasuk hewan, tumbuhan bahkan mahluk gaib seperti jin pun tak luput dari rezeki Allah yang Maha Pemurah. Tentu saja rezeki yang diberikan kepada mahlukNya tidak sama. Tapi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Apa yang dibutuhkan oleh manusia tentu beda dengan kebutuhan seekor semut atau setangkai mawar bukan? Yang jelas Allah tidak pernah menelantarkan umatNya terkait dengan rezeki. Jika merasa kurang rezekinya bukan Allah yang membuatnya kurang, tapi perasaan manusia saja yang tak bisa bersyukur, atau akibat perbuatannya sendiri yang berimbas pada rezekinya.
Sebenarnya rezeki itu gampang dicari dan gampang didapat. Kita saja yang malas mengusahakannya. Lalu bagaimana rezeki yang terkait dengan uang dan kekayaan?
Sebenarnya rezeki itu gampang dicari dan gampang didapat. Kita saja yang malas mengusahakannya. Lalu bagaimana rezeki yang terkait dengan uang dan kekayaan?
Beda Uang dan Kekayaan
Terdapat perbedaan nyata antara defenisi uang dan kekayaan. Ini yang tidak dicermati oleh banyak orang.- Sifat uang itu sementara, cepat habis dan tidak berkembang. Ketersediaannya pun terbatas. Jika kita mengejar uang belum tentu kekayaan akan kita dapatkan. Banyak waktu yang dihabiskan dan dibuang oleh manusia hanya untuk mengais-ngais uang. Karena sifat uang yang terbatas, maka perselisihan, persaingan bahkan perang saudara pun terjadi diantara manusia demi memperebutkan uang. Mereka tidak percaya bahwa kekayaan Sang Pencipta begitu banyak dan melimpah.
- Kekayaan itu memiliki sifat yang permanen, bertambah dan berkembang. Ketersediaan kekayaan melimpah dan cukup untuk semua orang. Jika kita membangun kekayaan, uang pasti akan datang dan kita akan dikejar-kejar uang.
Oleh karenanya kita harus mengubah strategi dari strategi mencari uang diarahkan menjadi strategi membangun kekayaan. Itulah kata kuncinya.
Untuk memahami konsep ini ada sebuah perumpamaan yang tepat. Lihatlah seekor kupu-kupu yang cantik dengan sayap beraneka warna. Apakah anda ingin bermain-main dengannya? Atau hanya sekedar menikmati keindahannya? Pasti karena memang Sang Pencipta telah menanamkan rasa cinta akan keindahan dalam hati kita. Anggap saja kupu-kupu ini sebagai perlambang uang.
Setiap hari kita keluar rumah membawa jaring untuk menangkap kupu-kupu, seperti halnya kita keluar untuk bekerja mencari uang untuk nafkah keluarga. Semakin hari semakin terampil kita menggunakan jaring untuk menangkapnya. Hari pertama kita cuma berhasil menangkap seekor kupu-kupu. Tapi hari berikutnya kita sudah lebih mahir dan menangkap lebih banyak. Senangnya hati kita melihat kumpulan kupu-kupu yang telah kita kumpulkan. Kupu-kupu yang banyak itu kita masukkan dalam sangkar agar aman.
Pada saat hendak bermain-main dengan seekor kupu-kupu apa yang kita lakukan? Kita buka sangkarnya dan hendak mengeluarkan seekor kupu-kupu untuk diajak bermain. Apa rasanya saat pintu sangkar dibuka? Ada perasaan cemas dan takut bukan? Takut kupu-kupu yang lain ingin ikutan keluar dan kita kehilangan banyak kupu-kupu yang telah susah payah dikumpulkan.
Kalaulah tujuan kita adalah bermain kupu-kupu dengan perasaan senang, mengapa kita tidak membuat taman saja? Tepatnya, taman yang indah dengan aneka bunga warna warni yang akan menarik perhatian kupu-kupu untuk mendatangi taman kita. Kita tanam satu persatu bunga yang nantinya akan mekar dan mengundang kupu-kupu untuk mendekatinya, Kita pun bisa bermain sepuas hati dengan kupu-kupu tanpa takut kehilangannya. Saat malam hari kupu-kupu pergi kita tidak khawatir dan was-was karena esok pagi kupu-kupu pasti akan datang lagi ke taman kita. Kebutuhan kupu-kupu adalah bunga dan kita menyediakannya di taman indah kita.
Kalau ada pihak yang mengambil kupu-kupu di luar sana dengan jaringnya yang super besar, kita tidak takut kehabisan kupu-kupu. Karena kupu-kupu hidup untuk mencari bunga. Sepanjang bunga masih tersedia dalam taman kita, maka kupu-kupu akan terus berdatangan. Tujuan kita bermain dengan kupu-kupu tercapai namun tak sampai khawatir dan sakit hati. Bukankah ini lebih menentramkan? Taman itu adalah perlambang kekayaan
Banyak manusia salah langkah dalam membangun kekayaan
Ia kejar uang sekuat tenaga. Ia habiskan energinya untuk mengejar kupu-kupu yang jumlahnya kian terbatas. Makin banyak pula orang yang tertarik dengan kupu-kupu di tempat perburuan kita. Kita tak mau kalah dan akhirnya harus bersaing. Saling pukul, saling tendang, saling hantam. Menjaring satu kupu-kupu dengan mendorong jaring orang lain. Kegaduhan pun terjadi. Setelah mendapatkannya kupu-kupu itu kita ikat kuat dalam sangkar karena nyarinya susah.
Inilah gambaran yang terjadi pada sebagian besar manusia dalam mencari rezeki. Setelah mendapatkan rezek berupa uang yang membuat mereka berkeringat dan bersimbah peluh, mereka menjadi sombong dan kikir. Uang yang didapatnya melalui kerja keras harus dinikmatinya sendiri karena dialah yang bersusah payah mendapatkannya.
Inikah yang kita inginkan? Jawab dengan jujur. Uang yang seharusnya menjadi penghias kehidupan kita dan alat untuk mengabdi kepada Allah malah membuat kita jauh dariNya. Rumah ibadah kosong, majelis kosong, pengemis dan orang miskin semakin bertambah karena tak ada yang perduli. Semua sibuk mencari dan mengejar kupu-kupu sampai melupakan tamannya.
Alangkah indahnya jika kita hanya fokus membangun taman, membangun kekayaan. BumiNya sangat luas. Secara manfaat tak terbatas. Keringat dan tenaga memang harus keluar. Membangun taman butuh tenaga yang tidak sedikit. Belum lagi kesabaran juga harus berlipat, menanti bunga berkelopak sampai akhirnya mekar dan mendatangkan kupu-kupu. Kita tenang, senang dan bahagia bahkan jika kupu-kupu kita diambil orang , toh besok masih ada lagi.
Membangun taman ibaratnya membangun sebuah usaha / bisnis skala kecil maupun besar, yang mempekerjakan orang lain, memberi manfaat bagi banyak orang dengan kehadirannya, disertai melibatkan Allah dalam setiap gerak langkahnya. Usaha hanya alat untuk mengabdi padaNya. Sedikit banyak kupu-kupu yang datang tergantung seberapa cantik kita mengelola taman kita agar Sang Pencipta melihat bahwa taman kita layak untuk didatangi kupu-kupu yang terus menerus tanpa henti.
Pilih mengejar kupu-kupu atau membangun taman?
Terserah apa pilihan anda. Mencari uang atau membangun kekayaan.
# Mencari uang
- mengejar kupu-kupu --------> mengejar kenikmatan semu. Pergi pagi pulang sore, bisa berhasil bisa juga gagal menangkap seekor kupu-kupu. Setelah dikumpul banyak-banyak tidak bisa juga membuat bahagia.
- keterbatasan kupu-kupu untuk diperebutkan ---------> persaingan dengan sesama pemburu kupu-kupu, kalau perlu saling sikut. Ibaratnya semua orang mengejar uang tanpa perduli halal haramnya, yang penting dapat. Meski itu harus menyikut dan mengorbankan orang lain.
- sangkar kupu-kupu -----------> bisa membuat cemas. Nanti kupu-kupunya lemas, mati atau malah sangkar beserta kupu-kupunya di colong orang. Ibarat menyimpan uang yang banyak di suatu tempat mempertinggi kekhawatiran. Uang habis digerogoti maling, inflasi dan sebagainya.
- bermain dengan kupu-kupu --------- > membuat khawatir. Mau bermain dengan kupu-kupu peliharaannya tapi takut jika sangkarnya dibuka semua kupu-kupu yang sudah capek-capek dikumpulkan terbang semua. Ibaratnya orang yang kikir dengan uangnya, tak bersedia mengeluarkan 2,5 % untuk zakat, sedekah, infaq karena merasa ia yang capek mencarinya dan takut uangnya nanti habis gara-gara kebanyakan di bagi.
# Membangun kekayaan
- Membangun taman -------- > kenikmatan abadi.
- Luasnya taman --------- > tak terhingga, tak ada batasan ------- > makin luas makin banyak kupu-kupu
- Bermain dengan kupu-kupu -------- > membuat hati senang
- Hilangnya kupu-kupu diambil orang --------> tetap tenang karena toh masih banyak kupu-kupu lain yang akan datang.
Membangun kekayaanlah yang harusnya menjadi strategi kekayaan kita, bukan mengejar uang. Bagaimana membangun taman kekayaan kita? Kita akan bahas pada tulisan selanjutnya, dan lanjutannya di sini.
Wallahu alam.
Wallahu alam.
Comments
Post a Comment