Jagalah Ini, Insya Allah Rezeki Anda Berberkah

Ibadah yang baik adalah ibadah yang dibangun atas rasa semangat dan merasa butuh.
Bukan aktivitas sesaat yang dilakukan dengan terpaksa, sekedar menggugurkan kewajiban.
Ibadah bukanlah kegiatan pengisi waktu yang hanya dilakukan dengan baik saat memiliki semangat.
Apalagi yang melakukan ibadah hanya kalau sempat.
Orang yang melakukan ibadah hanya kalau sempat, hanya kalau ada semangat, sekedar hanya ingin menggugurkan ibadah, inilah yang disebut ibadah yang lemah.


Apa arti kata menjaga ?

Menjaga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah :
  • menunggui (supaya selamat dan tidak ada gangguan). Dalam konteks ibadah tentu saja menjaga ibadah agar selamat dunia akhirat. Inilah rezeki yang paling berharga, keselamatan. Keselamatan selama hidup di dunia yang fana ini dan yang paling penting keselamatan di Hari Penentuan kelak.
  • mengiringi untuk melindungi dari bahaya; mengawal. Dalam konteks ibadah mengiringi kehidupan sehari-hari dengan ibadah dan amal saleh. Ibadah dan amal saleh itulah yang jadi pelindung kita dari bahaya. Karena orang yang doyan beramal saleh dicintai Allah dan dimudahkan rezeki serta hidupnya.
  • mengasuh (mengawasi). Menjaga ibadah kita agar terus tumbuh dalam diri, memberikan kebaikan yang banyak bagi diri serta memberikan manfaat bagi orang lain.
  • mengawasi sesuatu supaya tidak mendatangkan bahaya, mencegah (bahaya, kesukaran, kerugian). Mengawasi ibadah kita dengan kesadaran sendiri agar dapat dilaksanakan tepat waktu, tidak lupa menyempurnakannya, tahu dan paham rukun-rukunnya, supaya ibadah membawa keselamatan dan menjauhkan dosa, maksiat dan kemudharatan dari diri seseorang.
  • mempertahankan keselamatan (orang, barang dan sebagainya). Jika kita sudah terbiasa beribadah dengan baik dan terus berusaha menyempurnakannya, kemudian mempertahankannya agar bisa senantiasa lebih baik dari sebelumnya.
  • mengusahakan /mengikhtiarkan / mengurus supaya sesuatu berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Tujuan semua muslim adalah hidup bahagia di dunia dan di akhirat masuk surga bukan? Apa yang bisa membuat kita mencapai tujuan itu? Menyempurnakan ibadah dan menjaganya agar tetap konsisten.
  • memelihara / merawat agar tetap dalam kondisi prima. Memelihara ibadah agar sesuai apa yang diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah. Menjauhi apa yang dilarang dan dibenci oleh Allah termasuk juga dalam hal ini.

Apa yang harus dijaga supaya rezeki berberkah?

Tentu saja menjaga kebaikan.
Menjaga ibadah. Anda tentu sudah paham apa arti kata "menjaga" seperti di atas bukan?

Imam Nawawi Rahimahullah pernah mengingatkan,
" Untuk menjaga kebaikan, seseorang jika terbiasa mengerjakan kebaikan maka sepatutnya mengekalkannya (menjaganya)."
Apa kata Allah tentang hal ini?
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang telah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali." (Q.S. An Nahl : 92).

Ayat ini menegaskan konsistensi pada apa yang telah diperbuat dan menghindari perbuatan yang sia-sia dan terkesan mundur ke belakang. Misalnya jika sudah terbiasa mengerjakan hal-hal yang sunat seperti shalat sunat untuk mengiringi shalat wajib maka hendaklah dijaga, jangan sampai meninggalkan atau melupakannya.
Jika terbiasa shalat dhuha di awal hari dan shalat tahajud di sepertiga malam, dawamkan, kekalkan dan lakukan terus. Segala ibadah dan kebaikan yang terbiasa dilakukan hendaknya juga dijaga.
Ada orang yang terbiasa bersedekah setiap hari meski cuma 2.000 perak. Ada orang yang terbiasa memberi makan orang lain di hari Jumat. Ada yang terbiasa membagi-bagikan takjil cuma-cuma saat ramadhan tiba. Semua itu kebiasaan baik yang harus terus menerus dijaga.
Termasuk juga menulis blog ini he he he.... (dalam sehari usahakan menulis minimal satu artikel yang diniatkan Insya Allah bermanfaat, setidaknya bagi penulis sendiri).

Rasulullah SAW mengibaratkan orang yang sudah terbiasa berbuat kebaikan kemudian meninggalkannya dianggap membenci kebaikan yang dulu dilakukannya. 
Karena mundur sesudah maju adalah lebih jelek daripada tidak maju sama sekali.
Andaikata anda belum mulai melakukan ibadah, belum mulai melakukan kebaikan tentulah itu lebih ringan dibandingkan telah mulai melakukan kemudian meninggalkannya.
Ini sabda beliau. "Ya Abdullah (bin Amru bin Al Ash), janganlah engkau seperti si Fulan, dahulu ia shalat malam, lalu ia tidak mengerjakannya lagi."

Ya.. ibadah sunat memang tidak wajib untuk dikerjakan dan seseorang tidak dicela jika tidak mengerjakannya. Tapi jika seseorang sudah terbiasa melakukannya itu adalah suatu kemajuan baginya. Begitu dia menghentikan kebaikan tersebut entah karena kesibukan atau menganggap enteng karena toh hanya ibadah sunat, itulah yang menyebabkan dia dicela, karena dia berada dalam kemunduran.

Mengapa menjaga ibadah dan menjaga kebaikan membuat rezeki berberkah?

Kita hidup di dunia mencari rezeki, tujuannya agar hidup berberkah, bermanfaat, dipermudah oleh Allah SWT.
Kalau kita senantiasa menjaga ibadah, itu bisa mendekatkan diri padaNya, pada Zat yang Maha Pemurah, Pada Tuhan Pembagi Rezeki yang Adil. (baca : 10 cara memantaskan diri untuk mendapatkan rezeki)
Kalau kita menjaga kebaikan maka semua manusia dan mahluk lainnya akan menyukai kita, kita menjadi rahmatan lil alamin, yang bahkan malaikat pun mendoakan kita. (baca : mengapa orang baik rezekinya juga baik?)
Kemunduran dalam ibadah membuat kita dicela oleh Allah dan RasulNya.
Bagaimana Allah mau memberikan kita rezeki jika kita termasuk mahluk yang dicela Allah dan RasulNya? (baca : ciri-ciri orang yang susah rezekinya)
Coba pikir baik-baik.
Allah memberi kita rezeki dan kita berharap agar rezeki ditambah tapi tingkah kita malah menjauhkan diri dariNya??? Logikanya di mana? (baca : jangan sekali-kali mengkufuri rezeki)
Allah menganugerahkan kita rezeki yang banyak tapi rezeki itu hanya dinikmati sendiri, tidak menebarkan kebaikan melalui rezeki itu dan berharap Allah terus menambahkan rezeki kita. Pantaskah kita????

Hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya.
Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?