10 Pelajaran Rezeki Yang Berharga dari Tukang Rujak.
Belajar bisa di mana saja dan sama siapa saja.
- Jangan pernah berpikir bahwa belajar itu hanya lewat bangku sekolahan, atau lewat buku saja. Karena sebenarnya apa yang terjadi di sekitar kita bisa menjadi pelajaran berharga buat kita yang mau belajar.
- Tulisan ini saya baca dari sebuah media sosial dan mudah-mudahan bermanfaat juga bagi pembaca blog ini.
Penjual rujak dan kebijaksanaannya.
- Seorang penjual rujak gerobak dorong sedang berteduh dari terpaan hujan yang cukup deras di depan ruko seorang ibu. Melihat tukang rujak itu sedang membaca sebuah buku kecil (sepertinya Al Quran) si ibu pemilik ruko penasaran. Dilihatnya buah-buahan bahan rujak masih penuh dan tertata rapi di gerobaknya. Karena saat itu hujan lebat dan sepi pembeli, si ibu (IBU) keluar dan memberikan air minum pada tukang rujak (TR) tersebut, sambil iseng bertanya, ini dia dialognya :
- IBU : kalau musim hujan, jualnya repot ya, Pak, mana masih banyak lagi?".
- TR : Iya bu, mudah-mudahan ada rezekinya."
- IBU : Amiin. Kalau gak abis gimana, pak?
- TR : Kalo gak abis ya, resiko bu, kaya' semangka, melon yang udah kebuka ya dikasi ke tetangga, mereka juga seneng, daripada kebuang. Mudah-mudahan dapet nilai sedekah. Kalo bengkoang, jambu, mangga, yang masih bagus masih bisa disimpan.
- IBU : Kalo ujan terus sampe sore, gimana pak?
- TR : Alhamdulillah bu, berarti rezeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan waktu mustajab buat berdoa bu (baca: diguyur rezeki dengan doa) Di kasi kesempatan buat berdoa juga rezeki, bu.
- IBU : Kalo gak dapet uang gimana pak?
- TR : Berarti rezeki saya bersabar bu. Allah yang ngatur rezeki bu, saya bergantung pada Allah. Apa aja bentuk rezeki yang Allah kasi, ya, saya syukuri aja. Tapi, alhamdulillah, selama saya jualan rujak gak pernah kelaparan. Pernah gak dapet uang sama sekali tau-tau tetangga kirim makanan. (baca : jangan ragu berbagi rezeki karena balasan Allah tak menunggu lama). Kita hidup cari apa sih bu? Yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha. Mumpung hujannya rintik, saya bisa jalan bu, terima kasih ta bu..
- IBU : (terpana..)
Apa yang didapat dari dialog di atas?
1. Selalu berharap dapat rezeki.
- Memang Allah yang menentukan rezeki seseorang tapi berusaha itu wajib. Bukannya rezeki kita datang dari usaha kita, tapi dari kesungguhan kita untuk menjemput rezeki Ilahi dengan kerja keras dan keikhlasan hati. Tak perlu juga terlalu jor-joran mengejar rezeki. Kalo perlu jangan kita yang mengejar rezeki dan uang malah kita yang dikejar-kejar uang dan rezeki.
- Dari dialog di atas, meski musim hujan dan jualan rujaknya masih banyak si Tukang Rujak masih berharap Allah akan memberinya rezeki hari ini, dengan berucap, "mudah-mudahan ada rezekinya". Jadi harapan beroleh rezeki itu harus selalu ada.
2. Siap menerima resiko.
- Mencari rezeki adalah kewajiban tapi jumlah rezeki yang diterima, banyak sedikitnya, dapat atau tidaknya adalah hak prerogatif Allah. Jadi, jika rezeki yang diharapkan, sudah diusahakan seoptimal mungkin, tapi tetap tdak diperoleh, itulah resiko yang harus diterima dengan sabar. (baca : jika rezeki tak sesuai harapan)
- Usaha apapun yang dilakukan pasti ada resikonya, terimalah resiko itu sebagai bagian dari takdir Ilahi. Ucapan penjual rujak yang mengatakan jika jualannya tidak laku, itu adalah resiko bisnis yang sudah menjadi ketentuan Ilahi.
3. Jika rezeki tak sesuai harapan sikapi dengan positif.
- Apa yang dilakukan oleh si tukang rujak saat jualannya tak laku? Ya.. dia menyikapinya dengan positif, yaitu sabar dan tak galau. Saat rezeki datang tak sesuai harapan, dia malah menghadapinya dengan melakukan amal, yaitu sedekah. Saat banyak jualannya tak laku, buah-buahan yang sedianya untuk dijual, dibagi-bagi kepada tetangga, daripada mubazir karena harus dibuang. (baca : sedekah sama orang gak harus pake duit)
- Bagaimana dengan kita? Anda dan saya saat rezeki datang tak sesuai dengan impian dan keinginan, apakah kita menyikapinya dengan melakukan amal ibadah? Atau malah protes dan galau berkepanjangan? (baca : renungan yang harus dibaca saat susah rezeki)
4. Saat hujan banyak berdoa.
- Banyak diantara kita, bahkan termasuk saya yang menulis artikel ini kadang ngedumel dan berkeluh kesah saat hujan turun. Cucian gak kering lah, jalanan banjir dan becek lah, atap rumah bocorlah, bahkan aktivitas jadi terhambat gara-gara hujan. Padahal saat waktu hujan adalah waktu mustajab terkabulnya doa. (baca : apakah hujan menandakan limpahan rezeki?).
- Si Tukang Rujak memperlihatkan pada kita pelajaran yang sangat berharga. Saat hujan deras, pertanda jualannya bakal tidak laku, bukannya mengeluh dan komplen sama Allah, tapi malah berprasangka baik padaNya, kalau saat itu Allah menginginkannya berdoa kepadaNya. Jangan suka berprasangka buruk pada Allah. Bahkan saat doa rezeki yang kita panjatkan tak terkabul tetaplah berhusnudzan pada Allah.
5. Rezeki itu bukan hanya harta dan uang.
- Menurut tukang rujak di atas rezeki bukan hanya berupa harta dan uang saja, tapi juga kesempatan untuk berdoa juga rezeki. (baca : luasnya rezeki Allah). Banyak orang yang menyia-nyiakan kesempatan beribadah kepadaNya karena telah dibutakan mata dan hatinya oleh dunia dan telah dibuai oleh janji-janji syaitan yang palsu. (baca : waspadai 17 pintu mausk setan)
- Masihkah anda merasa kekurangan rezeki sementara anda bertubuh sehat, normal dan bisa berpikir jernih? (baca : pakailah pakaian ini agar rezeki selalu terjaga)
6. Sabar juga rezeki.
- Tukang rujak berkata saat rezeki tak dapat maka satu-satunya jalan yang membuat kita tetap terpandang di mata Allah, adalah kesabaran. Berapa banyak orang yang tak bisa bersabar saat ditimpa musibah? Berapa banyak orang yang tergelincir dalam kemaksiatan saat diuji Allah? Sabar itu rezeki. Lewat sabar kita bisa menerima dan ridha dengan takdir Allah.
- Percayalah, rezeki selalu mudah bagi orang yang ridha.
7. Bersyukur.
- Apapun rezeki yang diberi Allah selalu diterima dengan hati lapang dan disyukuri. Sedikit diterima, banyak disyukuri. Bukankah syukur bisa menambah rezeki? Manusia yang selalu ribut dengan rezekinya dalah manusia yang tak tahu diri.
8. Miskin itu mindset.
- Banyak orang yang berlimpah harta dan kekayaan tapi selalu saja merasa kurang, mereka inilah yang sesungguhnya miskin. Apapun yang dimilikinya tak pernah terasa cukup baginya. Punya uang banyak tapi enggan bersedekah, takut uangnya berkurang, padahal sedekah itu bisa menderaskan rezeki.
- Sementara banyak yang secara kasat mata tak punya harta dan uang tapi selalu merasa cukup. Mereka inilah orang kaya yang sesungguhnya. Seperti tukang rujak di atas. Selama jualan rujak tak pernah kelaparan, baginya itu sudah cukup. Bisa makan dan tubuh berenergi kembali untuk dipake berusaha dan beribadah itu sudah lebih dari cukup.
9. Allah yang akan mencukupkan.
- Jangan pernah takut merasa kekurangan, karena Allah yang akan mencukupkan, itu prinsip yang dianut si tukang rujak di atas. Tak dapat uang hasil jualan sama sekali, malah tetangga kirim makanan, sehingga dapat makan hari itu. Itu pertanda Allah Maha Tahu kebutuhan hambaNya. Rezeki bisa Dia datangkan lewat siapapun, seperti lewat tetangga juga. (baca : gaji kecil tapi rezeki besar).
10. Kita hidup untuk apa sih?
- Pelajaran terakhir yang diberi oleh Si Tukang Rujak, tujuan hidup kita sebagai manusia. Kita diciptakan untuk menyembah kepada Allah, sebagaimana ayat di bawah ini.
- Lalu mengapa kita menyibukkan diri dengan hal-hal duniawi yang tak ada kaitannya dengan ketaatan dan penyembahan kita kepadaNya? Kita sibuk bersenang-senang, bersibuk-sibuk pergi pagi pulang malam, lembur sampai tak ingat waktu, bahkan sampai meninggalkan shalat karena dianggap shalat itu tidak penting dan mengganggu efektifitas saja! Bukankah time is money, waktu adalah uang?
- Padahal tukang rujak sudah bilang, " kita hidup untuk apa sih?" Kita cari rezeki hanya agar bisa kasi makan mulut ini. Karena makanan adalah sumber energi bagi tubuh kita agar kuat berusaha dan beribadah.
- Menjadi kaya bukan dosa tapi mengejar kekayaan sebagai tujuan hidup, kalo perlu berbuat dosa untuk mencapainya itu yang salah. Jadilah kaya yang bermartabat. Tidak usah pamer kekayaan, bukan hanya menimbulkan kecemburuan sosial dan bikin maling pada ngiler, tapi Allah jauuuuuuuuh lebih kaya.
Betul-betul pelajaran yang sangat berharga dari seorang pedagang kecil yang bijaksana. Semiga kita dapat mengambil manfaatnya. Wallahu alam.
Comments
Post a Comment