Kesederhanaan Menghebatkan Rezeki.
Apa itu kesederhanaan?
1. Kesederhanaan itu bukan tampilan fisik.
- Banyak diantara kita yang keliru memaknai yang namanya kesederhaan sebagai sesuatu yang "tidak enak", merana, melarat, miskin dan hidup ala kadarnya. Yang dianggap hidup sederhana adalah tinggal di rumah berdinding anyaman bambu, beratap rumbia, berlantai tanah, dengan baju yang hanya 2 potong dan makan seadanya kalau ada dan bila tidak ada makanan maka berpuasa. Kalau tinggal di apartemen mewah, makanan enak dan bergizi cukup 3 kali sehari, bahkan lebih, punya kendaraan keluaran terbaru, punya gadget yang memudahkan hidup dianggap bukan hidup yang sederhana.
- Padahal kesederhanaan itu bukan apa yang terlihat oleh mata tapi lebih dlaam dari itu.
2. Kesederhanaan itu pola pikir.
- Padahal sebenarnya kesederhanaan bukan pada tampilan fisik yang terlihat tapi pada CARA PANDANG dan PRINSIP HIDUP yang menempatkan segala sesuatu secara proporsional dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Misalnya seorang pengusaha sukses yang menerapkan pola hidup sederhana, tinggal di rumah seperti di atas, punya 2 potong baju saja, hal ini bisa menurunkan kredibilitasnya di depan mitra bisnis dan investor. Mereka jadi mempertanyakan apakah sudah berbisnis dengan orang yang tepat? Melihat gaya hidupnya yang lebih cenderung melarat. Hal ini bisa menyebabkan mereka menarik diri dari bekerjasama yang berakibat pada kelangsungan hidup perusahaan dan karyawan yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan tersebut.
- Pola pikirnya lah yang harus dibuat sederhana, cara pandangnya yang memandang berlebih-lebihan itu mubazir. Mubazir itu dibenci Allah dan salah satu sifat yang harus dijauhi jika ingin mudah rezeki.
3. Kesederhanaan itu adalah gaya hidup sesuai kebutuhan.
- Hidup sederhana itu adalah hidup sesuai kebutuhan. Sandal jepit mungkin adalah barang murah dan hanya diperlukan sepasang. Jika anda memilikinya sampai 20 pasang, artinya anda sudah hidup mewah dalam hal sandal jepit. Tapi jika sandal jepit yang berlebih itu anda wakafkan ke mesjid untuk dipakai berwudhu oleh banyak jamaah, maka mmbeli 20 pasanga sandal jepit bisa jadi masih kurang.
- Artikel ini hidup itu tak boleh sederhana mungkin bisa membantu anda lebih memaknai kesederhanaan itu.
4. Kesederhanaan adalah menikmati harta secukupnya.
- Tentu anda paham dengan kata secukupnya, artinya sesuai dengan keperluan, tak berlebihan dan tak juga kurang. Seperti apa yang dicontohkan oelh Rasulullah. Beliau memiliki hak seperlima harta ghanimah (pampasan perang) yang datang terus menerus. Tapi beliau memilih kehidupan yang sederhana, harta pun diambil seadanya, cukup untuk memenuhi keperluan diri dan keluarganya. Beliau tidak menumpuk harta atau menabung untuk mempersiapkan keadaan darurat, karena beliau yakin bahwa Allah pasti akan menolong hambaNya yang beriman.
- Beliau pun punya kendaraan, unta putih yang bernama Quswa yang memang dibutuhkannya untuk sarana dakwah, bukan buat pamer atau biar dibilang hebat.
- Jadi sederhana bukan berarti tak memiliki barang mahal dan berkualitas, tapi dipergunakan apa barang mahal itu? Jika memang dibutuhkan dan hanya punya sesuai yang diperlukannya, padahal ia mampu membeli jauh lebih banyak, bukankah itu juga sederhana namanya? Punya uang banyak dan mampu untuk membeli lamborghini yang mahal tapi kebutuhannya cukup dengan mobil chevrolet yang fungsional mengapa tidak membeli chevrolet saja? Mobil chevrolet fungsinya sama dengan lamborgini, yaitu untuk mempermudah mobilitas seseorang. Banyak orang yang beli lamborgini dan mobil sport mahal lainnya hanya untuk pamer, untuk mendapat pujian manusia. Padahal itu pujian yang sia-saia. Jangan mencari pujian manusia karena hati manusia bisa berubah-ubah, carilah pujian Allah. Karena itu pamer kekayaan tak ada gunanya.
Kesederhanaan menghebatkan rezeki.
- Kenapa? Karena pola pikir hidup sederhana itu memandang rezeki bukan sebagai tujuan hidup, yang harus dicari mati-matian, kalau perlu mengobankan waktu bersama keluarga, menindas orang lain dan menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan tersebut (rezeki yang banyak berupa harta yang melimpah), tapi memandang rezeki sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu ridha Allah SWT.
- Jika tujuannya ridha Allah, maka tak pernah khawatir jika rezeki itu banyak atau sedikit. Karena berapapun jumlahnya akan dipergunakan di jalan Allah, memberdayakan diri dan orang lain, membantu perjuangan penegakan agama Allah di bumi ini dan sebagainya.
- Pola pikir mengambil sesuai kebutuhan membuat seseorang tak rakus, tamak, karena tau proporsi apa yang dibutuhkannya bersama keluarganya. Sisa yang tidak diambilnya itu dipergunakan untuk membantu orang lain.
- Pola pikir menggunakan sesuai kebutuhan membuat orang tak menumpuk barang yang akhirnya jadi menuh-menuhin rumah tanpa tahu apa fungsinya kecuali hiasan semata. Menggunakan bak mandi yang terbuat dari emas 18 karat itu terlalu berlebihan, karena bak mandi dari marmer kualitas terbaik pun sudah cukup mewah. Meski mampu membuat bak mandi berlapis emas tapi apa untungnya baginya? Toh fungsinya sama saja dengan bak mandi murahan di luar sana, hanya buat dipakai berendam saat mandi. Mending uang yang tadinya hendak dipakai membeli emas buat bahan bak mandi mending disedekahkan untuk mencegah kelaparan anak-anak tak mampu.
- Sederhana bukan berarti melarat, tapi sederhana berarti menempatkan rezeki pada porsinya, yang akhirnya menghebatkan rezekinya. Amalannya dicatat, menjadi pemberat amalnya di akhirat dan rezekinya di dunia bertambah-tambah. (baca : mengapa dermawan rezekinya terus bertambah?)
Sudahkah kita menghebatkan rezeki kita sendiri?
Wallahu alam..
Comments
Post a Comment