Kaya Itu Pilihan ! Maka Pilihlah Untuk Jadi Kaya

Keberhasilan merupakan kebiasaan.

  • Ala bisa karena biasa, mungkin anda sering mendengar pepatah ini. Intinya adalah sesuatu yang dikerjakan terus menerus akan menjadi kebiasaan. Seorang remaja yang tadinya cuma coba-coba merokok, setelah dewasa akhirnya kecanduan dan bisa saja meninggal karena kanker paru-paru. Mengapa bisa kecanduan? Karena merokokyang tadinya cuma coba-cobanya eh keterusan, sampai akhirnya jadi kebiasaan.
  • Steven R Covey seorang penulis buku ternama yang menulis " 7 kebiasaan orang yang efektif " mengemukakan dalam bukunya bahwa keberhasilan itu bukan sesuatu yang instan, tapi terus menerus diusahakan sehingga menjadi kebiasaan yang mengantarkannya kepada kesuksesan.
  • Ada juga orang yang berpendapat bahwa kesuksesan itu bukan hasil akhirnya tapi prosesnya. Yang jelas keberhasilan maupun kegagalan itu bukan kartu mati, bukan kata akhir. Karena selama kita hidup dan berikhtiar, masih terbuka jalan untuk berbagai kemungkinan. Banyaknya jalan yang masih terbuka, bagaimana segala kemungkinan bisa terjadi atau melihat banyak cara untuk mencapai sasaran, sehingga terbuka pilihan bagi kita untuk menjalani hidup. Apakah kita ingin memilih hidup sebagai orang kaya atau miskin? 

Pilihlah menjadi kaya.

  • Banyak orang yang memilih untuk jadi orang kaya tapi sikap, tingkah laku, perilaku dan usahanya tidak mengarah pada pencapain kekayaan. Contoh kisah berikut ini :
  • Seorang pengusaha kaya berjalan-jalan di tepi sungai dan dia melihat banyaknya ikan yang bersliweran dalam sungai. Otaknya mulai berpikir bagaimana bisa mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya sehingga bisa dijual dan menghasilkan keuntungan yang banyak. Kemudian dilihatnya seorang pemancing yang duduk di pinggir sungai sambil memegang kail. Ia terlihat santai dan malas-malasan. Ini diskusi antara Pengusaha (P) dan Pemancing (PN).
    • P = lagi mancing, mang? Sudah dapat berapa banyak?
    • PN = belum...
    • P = Lho, kenapa, ikan di sungai ini kan banyak?
    • PN = Mungkin ikannya lagi kehilangan nafsu makan, sehingga dari tadi tidak ada yang memakan umpan saya.
    • P = Kenapa tidak pakai jaring, mungkin ikan yang didapat jauh lebih banyak?
    • PN = Buat apa dapat ikan banyak?
    • P = Supaya bisa dijual, dapat lebih banyak duit dan kamu bisa duduk nyantai..!!
    • PN = Kenapa harus dapat banyak ikan dulu, dari tadi saya sudah duduk santai kok!
  • Dialog di atas adalah hal yang umum di dengar di masyarakat kita. Allah memang sudah menjamin rezeki setiap mahluk, sehingga dengan upaya ala kadarnya pun Allah pasti memberi jatah rezekinya. Tetapi ada satu catatan yang perlu dipahami bahwa keperluan hidup kita tergantung dari tujuan hidup kita. Kalau tujuan hidup kita hanya bersantai dan malas-malasan seperti pemancing di atas, akhirnya kita memilih untuk melakukan apapun ala kadarnya juga, sehingga rezeki yang kita peroleh pun ala kadarnya juga.
  • Tapi jika kita punya target yang lebih besar dan kita memilih untuk habis-habisan (all out) bekerja keras untuk mencapai target tersebut, rezeki kita insya Allah sesuai dengan kadar usaha kita. Allah sudah menjanjikan itu dalam firmanNya :
kaya

  • Al Quran menyemangati kita untuk berbuat yang terbaik dan bekerja keras untuk mendapat penghidupan yang lebih baik. Jadi jika punya target orang kaya yang saleh, maka berusahalah bersungguh-sungguh menjadi saleh dan menjadi kaya, semoga Allah membukakan jalan kesalehan dan kekayaan itu. Ingat, kekayaan bertambah, kesalehan pun harus bertambah juga.
  • Jika kita mengejar cita-cita dengan sungguh-sungguh Allah akan memberikannya.
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya akan Kami berikan kepada mereka balasan atas pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan (Q.S Huud : 15).
  • Dari ayat di atas jelas sekali bahwa Allah akan memberi apa yang kita usahakan di dunia ini. Kerja keras, belajar dan menuntut ilmu pada ahlinya, berusaha meski gagal pantang menyerah dan bangkit kembali. 
  • Namun yang harus diingat adalah bagaimana caranya agar kekayaan itu bisa dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan dunia dan akhirat. Jadi dapatnya dobel. Rajin bersedekah, menggunakan harta untuk membuka usaha dan menciptakan lapangan kerja, membangun rumah ibadah, rumah tahfidz ataupun panti asuhan, memberi beasiswa anak-anak yang tak mampu dan banyak hal lagi yang bisa dilakukan sehingga kekayaan itu bermanfaat. 
  • Apa yang dicari di dunia jika hanya untuk kepentingan bersenang-senang sesaat saja itu rugi. Karena mati tidak membawa harta, tapi bawa harta yang telah disulap jadi amal.
Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan baginya sebagian keuntungan di dunia dan tidak ada baginya satu keuntungan pun di akhirat (Q.S. As Syura : 20).
  • Artinya kalau kita mengejar harta hanya semata-mata untuk dunia saja, maka kita memang akan mendapatkannya tapi hanya sebatas di dunia saja. Tapi kalau kita berikhtiar menjemput rezeki Allah dengan sungguh-sungguh sehingga kita ditakdirkan kaya raya dan memanfaatkan kekayaan itu untuk menumpuk pahala, bukan menumpuk harta secara fisik. Hati-hati, karena duit, uang banyak dan kekayaan bisa jadi ujian lho. (baca : Ujian kok dijadikan impian !).

Teruslah berusaha dan jadikan usaha itu ibadah

  • Saat belum kaya (miskin) tidak punya pilihan selain hidup sederhana, sebagian malah merasa harus hidup sesederhana mungkin, agar harta yang sedikit itu bisa cukup dipakai memenuhi kebutuhan. Sementara mereka yang kaya punya lebih banyak pilihan, apakah hidup melampaui batas kebutuhannya atau tetap memilih hidup bersahaja dan menggunakan kekayaannya untuk mendekatkan diri pada Allah.
  • Kalau sebagian besar kita sampai saat ini masih terus berusaha untuk menjadi orang kaya, tapi belum kaya-kaya juga itu artinya kita masih kurang keras berusaha atau pikiran kita yang masih terus merasa kekurangan alias kurang bersyukur??? Ya, kita masih terus berproses mengejar takdir Allah. Teruslah berusaha dan jadikan proses berusaha itu dalam kerangka ibadah, bukan semata-mata mengejar rezeki dunia saja. (baca : bagaimana menjalankan usaha agar terus mendatangkan rezeki)
  • Biar lebih jelas silakan baca paradoks kekayaan.
Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?