Kapan Rezeki Itu Datang?
Tidak usah nanya kapan rezeki itu datang.
- Kan rezeki itu ada di tangan Allah. Jadi datangnya rezeki itu tergantung pada Allah. Yang jelas rezeki kita sudah dijaminNya, dan akan datang pada saat yang tepat, jumlah yang pas..tidak kurang tidak juga lebih, dengan cara tertentu, entah kita nyadar atau tidak, serta lewat jalan yang telah ditentukanNya. Yakin dan percayalah bahwa rezeki kita pasti akan kita dapatkan, karena rezeki tak mungkin tertukar dengan rezeki orang lain dan tak mungkin nyasar.
- Jadi yang paling penting adalah tidak usah nanya kapan rezeki itu datang, karena itu buang-buang energi. Rezeki adalah hak prerogatif Allah yang tak bisa diganggu gugat, kecuali dengan izinNya. Seperti yang pernah saya tulis di artikel yakin kalau rezeki itu sebentar lagi, tentang kisah sepasang kakek nenek yang menolak pemberian orang lain yang kasihan padanya karena yakin bahwa rezeki Allah akan datang sebentar lagi.
- Tak usah tanya kapan rezekimu datang tapi tanyalah diri apa yang telah kamu persiapkan untuk menjemput rezeki itu?
Tak perlu tanya kapan rezeki itu datang, tapi persiapkan diri kita menjemput dan menerimanya.
# 1. Tak perlu risau akan keberadaan rezeki.
- Rezeki sudah ditentukan oleh Allah sejak kita msih di alam rahim. Rezeki kita tak akan tertukar dengan siapapun, tidak akan ada yang bisa mencurinya, tidak akan hilang. Rezeki yang sudah ditentukan menjadi milik kita, tidak akan kemana-mana, yakin dan percaya, rezeki pasti menemukan pemiliknya, tak mungkin nyasar..
# 2. Kita akan dinilai dari usaha kita.
- Bagaimana ikhtiar kita untuk menjemput dan mendatangkan rezeki yang sudah dijatahkan untuk kita. Kita akan dinilai nilai dari :
- Niat, apa kita niat mencari rezeki untuk digunakan bagi kemanfaatan diri, keluarga dan umat?
- Cara memperolehnya. Apa kita istiqamah mencari rezeki pada jalan yang halal, atau tercampur dengan yang haram, atau malah mencari rezeki yang haram?
- Kesungguhan. Apa kita sungguh-sungguh dan bekerja keras dalam mencari rezekiNya, atau jangan-jangan kita mudah menyerah dan mengumbar sejuta daftar keluhan.
- Hubungan dengan orang lain. Apa kita bisa bekerjasama dengan orang lain secara ma;ruf dalam mencari rezeki? Dan setelah memperolehnya kita ikhlas berbagi?
- Sarana yang digunakan. Apa kita menggunakan sarana yang halal dan diperkenankan oleh agama untuk mencari rezeki? Mencari rezeki dengan berjualan diri, menjadi pelacur demi mencari rezeki, itu sudah salah.
- Pemikiran. Jika kita mengusahakan sesuatu, mencari rezeki Allah SWT tapi hasilnya nihil, berarti memang mungkin bukan rezeki kita, tapi pengorbanan yang sudah kita lakukan dihitung sebagai pahala di sisi Allah SWT.
# Saat rezeki di tangan kita.
- Saat seluruh daya upaya telah kita ikhtiarkan dan kebetulan itu memang jatuh di tangan kita (sesuai dengan takdir Allah, tentunya), maka kita akan dinilai dalam hal :
- Niat, apakah niat kita mencari rezeki semata-mata karena Allah atau karena ingin menumpuk harta kekayaan semata.
- Saat melakukan ikhtiar, apakah kita melakukan semua usaha terbaik kita atau sekedarnya saja? Apakah upaya yang kita lakukan itu sesuai syariat atau melanggar rambu-rambu Allah seenaknya?
- Saat rezeki sesuai harapan, apakah kita bersyukur atas rezeki Allah itu, atau kita seperti Qarun yang menganggap kekayaannya sebagai hasil usahanya sendiri?
- Rezeki yang kita peroleh, apakah dimanfaatkan untuk kebaikan, sesuai tuntunan Allah ayau digunakan untuk bermaksiat padaNya.
- Rezeki tak sesuai harapan, apakah kita bersabar dan tidak menyesali pengorbanan yang telah kita lakukan, atau apakah kita bisa bangkit kembali dan terus berusaha untuk mencari di mana jatah rezeki kita berada?
Ingatlah selalu bahwa :
- Mencari rezeki itu hanya permainan dunia saja, sementara menegakkan kalimatullah adalah kewajiban. Maka menegakkan kalimatullah dalam mencari rezeki merupakan keniscayaan. Dengan demikian kebersamaan dengan Allah dalam setiap langkah menemukan rezeki haruslah menjadi spirit dan prinsip kita.
- Wallahu alam..
Comments
Post a Comment