Waspadai Dengki, Bisa Memberangus Rezeki..

Sembuh dari Dengki.  

Penyakit ini mungkin gak seheboh kanker atau AIDS, tapi yakinlah bahwa penyakit ini bisa memberangus rezeki. Ya... penyakit dengki alias iri alias sirik kata anak muda, gak boleh disepelekan. Dulu admin pernah menulis di sini tentang dengki. Kalo udah punya penyakit ini ya.. siap-siap aja menerima kenyataan rezeki sulit, karena kita sendiri yang membangun tembok penghalang rezeki agar gak masuk dalam rumah kita. 

Sama seperti penyakit hati pada umumnya, penyakit ini bisa sembuh. Tapi harus ada upaya. Untuk mengobatinya, sebenarnya mudah aja. 



(1) KUDU SADAR.

Seseorang kudu sadar, bahwa segala yang telah ditetapin Allah pasti kejadian, gak mungkin diubah, apalagi ditolak. Mencak-mencak gak akan merusak keadaan, malah nambah parah. (baca : tawakkal jalan tol meraih rezeki)

Sadarlah bahwa Zat yang membagi-bagiin rezeki sangatlah Maha-bijaksana. Dia juga Sang Pemilik mutlak. Dialah yang menciptakan segala sesuatu dari pangkal permulaan sampai ujung penghabisan. Dan, orang yang dengki seolah-olah menentang kehendak Sang Pemberi, yaitu Allah Ta'ala. "Kok dia bisa banyak rezeki sih, dapat jabatan, dapat penghargaan wong orangnya biasa aja, bagusan aku kok !" Pernah denger ungkapan begini, ato malah kita nih pelakunya? Ini ungkapan khas orang dengki, gak rela, ogah dengan ketentuan yang diberi Allah pada dirinya dan pada orang lain..
Berani nih menentang kehendak Allah????


(2) KUDU WARAS.

Orang yang dengki itu sebenarnya gak waras. Lho kok? Baca aja lanjutannya.
Sungguh tepat apa yang sebagian orang bijak bilang:
Katakan pada orang yang mendengkiku: “Tahukah kamu, kepada siapa kamu kurang ajar? Kamu telah kurang ajar pada Allah Atas apa yang Dia perbuat_
Sebab, kamu tidak lega hati terhadap apa yang Dia berikan kepadaku lalu Dia membalas perbuatanmu Dia tambahi aku Dia tutup pintu permintaanmu
."

Orang yang dengki gak mungkin mengurangi rezeki orang yang ia dengkiin, dan gak dapat mengambil miliknya. Keinginan pendengki agar kesenangan  orang lain lepas dari tangannya adalah kezaliman yang nyata. Mestinya pendengki perhatiin dong gimana orang yang ia dengki itu. Dia mendapatkannya dengan upayanya, kalo dia berhasil ya wajarlah... Apa urusannya sampe kita mesti gak terima atau gak suka? Kalo dia berupaya dengan jalan yang salah, entah itu nipu atau curang itu urusan dia sama Allah. Dia nipu dirinya sendiri dan orang lain tapi dia gak bisa nipu Allah. Dan sukses yang beginian biasanya gak tahan lama..percaya aja !

Perhatiin juga ini. Jika ia hanya memperoleh dunia, ia malah patutnya dikasihani, bukannya didengkiin. Sebab, dunia biasanya gak ngasi keuntungan apa-apa, malah hanya jadi sumber bencana. Bukankah harta yang berlebih itu malapetaka?
Ini namanya waras..bisa mencerna kejadian pake otak. 


(3) KUDU BIJAK MENYIKAPI

Al-Mutanabbi pernah menulis;
"Kenanglah pemuda karena kehidupan akhiratnya. Ia butuhkan dunia sekadar memenuhi hajat hidupnya, lebih dari itu hanya menyibukkan dirinya." 
Maksudnya, yang banyak harta dirundung kecemasan (musti jaga harta), yang punya kekuasaan selalu khawatir akan dicopot dari jabatan.
Ketahuilah bahwa kesenangan banyak menyimpan kotoran, dan tidak bertahan lama. Padahal, musibah tengah menunggu di depan mata. Dan, orang yang menikmati kesenangan, hakikatnya tengah menunggu perginya kesenangan tersebut. Atau, kesenangan itu sendiri yang menunggu perginya orang tersebut. Bukankah mati itu pasti?

Ketahui pula bahwa kesenangan yang ia dengki belum tentu merupakan kesenangan bagi orang yang ia dengkiin. Sebab, umumnya manusia mengira orang yang bernasib baik berada dalam puncak kesenangan. Mereka gak sadar bahwa begitu seseorang mencapai apa yang diinginkan, ia akan merasa biasa-biasa saja, seolah hanya sebuah bayangan gak berwujud. Dan, segera setelah itu ia akan menginginkan sesuatu yang yang lebih tinggi lagi. Padahal, di mata si pendengki hal itu keliatan hebat dan nyata.

Si pendengki mestinya juga tahu bahwa andai orang yang ia dengki itu menghukumnya, tentu hal itu tidak sesakit  dengan rasa dengkinya itu.
Jika di antara terapi di atas gak ada yang mempan untuk mengobati penyakit dengki, cobalah berpikir panjang bagaimana perjalanan orang itu meraih kesenangan tersebut. Sebagian ulama salaf berkata, _“Aku memang takut sedih, tetapi lebih takut lagi pada dengki._

Sebab, bila seseorang dengki terhadap tetangganya yang kaya, tentu ia akan berpetualang jauh untuk berdagang, dengan harapan bisa menjadi seperti dia. Bahkan banyak yang menghalalkan segala cara, yang haram pun diperbuat demi ngalahin tetangganya itu. Atau karena tetangganya alim, lalu ia belajar terus-menerus hingga lupa untuk istirahat. Akhirnya malah sakit dan terbaring kelelahan..


(4) KUDU BISA NGONTROL DIRI.

Jika sudah disadari bahwa si pendengki gak mungkin memperoleh seperti apa yang diperoleh orang yang ia dengki, maka gak ada pilihan lain kecuali mengendalikan bisikan hati, dan menahan diri agar mulut tidak menggunjingkannya. (baca : mengapa rezeki selalu mudah bagi orang yang ridha?)

Banyak hadis yang mengungkap jeleknya sifat dengki ini, di antaranya hadis dari al-Zubayr ibn al-“Awam, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Kalian telah mewarisi penyakit umat sebelum kalian, yaitu dengki dan benci. Benci adalah pencukur; bukan pencukur rambut, melainkan pencukur agama. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, kalian tidaklah beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian saya beritahu sesuatu yang jika kalian kerjakan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/165 dan 167, al-Bayhaqi, 10/232, al-Bughw'i dalam Syarh al-Sunnah, 12/259, dan at Tirmidzi (2510).

'Amr ibn Maymun“ berkata bahwa Nabi Musa alaihi salam melihat seorang laki-laki di Arasy dan mau tahu dengan kedudukannya itu.  Ia lalu menanyakan hal ini dan dijawab, “Aku beritahu apa amal yang ia lakukan. Ia tidak dengki kepada siapa pun atas karunia yang diberikan Allah, tidak mengadu domba, dan tidak durhaka kepada kedua orangtuanya.

Salim meriwayatkan dari ayahnya bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Iri hati tidak diperbolehkan kecuali kepada dua orang; orang yang diberi kemampuan membaca Al-Quran oleh Allah kemudian ia melaksanakannya siang dan malam, dan orang yang diberi harta oleh Allah kemudian ia menginfakkan nya untuk kebenaran siang dan malam.”(  Muttafaq alayh; diriwayatkan oleh al-Bukhari, 2/134, 9/78 dan 126; Muslim, hal. 559.)

Dengki memberangus rezeki.

Kok bisa? Karena hidupnya gak tenang gitu lho. Apa aja yang diterimanya gak pernah disyukuri. Selalu aja membandingkan dirinya dengan orang lain. Rezekinya selalu aja kurang, selalu sedikit dibandingkan orang lain..
Akhirnya dia selalu kepo dan sibuk memperbandingkan diri, habis waktu untuk merasa kesal, marah dan kecewa terhadap peruntungan dan rezeki orang lain.

Kalo liat orang lain susah dan sial senangnya luar biasa. Tapi jika kesusahan itu mengenainya dia bakal mempertanyakan dan gak terima. Kenapa harus aku yang susah, bukan orang lain? Bukannya sibuk dan aktif mencari rezeki dan memperbaiki diri tapi malah sibuk menertawakan kemalangan orang dan baper dengan masalah sendiri. Rezeki akhirnya ngacir dan ogah deket-deket sama orang yang beginian. Dia sendiri yang menjauhkan rezekinya

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?