Azab Kubur Bagi Pelaku Riba
ARTIKEL KE 860
Menjauhkan RIBA.
Tulisan lalu mengaitkan bencana dan suburnya praktek riba di lingkungan kita. Artikel kali ini masih terkait dengan riba..
Ceritanya kok mirip-mirip drama sinetron azab membawa sengsara tapi sudahlah..kita ambil hikmahnya saja..
Tulisan ini adalah kesaksian sebut saja A dari seseorang yang meyaksikan azab bagi pelaku riba dengan mata kepalanya sendiri. Saya tak bisa memastikan apakah kesaksiannya hoax ataupun bukan. Intinya pimpinan cabang sebuah Bank plat merah dikabarkan meninggal dunia. Almarhum adalah orang yang terkenal baik, rajin sholat, selalu tahajud (pada waktu fun gathering ke pulau disaat yg lain sibuk karaoke, main musik, main kartu, minum bir, almarhum bertahan di kamar dan tahajud). Pimpinan yang baik di mata anak buahnya, royal dalam berbagi, meninggal dunia di umur yang boleh dikatakan masih muda, 43 tahun.
A dan beberapa teman dari kantor ikut mengantar sampai ke pemakaman di Karet Tengsin depan Citywalk Sudirman.
Alhamdulillah, pemakaman berjalan lancar, lalu doa penutup pun dilantunkan ustadz. Selesai berdoa mereka pun siap-siap beranjak pulang, lalu... masalah dimulai...
Alhamdulillah, pemakaman berjalan lancar, lalu doa penutup pun dilantunkan ustadz. Selesai berdoa mereka pun siap-siap beranjak pulang, lalu... masalah dimulai...
Datanglah rombongan jenazah lain menuju lokasi kuburan teman A tersebut, lalu serta merta seorang ibu menghampiri dan bertanya, "Kenapa lubang kuburan anak saya dipakai?".
Subhanallah, ternyata hari itu ada 2 jenazah yang akan dimakamkan, dan jenazah teman A telah salah dimakamkan di liang lahat orang lain.
Keluarga teman A berusaha bernegosiasi agar jenazah kedua bersedia dimakamkan di liang lahat yang seharusnya milik teman A. Tetapi keluarga jenazah kedua bersikukuh ingin agar jenazah teman A digali lagi dan dipindahkan.
Segala upaya dilakukan tetapi buntu dan pada akhirnya, makam teman A digali lagi... A dan teman-teman yang lain membatalkan diri untuk pulang dan memilih bertahan untuk ikut membantu proses penggalian ulang dan pemindahan jenazah teman A tersebut.
Proses penggalian pun dimulai, dan subhanallah.. saat liang lahat baru berhasil digali setengahnya, ujung-ujung papan baru terlihat sedikit, mereka semua saling pandang satu sama lain dan merasakan jantung berdegup kencang, karena semua mencium bau khas seperti rambut terbakar, bau sangit seperti ada yang terbakar.
Ibu teman A sontak pingsan saat itu juga dan menimbulkan kekacauan dan teriakan dari ibu-ibu pelayat yang lain.
Penggalian dilanjutkan dan.... Subhanallah... semua melihat papan liang lahat yang sudah menghitam, serta jenazah yang sudah berasap dengan kain kafan yang hangus, dan bau daging terbakar tercium sangat kencang sekali.... semua berteriak subhanallah, astaghfirullah, semua lafadz yang diingat pun dibacakan.... para penggali makam meloncat keluar dari liang lahat lalu berlari menjauh.... ya Allah... teman si A yang rajin sholat dan royal dalam berbagi, baik hati dan disenangi bawahan dibukakan aibnya oleh Allah, dosa apa yang ia pikul sampai ia merasakan dibakar di alam kubur padahal belum 1 jam makamnya ditutup... ?
Keluarga jenazah kedua pun akhirnya merasa bersalah dan mengikhlaskan teman A tetap dikubur di liang lahat itu, lalu, subhanallah.... para penggali kubur cepat-cepat menurunkan tanah tanpa menyusun lagi papan-papan yang sudah menghitam dan sebagian sudah patah-patah serta rapuh.....
Ya, Allah mengazab teman si A, membuka aibnya, dan membuat ia dikubur langsung dengan tanah.... Ya Allah dosa apakah ini..... Allah Maha Pengasih dan Penyayang, ibu teman si A masih dilindungi dari melihat kondisi anaknya dengan cara dipingsankan sebelum penggalian selesai.
Selesai acara penguburan lalu A dan teman-temannya bersepakat untuk belajar mengaji dan mencari tahu dosa apa sampai azabnya seperti itu... satu bulan mereka keliling-keliling mendatangi pengajian, lalu semua sepakat berhenti dari profesinya sebagai karyawan bank. Satu teman mereka sekarang malah menduda karena istrinya menolak dia mengundurkan diri dari pekerjaannya... tapi Allah buktikan janjinya, setelah berhenti kerja, dia sekarang berjualan susu kefir dengan omzet sama seperti gajinya saat dia bekerja sebagai karyawan di bank.... itulah awal mula A mengenal riba dan mengetahui azab bagi pelakunya..
baca juga: kisah surga dunia yang patut diteladani
Wallahu alam..
Comments
Post a Comment