Check in Menuju Kematian

ARTIKEL KE 878  

Check in maut  

Baru saja membaca berita kalo pesawat Boeing 737 milik maskapai Lion air rute Jakarta-Pangkal Pinang diberitakan jatuh dan belum jelas nasib seluruh penumpangnya.....
Satu lagi musibah melanda negeri ini..
Setelah sebelumnya luluh lantak karena tsunami dan gempa bumi.
Sedih dan miris..
Tapi begitulah takdir Allah, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak..
Jodoh, rezeki dan ajal adalah ketentuanNYA..
Allah telah menakdirkan bahwa hari Senin adalah terakhir kali pesawat ini mengudara membawa seluruh penumpangnya menuju kematian...
Tidakkah kita lihat... ada sekitar 189 orang antri chek in menjdi penumpang termasuk pilot dan awak kabin... satu persatu mereka mendekati takdirnya..


Bukannya mendarat di bandara tujuan..
Tapi mendarat di tangan malaikat maut secara serentak...
Tak ada yang bisa menolak atau minta pending apalagi delay layaknya jadwal terbang..
Tidak ada yang tertukar apa lagi yang salah....
Sampai pesawat diberangkatkan...
Semua penumpang naik dan duduk di kursi yang telah ditentukan
Dan...menuju kematian
Sungguh tidak ada yang salah dan tertukar....
Sesungguhnya semuanya sudah tertulis..

Dan kita tidak tahu kapan kita sampai pada akhir takdir kita...
Yang kita tahu hanya memaksimalkan detik-detik yang kita jalani bernilai kebaikan dan keberkahan...

Apa penyebab pesawat jatuh?

Selain karena takdir Allah bolehkah kita berbicara soal human error?
Pesawat ini adalah pesawat baru, pilot dan copilotnya berpengalaman dan cuaca pada saat kejadian dikabarkan cerah. Juga tak ada pengumuman kalo pesawat dalam kondisi emergency. Tiba-toba saja lost contact dan crash begitu cepatnya lejadian ini...

Saya teringat terbakarnya pesawat Garuda, GA 200 pada tanggal 7 Maret 2007, pukul 07.00 pagi, jurusan Jakarta-Yogyakarta di Bandara Adisucipto. Kejadian itu sungguh menyayat hati dan perasaan
Lalu hari ini pesawat Lion air JT 610  tersebar foto dan video saat pesawat dalam keadaan buruk..dan pesawat jatuh menelan korban banyak.
Ada cerita...
Seorang penumpang terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat duduk disampingnya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, dimana pada saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.
Penumpang tersebut bertanya pada orang jerman tersebut. Kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu. Berceritalah bahwa dia adalah manager salah satu perusahaan industri, dimana dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunakan HP didalam ruangan mesin turbin.
Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi HP dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi ini akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.


Rakyat kita ini memang High class.. handphone nya mahal, transportasi pake pesawat. Tapi bodohnya gak ketulungan. Ada yang tidak tau kenapa larangan menggunakan hp di pesawat itu dibuat, ada yang tau tapi tetap tidak peduli.. Orang indonesia harus belajar dengan cara yang keras.

Buat yang belum tahu, kenapa gak boleh menyalakan handphone di pesawat, berikut penjelasannya:
Sekedar untuk informasi saja, mungkin rekan-rekan semua sudah mendengar berita mengenai kecelakaan pesawat yang baru "take-off" dari Lanud Polonia -Medan. Sampai saat ini penyebab kejadian tersebut belum diketahui dengan pasti.
Sekedar sharing saja buat kita semua yang memiliki dan menggunakan ponsel/telpon genggam atau apapun istilahnya.. Ternyata menurut sumber informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontributor yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi diakibatkan oleh ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang.

Contoh kasusnya antara lain:
Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja "take-off" dari bandara Zurich, Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat.
Pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupa dimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi.
Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang "final approach" untuk "landing" di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing.

Seperti kita tahu di Indonesia? Begitu roda-roda pesawat menjejak landasan, langsung saja terdengar bunyi beberapa ponsel yang baru saja diaktifkan.
Para "pelanggar hukum" itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, disamping merupakan gangguan (nuisance) terhadap kenyamanan orang lain.
Dapat dimaklumi, mereka pada umumnya memang belum memahami tatakrama menggunakan ponsel, disamping juga belum mengerti bahaya yang dapat ditimbulkan ponsel dan alat elektronik lainnya terhadap sistem navigasi dan kemudi pesawat terbang. Untuk itulah ponsel harus dimatikan, tidak hanya di-switch agar tidak berdering selama berada di dalam pesawat.

Berikut merupakan bentuk ganguan-ganggua n yang terjadi di pesawat: Arah terbang melenceng, Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu, gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, gangguan sistem navigasi, gangguan frekuensi komunikasi, gangguan indikator bahan bakar, gangguan sistem kemudi otomatis. Semua gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya seperti gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game, gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy. Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS.

Dengan melihat daftar gangguan diatas kita bisa melihat bahwa bukan saja ketika pesawat sedang terbang, tetapi ketika pesawat sedang bergerak di landasan pun terjadi gangguan yang cukup besar akibat penggunaan ponsel.
Kebisingan pada headset para penerbang dan terputus-putusnya suara mengakibatkan penerbang tak dapat menerima instruksi dari menara pengawas dengan baik.
Untuk diketahui, ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya. (Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 600 BTS yang semuanya dapat sekaligus terjangkau oleh sebuah ponsel aktif di pesawat terbang yang sedang bergerak di atas Jakarta).
Sebagai mahluk modern, sebaiknya kita ingat bahwa pelanggaran hukum adalah juga pelanggaran etika. Tidakkah kita malu dianggap sebagai orang yang tidak peduli akan keselamatan orang lain, melanggar hukum, dan sekaligus tidak tahu tata krama?
Penyebab jatuhnya pesawat Lion air JT 610 ini belum bisa dipastikan karena kotak hitam masih dalam pencarian. Tapi sekiranya bila kita naik pesawat, ikutlah aturan karena hanya itu yang bisa kita kontrol sebagai penumpang, bersabarlah sebentar. Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama, dan demi sopan santun menghargai sesama, janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat terbang.
Marilah peduli pada keselamatan diri sendiri dan orang lain..


Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Doa Agar Rezeki Tak Terputus

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)