Jangan Menunda Kebaikan
ARTIKEL KE 770
NASIHAT TERINDAH...
Nasihat terindah itu bernama:
Kematian...
Kematian...
Ia menasihatimu:
Bahwa ia datang tanpa permisi.
Meski tanda-tandanya selalu sampai.
Bahwa ia datang tanpa permisi.
Meski tanda-tandanya selalu sampai.
Ia menasihatimu:
Bahwa ia hadir tak kenal usia.
Yang tua dinanti kepergiannya,
Ternyata yang muda pergi mendahului.
Yang sakit disangka tak lama lagi,
Ternyata yang sehat beranjak pergi.
Bahwa ia hadir tak kenal usia.
Yang tua dinanti kepergiannya,
Ternyata yang muda pergi mendahului.
Yang sakit disangka tak lama lagi,
Ternyata yang sehat beranjak pergi.
Ia menasihatimu:
Jangan pernah menunda jejak keshalehanmu!
Jika miskin, jangan menunggu kaya untuk bersedekah.
Jika sibuk, jangan menunggu lapang untuk beribadah.
Jika muda, jangan menanti tua untuk bertaubat.
Jangan pernah menunda jejak keshalehanmu!
Jika miskin, jangan menunggu kaya untuk bersedekah.
Jika sibuk, jangan menunggu lapang untuk beribadah.
Jika muda, jangan menanti tua untuk bertaubat.
Ukirlah jejak-jejak kebajikan yang abadimu:
Di saat engkau miskin ataupun kaya.
Di saat engkau sibuk ataupun lapang.
Di saat engkau muda maupun renta.
Di saat engkau susah maupun bahagia.
Di saat engkau miskin ataupun kaya.
Di saat engkau sibuk ataupun lapang.
Di saat engkau muda maupun renta.
Di saat engkau susah maupun bahagia.
Jangan, dan jangan pernah menunda:
Sekecil apapun jejak kebaikan yang dapat kau ukir,
Ukirlah sekarang juga!
Sebab nanti belum tentu ada...
Sekecil apapun jejak kebaikan yang dapat kau ukir,
Ukirlah sekarang juga!
Sebab nanti belum tentu ada...
(Baca : saling mendukung dalam kebaikan)
Dan...
Jika tak mampu kau ukirkan kebaikanmu,
Setidaknya jangan kau pahatkan
Jejak keji dan nista dalam kisahmu.
Jika tak mampu kau ukirkan kebaikanmu,
Setidaknya jangan kau pahatkan
Jejak keji dan nista dalam kisahmu.
Kematian selalu menasihatimu:
Kisah dunia hanya sepenyeberang jalan.
Rumah dunia hanya sepementara.
Yang hakiki adalah kisah akhiratmu.
Kisah dunia hanya sepenyeberang jalan.
Rumah dunia hanya sepementara.
Yang hakiki adalah kisah akhiratmu.
Jika hari ini di genggam tanganmu
ada seribu rupiah:
tanamlah 100 rupiahnya untuk jejak akhiratmu...
ada seribu rupiah:
tanamlah 100 rupiahnya untuk jejak akhiratmu...
Sesederhana itu.
Semudah itu.
Tapi selalu saja:
“Siapa yang mau mengamalkannya?”
Semudah itu.
Tapi selalu saja:
“Siapa yang mau mengamalkannya?”
(baca : biar miskin yang penting sedekah)
Nasehat itu bertebar di mana saja.
Setiap hari kematian hadir.
Setiap hari ia menasihati jiwa.
Setiap hari ia menyapa dunia.
Tak jemu ia mengingatkan.
Setiap hari kematian hadir.
Setiap hari ia menasihati jiwa.
Setiap hari ia menyapa dunia.
Tak jemu ia mengingatkan.
Semoga kita adalah jiwa yang ingat,
Selalu penuh harap pada akhirat,
Pada dunia tak penuh harap dan hasrat.
Selalu penuh harap pada akhirat,
Pada dunia tak penuh harap dan hasrat.
Ya Allah,
Karuniakan husnul khatimah untuk kami.
Rahmati kekasih hati kami:
kaum mukminin yang tlah genapkan kisahnya di dunia ini.
Karuniakan husnul khatimah untuk kami.
Rahmati kekasih hati kami:
kaum mukminin yang tlah genapkan kisahnya di dunia ini.
Amin Ya..Robbal Aalamiin..
Wallahu alam..
Comments
Post a Comment