Menjaga Kehormatan Suami

ARTIKEL KE 760  

MENUTUPI KEMISKINAN SUAMI  

Tersebutlah kisah, ketika seorang suami menangis kepada sahabatnya.
Sahabatnya itu pun bertanya, "Kenapa kau menangis tersedu-sedu seperti ini?"
Sang suami menjawab, "Istriku sedang sakit demam"
Sahabatnya bertanya lagi, "Sebegitu cintanyakah kau? Sehingga istri sakit demam saja sampai menangis sangat dlm seperti ini?
Sang suami menjawab, "Kau tahu siapa istriku?".*
Lalu sang suami menceritakan pada sahabatnya, Aku ini miskin, tidak punya pekerjaan tetap dan setiap hari keluargaku hanya makan dengan kacang karena hanya itu yang mampu terbeli, itu pun jika aku pulang membawa rezeki berupa uang hasil bekerja hari itu.
Jika aku tak pulang karena belum mendapat uang maka istriku hanya minum air atau berpuasa.


Suatu hari keluarga mertuaku mengundang kami untuk berkunjung ke rumahnya, kebetulan istriku berasal dari keluarga berada dan tak pernah merasa kekurangan.
Saat aku duduk berkumpul bersama mertuaku dan keluarga yang lain di meja makan dengan hidangan yang mewah berlimpah, aku tidak menemukan istriku. Lalu aku bertanya kepada ibu mertuaku,
"Dimanakah dia ibu?". Tanyaku. Ibu mertuaku menjawab, "Istrimu sedang di dapur, dia mencari kacang.....Katanya dia sudah bosan dengan hidangan lauk dan daging, sehingga dia sangat ingin makan kacang"
Ketika mendengar itu ayah mertuaku langsung memelukku sambil berkata,... "Terima kasih menantuku kau telah mencukupi nafkah anakku dengan baik, sampai "dia bosan makan daging dan malah ingin mencoba makan kacang."
Saat itu dadaku tersesak, menahan tangis.
Lalu saat pulang ke rumah kami aku tak bisa lagi menahan tangis, sambil ku peluk erat istriku ...
"Betapa engkau sangat menjaga kehormatanku di hadapan orang lain wahai istriku walau pun itu orang tuamu sendiri, sedangkan aku tahu setiap hari kau hidup kekurangan disini, bahkan sampai tdk makan sama sekali."
Istriku hanya menjawab, "Aku berkewajiban menjaga kehormatanmu, Karena istri adalah pakaian suami dan suami adalah pakaian istri. Karena itu istri adalah kehormatan suaminya, begitu juga pun sebaliknya suami adalah kehormatan bagi isterinya".

HIKMAH CERITA

Berkaca dari kisah di atas, buat para isteri :
1. Terimalah rezeki yang diperoleh suami setiap hari / setiap bulan dengan rasa syukur pada Allah SWT. Karena itulah yang dia dapatkan dengan kerja keras demi memenuhi kewajibannya sebagai kepala rumah tangga. Rasa syukur ini akan menarik rezeki yang lebih banyak dan memberi ketentaraman dalam rumah tangga. 
(baca : Fungsi primer suami)
2. Jangan suka mengeluh dan merasa kurang dengan apa yang diperoleh suami, apalagi membanding-bandingkan dengan tetangga, teman atau saudara. Apa yang dia dapatkan maka itulah rezeki anda dan keluarga saat itu. Besar atau kecil, banyak atau sedikit adalah masalah perasaan. Banyak pun bisa jadi sedikit dan besarpun bisa jadi sedikit jika dirasa kurang...
Milikilah perasaan cukup atas anugerahNYA yang diberi lewat tangan suami anda. 
(baca : merasa cukup dengan yang halal).
3. Sabar dengan kondisi yang ada. Jika rezeki hanya sedikit dan apa adanya maka sabar dan shalatlah yang jadi penolong. Jika tak punya cukup rezeki untuk makan, mengeluh tak akan menyelesaikan masalah malah bikin runyam. Puasa adalah solusi terbaik.. Berikan semangat dan motivasi agar suami ak putus harapan..
(baca : belajar menerima kekurangan pasangan)
4. Jaga selalu kehormatan suami. Bukan hanya di depan orangtuanya tapi juga di depan mertuanya (orang tua isteri). Suami akan tersinggung egonya jika direndahkan di depan keluarga mertuanya..
(baca : menjadi pasangan yang sempurna)

Semoga isteri bisa menjadi pakaian bagi suaminya dan sebaliknya sehingga tercipta rumah tangga sakinah yang membawa rezeki bagi isteri, suami dan anak-anak.

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?