Merasa Cukup Dengan Yang Halal

MENGAPA SUAMI BOSAN PADA ISTRINYA?  

Siapa sih yang tidak ingin bahagia hidup perkawinannya? Semua orang ingin memiliki perkawinan yang indah, mesra dan langgeng. Perkawinan yang langgeng itu rezeki demikian juga dengan isteri salihah (baca : mengapa isteri itu rezeki bagi suaminya?).
Berikut ini cerita yang sering terjadi pada orang-orang di sekitar kita dan bisa jadi pada pasangan hidup kita sendiri..
Cerita yang bisa jadi pelajaran buat kita semua. 

Ada seorang lelaki berkata kepada seorang syekh:
"Dulu, sebelum menikah, aku melihat istriku begitu indah, tiada duanya di dunia ini. Ketika aku melamarnya, ternyata ada banyak wanita yang seindah dia. Ketika aku menikahinya, aku mulai merasa bahwa ada banyak wanita yang lebih cantik darinya. Sekarang, setelah hampir sepuluh tahun kami menikah, aku merasa bahwa semua wanita lebih menarik daripada istriku."


Syekh itu menjawab: "Apakah engkau tahu, ada yang jauh lebih parah dari yang kau alami saat ini?" Dia menjawab, "Tidak." "Seandainya, engkau menikahi seluruh wanita di dunia, tanpa terkecuali, maka engkau akan merasa bahwa anjing-anjing yang berkeliaran di jalan jauh lebih menarik bagimu daripada wanita manapun."
Syekh itu melanjutkan: "Masalah sesungguhnya bukan terletak pada istrimu, tapi terletak pada hati rakusmu dan mata keranjangmu. Mata manusia tidak akan pernah puas, kecuali jika sudah tertutup tanah."
Lalu Syekh itu bertanya: "Apakah engkau ingin istrimu kembali seperti dulu, menjadi wanita terindah di dunia ini?"
"Iya Syekh," jawab lelaki itu dengan perasaan tak menentu.
"Tundukkan pandanganmu, pejamkanlah matamu dari hal-hal yang haram. Ketahuilah, orang yang merasa cukup dengan yang halal, maka dia akan diberi kenikmatan yang sempurna di dalam kehalalan tersebut."
Syukurilah wanita yang telah dikirim Allah untuk menyempurnakan hidupmu. Yang telah rela meninggalkan kenyamanan hidup dalam keluarganya untuk bersamamu. Wanita yang telah mendampingimu mengarungi hidup mulai dari nol, menjadi tumpuanmu saat suka dan penggembiramu saat duka. Dialah wanita halal yang bisa kamu dekati dan pergauli dengan ma'ruf. Wanita yang kamu sudah ikrarkan untuk menjaganya di hadapan Allah SWT lewat ijab kabul. Wanita yang nantinya akan kamu pertanggung jawabkan di hadapan Ilahi Rabbi. (baca : apa yang diinginkan isteri dari suaminya?)


Begitu juga halnya dengan rezeki.
Mengapa rezeki orang lain tampak lebih bagus, lebih lancar dan lebih mudah dibanding kita? Karena yang selalu nampak di mata kita adalah kuantitasnya, jumlahnya, kesenangan yang didapat karena memperolehnya..
Padahal bisa jadi orang itu ikhtiarnya dua kali lebih keras di banding kita. Bisa jadi dia mengorbankan tidur malamnya dan kesenangan dengan keluarganya untuk mendapatkan itu. 
Siapa yang tahu bahwa rezeki itu diperolehnya melalui jalan yang halal atau malah dia mendapatkannya secara haram?
Banyak pertanyaan yang gak bisa kita jawab, karena bukan kita yang mengalaminya. Rumput tetangga selalu lebih baik dari rumput di halaman sendiri. Karena yang kita jadikan ukuran adalah rezeki orang lain, bukan rezeki yang diberi Allah hanya untuk kita. Kalo begini ceritanya gak akan pernah ada kepuasan, selalu kurang dan gak cukup.
Jadi.....Stop, melakukan perbandingan ! 
Karena apa yang diberi Allah itulah yang terbaik. Merasa cukuplah dengan yang halal meskipun sedikit karena yang sedikit ini jauh lebih baik dibanding yang banyak tapi haram. (baca : efek rezeki haram)

Mengapa manusia suka membandingkan diri dan tidak cukup dengan yang halal? 
Bisa jadi Allah telah menutup hati dan pendengarannya...sehingga gak bisa melihat nikmat yang diberikan padanya, seperti pada ayat ini:


Bisa jadi karena mereka telah dibisiki setan untuk ingkar atas nikmat Allah sehingga memandang baik perbuatannya. Bukankah setan / iblis adalah mahluk yang paling ingkar pada Allah. Tapi anehnya manusia sekarang bisa jauh lebih "jago" keingkarannya...sampe setan aja "geleng-geleng kepala" (kagum karena anak didiknya berhasil, yihiii...punya kawan di neraka nih, pikirnya). (baca : mungkinkah anda dikuasai jin kafir hingga rezeki susah dan sial melulu?)

Berikut ini adalah anekdot yang saya dapatkan di medsos tentang setan yang udah "capek" dengan tingkah laku manusia... (padahal kenyataannya mana ada setan yang capek...hehe)

SETAN MINTA PENSIUN

Malaikat : " Kenapa kamu wahai Setan ..kok murung seperti stress dan putus asa ?
Setan : " Wahai Malaikat, sampaikan kepada Tuhan saya mau mengajukan pensiun dini untuk menggoda manusia !"
Malaikat : " Kenapa kamu minta pensiun? padahal kamu yang meminta untuk selalu menggoda manusia sampai hari Kiamat ?
Setan : " Wahai Malaikat .... Amit amit sekarang kelakuan manusia sudah melebihi setan. Saya kuatir justru saya yang tergoda oleh manusia. Makanya saya minta pensiun dini untuk menggoda manusia .
Coba bayangin aja :
- Manusia BERZINA, yang enak dia, yang disalahkan SETAN.
- Manusia KORUPSI yang menikmati dia, katanya digoda SETAN.
- Manusia SELINGKUH dia keenakan, katanya dipengaruhi SETAN.
- Manusia ke DISKOTIK dan karaoke disana bernyanyi nyanyi, senggol sana sini, katanya disuruh SETAN.
- Manusia yang BERJUDI, katanya ajakan SETAN. Padahal hamba nggak bisa gunain duit.
- Manusia BERBOHONG karena pengaruh SETAN, padahal untung ruginya gak ada buat SETAN.
Manusia sekarang bener bener kebangetan sekali deh...Pokoknya saya pengen pensiun dini untuk menggoda manusia.
Saya benar-benar tobat memikirkan Manusia....manusia memfitnah saya terus.... "
(hmmm malah setan yang mau tobat)"

Anekdot ini sekadar gambaran bagaimana kelakuan kita yang sudah over, bahkan setan aja "eneg" ngeliatnya...
Siapapun tidak bertanggung jawab atas kondisi kita. Rezeki kurang lancar, bukan kesalahan siapa-siapa, bukan pula setan. Karena kita dikasi otak dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah itu. Karena toh kita memiliki kemerdekaan untuk memilih tindakan kita pribadi...dan HARUS bisa mempertanggung jawabkan pilihan itu. Karena toh kita bisa ikhtiar dan tawakkal atas usaha kita. Karena toh kita punya Allah yang Maha Pengasih dan Pemberi Rezeki yang Tak ada habisnya.

Karenanya manusia akan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya tanpa bisa menyalahkan setan atau siapapun lagi di hadapan Allah SWT..


Dan semuanya akan menjadi saksi, termasuk anggota tubuhnya.. sehingga tak ada alasan lagi kecuali mengharap keridhaanNya. 


Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?