Butuh Kualifikasi Tinggi Untuk Jadi Ibu.

Jadi Ibu itu tak mudah.   

Anak itu rezeki. Itu sebabnya beberapa artikel di sini berkaitan dengan anak.
Bagi anda yang berpredikat ibu, pasti paham kata-kata saya. Jadi ibu itu tidak mudah tapi juga bukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan.
Seorang ibu insya Allah tidak ada NIAT untuk menjerumuskan anaknya ke sesuatu yang mudharat apalagi *SENGAJA* ingin mencelakakan anak-anaknya dunia dan akhirat.
Tapi... seorang ibu tanpa bekal agama saat mendidik anak sangat mungkin melakukan hal yang sebaliknya...


Perhatikan fenomena ini...
Berapa banyak justru seorang ibulah yang menyuruh anaknya yang masih kecil belajar naik motor atau naik mobil dan bangga saat si kecil yang belum layak untuk bawa kendaraan atau punya SIM sudah bisa nganter ke pasar.
Berapa banyak justru seorang ibulah yang menyuruh anak gadisnya dandan cantik setiap keluar rumah dan bangga saat anaknya memiliki pacar. Yakin kalo putrinya gak bakal jadi perawan tua karena "gak laku".
Berapa banyak justru seorang ibulah yang mengantar anaknya ikut kontes model umbar aurat dan bangga saat anaknya menjadi artis, model atau orang terkenal di bidang entertainment.
Berapa banyak justru seorang ibulah yang sengaja "menyuap" ke kantor/pimpinan kantor supaya menerima anaknya bekerja dan bangga saat anaknya memegang jabatan yang tinggi meski dengan cara yang curang..
Berapa banyak justru seorang ibulah yang dengan rasa kasihan dan tidak teganya enggan membangunkan anaknya untuk shalat subuh dan isya meskipun sudah baligh tanpa berfikir bagaimana nasib anaknya kelak di neraka.....
(baca : ciri ciri orang tua yang rezekinya susah).




Berapa banyak justru seorang ibulah yang membujuk suaminya untuk membelikan anak-anaknya gadget, laptop maupun tivi di kamarnya supaya anak tidak ketinggalan informasi, nyatanya benda itulah yang menjadi jalan anaknya mengenal pornografi dan kecanduan games....
Berapa banyak justru seorang ibulah yang lebih senang mengajarkan anaknya lagu-lagu dan dance yang sebenarnya dilarang dalam agama dibanding khusus mengajarkan lafadz-lafadz AlQuran dan bahkan dengan bangga saat anaknya masah kecil tapi fasih meniru-niru lirik dan gerakan orang dewasa......
Berapa banyak justru seorang ibulah yang menjejali anaknya dengan aneka les/kursus pengetahuan dunia tapi enggan mengajarkan perkara shalat, ngaji dan ibadah lain pada anak-anaknya dan bangga anaknya menjadi orang "bergelar" tapi bahkan tidak tau doa masuk wc.....
Berapa banyak justru seorang ibulah yang mendoakan anaknya supaya jadi orang yang berguna bagi umat tapi saat ujian mencari-cari bocoran jawaban UN untuk anaknya, atau bangga jika anaknya lulus meskipun dia sadar telah melakukan kecurangan....
Jangan takut anak susah.... susah itu yang membentuk seseorang.

Semua perkara ini dilakukan oleh seorang ibu karena minimnya  pengetahuan agamanya.


Anak itu amanah

Hanya boleh dididik sesuai keinginan yang Menitipkan*.
Bukan sesuai hawa nafsu kita.
Kontrol hawa nafsu kita yang sifatnya duniawi.
Ingat untuk apa kita dan anak-anak kita diciptakan? 
Dan kelak pasti semua kembali pada Nya.
Perhatikan secara detail apa yang telah kita ajarkan.
Kebaikan akan kembali. Keburukan akan kembali. Seperti bumerang..

Wahai bunda terkasih
Perbanyak istighfar. Belajar dan kaji ilmu agama.
Jadikan AlQuran dan Hadits sebagai pedoman hidup. Amalkan dan ajak seisi rumah amalkan juga.*
Kita tak bisa lolos dari hisab dengan alasan "maaf saya gak tau kalo harus ajari ini itu pada mereka..."
Karena perintah menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. 
Tidak terhenti saat kita menikah, tidak stop saat kita jadi nenek kakek, terus sampai kita meninggal..kita harus terus belajar.
Jadikandiri kita setiap harinya pencari ilmu. Ilmu yang bermanfaat..
Kepo lah pada agama ini.
Bukan untuk berdebat dan merasa paling tahu, tapi untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Betul butuh kualifikasi yang tinggi untuk jadi seorang ibu. (Baca : ibuku Msi)

Barakallahu fiikum.
Semoga bermanfaat 

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?