Banyak Amalan Banyak Rezeki, Betulkah?
JANGAN MENGANDALKAN AMAL SEMATA.
Seringkali kita berpikir bahwa rezeki berbanding lurus dengan amal saleh. Maksudnya makin banyak amal saleh yang dilakukan (ikhlas atau gak ikhlas) semakin banyak rezekinya. Betulkah begitu?
Konon di suatu tempat ada 4 orang pria berbicara tentang amal ibadah mereka dan kesuksesan yang didapat karenanya...
Pria 1 bilang:
"Alhamdulillah, sejak sering Shalat Dhuha rezeki menjadi lancar. Bisnis sukses sebentar lagi anak saya lulus SMA rencananya akan sekolah ke luar negeri." Amalan yang dilakukan adalah shalat dhuha.
"Alhamdulillah, sejak sering Shalat Dhuha rezeki menjadi lancar. Bisnis sukses sebentar lagi anak saya lulus SMA rencananya akan sekolah ke luar negeri." Amalan yang dilakukan adalah shalat dhuha.
Shalat dhuha memang melancarkan rezeki itu sebabnya shalat dhuha disebut sebagai shalat rezeki. (baca : mengapa dhuha melancarkan rezeki?)
Pria 2 ngomong:
"Bukan main, hebat sekali, sejak naik Haji/Umrah ibadahku semakin rajin, Alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya harganya milyaran, aset bertambah, orang tua sangat bangga karenanya, itu berkat do'a-doa saya sebagai orang tuanya di depan Kabah."
"Bukan main, hebat sekali, sejak naik Haji/Umrah ibadahku semakin rajin, Alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya harganya milyaran, aset bertambah, orang tua sangat bangga karenanya, itu berkat do'a-doa saya sebagai orang tuanya di depan Kabah."
Pria 3 gak mau kalah:
"Masha Allah sungguh nikmat gak terkira saya rasakan sejak rajin puasa sunah dan bersedekah rezeki lancar jaya bagaikan sungai mengalir tiada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah diluar negeri dan jadi staff khusus menteri." Katanya dengan bangga. Amalan yang dilakukannya adalah puasa sunah dan sedekah.
(baca : pancing rezeki dengan sedekah)
"Masha Allah sungguh nikmat gak terkira saya rasakan sejak rajin puasa sunah dan bersedekah rezeki lancar jaya bagaikan sungai mengalir tiada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah diluar negeri dan jadi staff khusus menteri." Katanya dengan bangga. Amalan yang dilakukannya adalah puasa sunah dan sedekah.
(baca : pancing rezeki dengan sedekah)
Ketiga pria tersebut kemudian melirik ke arah pria ke-4 sejak tadi hanya diam membisu, hanya mendengarkan dan gak komentar apa-apa. Salah satu bertanya kepada pria ke 4.
"...Bagaimana dirimu? Kawan mengapa diam saja...?”
Pria 4 akhirnya ngomong:
"Saya sih gak sehebat kalian, jangankan kesuksesan bahkan saya gak tau kalo ibadah yang saya lakukan diterima oleh Allah SWT atau gak.
Saya tahu ibadah diterima dan sukses setelah meninggal nanti. Jadi saya merasa belum bisa menceritakan ibadah yang saya lakukan dan balasan yang Allah berikan kepada saya.
Jangan bersandar pada Amal.
Inilah yang seringkali membuat kita "tertipu". Sebab dari ketertipuan ini adalah sikap bersandar kepada amal secara berlebihan. Ini akan melahirkan kepuasan, kebanggaan, dan akhlak buruk kepada Allah Ta’ala.
Orang hanya melakukan ibadah saja sesuai pemahaman dan kemampuannya, urusan diterima atau gak bukan urusan kita (meski kita wajib berusaha semampunya agar amal kita diterima dan senantiasa berprasangka baik pada Allah). Orang yang melakukan amal ibadah gak ada yang tahu apakah amalnya itu diterima atau tidak. Tapi gak berarti kita jadi berhenti beramal bukan?
Karena kita gak tau apa amalan kita diterima atau gak, makanya kita kudu berusaha..ya belajar yang bener, tau aturannya, tau tata caranya dan sebagainya...
Begitu juga dengan dosa. Hati-hati saat melakukannya..meski gak tahu dan gak bisa ngukur berapa besar dosanya, gak bikin kita jadi asik-asik aja bikin dosa. Gak ada juga yang bisa ngukur kualitas dosa dan berapa banyak maksiatnya yang dicatat, juga gak ada yang bakal tahu apakah amalnya bernilai ikhlas atau tidak. Meski ngrasa ikhlas dalam hati, tapi bukankah perasaan "merasa ikhlas" itu sendiri sudah bukan ikhlas??? Bukankah penilaian itu dari Allah, bukan dari manusia, termasuk diri kita sendiri?
Karena kita gak tau apa amalan kita diterima atau gak, makanya kita kudu berusaha..ya belajar yang bener, tau aturannya, tau tata caranya dan sebagainya...
Begitu juga dengan dosa. Hati-hati saat melakukannya..meski gak tahu dan gak bisa ngukur berapa besar dosanya, gak bikin kita jadi asik-asik aja bikin dosa. Gak ada juga yang bisa ngukur kualitas dosa dan berapa banyak maksiatnya yang dicatat, juga gak ada yang bakal tahu apakah amalnya bernilai ikhlas atau tidak. Meski ngrasa ikhlas dalam hati, tapi bukankah perasaan "merasa ikhlas" itu sendiri sudah bukan ikhlas??? Bukankah penilaian itu dari Allah, bukan dari manusia, termasuk diri kita sendiri?
Oleh karena itu, mereka dianjurkan untuk meminta Rahmat Allah dan senantiasa mengucapkan istighfar karena Allah Maha Tahu, Maha Mengerti, Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Hadits Rasulullah diriwayatkan dari Abu Hurairah: "Sungguh Amal seseorang tidak akan memasukannya ke dalam Surga."
Mereka bertanya;
"Tidak pula engkau ya Rasulullah?."*_
"Tidak pula engkau ya Rasulullah?."*_
Beliau menjawab:
"Tidak pula saya. Hanya saja ALLAH Meliputiku dengan Karunia dan RahmatNYA. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)." (HR. Bukhari dan Muslim)
"Tidak pula saya. Hanya saja ALLAH Meliputiku dengan Karunia dan RahmatNYA. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga kecuali dengan rahmat ALLAH. Dan di antara rahmatNYA adalah DIA memberikan taufiq untuk beramal dan hidayah untuk taat kepadaNYA.
Terkait soal rezeki karena blog ini lancarrezeki.blogspot.com.
Rezeki itu sesuatu yang dijaminNya dan diberikan pada hamba-hambaNya bukan sebagai balasan atas amalNya tapi atas kasih sayangNya. Itu sebabnya orang non muslim pun mendapat rezeki dariNya, meski mereka gak menyembahNya. (baca : mengapa orang kafir tetap diberi rezeki padahal mereka gal menyembah Allah?)
Karenanya, kita wajib bersyukur kepada Allah dan Merendahkan diri kepadaNYA. Tidak layak seorang hamba bersandar kepada amalnya.
"Seorang hamba tidak pantas membanggakan amal ibadahnya yang seolah-olah bisa terlaksana karena pilihan dan usahanya semata, apalagi ada perasaan telah memberikan kebaikan pada ALLAH." Naudzubillah..
Bukan amal yang menarik rezekimu. Amal hanyalah ikhtiar untuk mendapatkan kasih sayangNya, memperoleh ridhaNya. Jika setelah beramal pun rezekimu jadi lancar bukan amal itu yang melancarkan rezekimu, tapi semata-mata karena Allah ridha padamu, pada upayamu untuk mendekatkan diri padaNya, pada ikhtiarmu untuk senantiasa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya... (baca : Rezeki didapat bukan dari hasil bekerja)
Bukan amal yang menarik rezekimu. Amal hanyalah ikhtiar untuk mendapatkan kasih sayangNya, memperoleh ridhaNya. Jika setelah beramal pun rezekimu jadi lancar bukan amal itu yang melancarkan rezekimu, tapi semata-mata karena Allah ridha padamu, pada upayamu untuk mendekatkan diri padaNya, pada ikhtiarmu untuk senantiasa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya... (baca : Rezeki didapat bukan dari hasil bekerja)
Banyak yang salah kaprah dan berpikir jika sudah melakukan amalan, termasuk zikir ini dan amalan ini, maka rezekinya langsung meluap bak air bah.. Mereka komen di blog ini dan nanya, "bener nih ini zikir pelancar rezeki? Bener nih ini amalan buat kaya?" Sekali lagi saya tegaskan bahwa bukan amalan itu yang membuat rezeki kita lancar, bukan amal itu yang bikin kaya. Lalu ngapain dong susah-susah zikir dan beramal saleh? Ya... biar Allah ridha sama kita. Kalo Allah ridha mah...semuanya jadi kecil di mata Allah. Jangankan cuma rezeki, dunia dan segala isinya pun bakal diberikan ke kita !! Asal kita memenuhi syarat...
Makanya ya... kita kudu pantaskan diri untuk diberi...
Sesungguhnya ALLAH gak membutuhkan amal ibadah hamba-hamba-NYA. Tanpa kita beramal pun Allah gak turun posisiNya... Dia Maha Kaya, tidak butuh kepada makhluk-NYA. Kitalah yang butuh kepada-NYA.
Wallahu A'lam Bish Shawwab...
Subhanallah...
Astaghfirullah...
Astaghfirullahal adzhiim...
Ampunilah kami yaa ALLAH jika di hati kami masih ada rasa bangga diri terhadap amal-amal kami...
Astaghfirullah...
Astaghfirullahal adzhiim...
Ampunilah kami yaa ALLAH jika di hati kami masih ada rasa bangga diri terhadap amal-amal kami...
Comments
Post a Comment