Baik atau Burukkah Saya? Sebuah Refleksi Diri.
REFLEKSI DIRI.
Terkadang kita perlu muhasabah diri untuk mencoba menyelami apa yang kita lakukan di dunia ini sebenarnya. Gak perlu malu untuk tanya jawab dengan pikiran sendiri..karena kadang kita menemukan sesuatu yang berbeda dari yang kita yakini sebelumnya..
Contohnya ini :
Refleksi diri...Teman-teman suka bilang kalo mereka senang berteman dengan saya karena saya termasuk orang baik. Saya sih seneng-seneng saja dibilang baik. Bukankah orang baik banyak rezeki? Dan itu saya rasakan sendiri, kalo baik hati kok apa-apa jadi mudah ya..??
Tapi....
- "BAIK-KAH Saya..??" Tanya diriku suatu waktu.
- "Baikkah saya, walaupun selalu sholat 5 waktu serta tepat pada waktunya.?" Itu menunjukkan ketaatanku pada Sang pencipta dengan menjawab panggilanNya sesegera mungkin dan meninggalkan semua urusan duniawi.
- "Baik kah saya" walaupun telah berhaji & umroh beberapa kali?" Bukankah ini simbol keikhlasanku untuk meraih ridhaNya dengan mengerjakan kewajiban haji menuju Baitullah yang konon hanya yang "mampu" yang bisa melakukannya. Bukankah aku harus bersyukur karena aku dimampukannya untuk ke sana?
- "Baik kah saya" walaupun telah bersedekah setiap hari?" Bukankah tak semua orang diberi kemampuan untuk berbagi. Bukannya karena aku berharta lebih tapi karena semata-mata aku ingin membantu mereka yang kurang beruntung.
- "Baik kah saya" walaupun hari-hari memberi nasihat dan teguran kepada orang lain yang berbuat salah? Bukankah ini menjadi tanggung jawab setiap muslim untuk menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar?
- "Baik kah saya" walaupun sudah pakai jubah, berjenggot dan menutup aurat dengan sempurna. Bukankah seorang muslim yang baik mencirikan diri lewat pakaian yang dikenakannya? Sama seperti pengikut agama lain mudah dikenali lewat pakaiannya?
- "Baik kah saya" walaupun setiap malam sholat Tahajjud, Witir, Hajat dan zikir? Bukankah ini amalan yang utama untuk mendekatkan diri padaNya?
- "Baik kah saya" walaupun tiap hari ke masjid atau musholla utk shalat dan menambah ilmu? Bukankah ini kewajiban setiap muslim untuk senantiasa mengembangkan diri dan mencari ilmu meski sampai ke negeri China?
- "Baik kah saya" walaupun setiap saat kita update status berunsur nasihat dan dakwah? Bukankah itu kewajiban kita untuk saling mengingatkan dan tolong menolong dalam kebaikan.
- "Baik kah saya" walaupun setiap saat kita menolong orang lain? Bukankah agama mengajarkan kita untuk berbuat baik pada setiap mahluk?
Allah mengingatkan kita lewat firmanNya :
al-Quran, Surah An-Najm ayat 32:
ﻓﻼ ﺗُﺰٓﻛُّﻮْﺍ ﺍٓﻧْﻔُﺴٓﻜُﻢْ ﻫُﻮٓ ﺍٓﻋْﻠٓﻢُ ﺑِﻤٓﻦْ ﺍﺗّٓﻘٓﻰ
.
"...........Janganlah kamu menganggap diri kamu suci (orang baik) karena Allah-lah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar bertaqwa "
Ummul Mukminin Aisyah (ra) ditanya orang "Siapakah orang yang buruk?" dijawab olehnya "yaitu orang yang merasa dirinya baik". Beliau ditanya lagi "Siapakah orang yang baik?", maka dijawab "yaitu orang yang merasa dirinya buruk"
Jadi jelas sekali kalo kita gak boleh mengklaim diri sebagai orang baik. Karena yang menentukan baik tidaknya kita hanya Allah SWT. Hasil penilaian ini juga nantinya yang bakal menentukan apakah kita jadi penghuni surga atau penduduk neraka.
JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK DARIPADA ORANG LAIN.
- Karena kita takkan pernah tahu dimanakah dan bilakah saat HATI kita IKHLAS melakukan amalan-amalan soleh, menasihati orang serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah Swt. (baca : beneran nih gak riya?)
- Kita tak tahu amal manakah yang Allah terima. Bisa jadi kita udah pede wah amal saya pasti sudah banyak wong tiap hari ibadah gak ada yang lewat, baik yang wajib maupun yang sunah. Semua kita kipas habis. Tapi semua itu mungkin dicatat malaikat sebagai kebaikan bisa juga keburukan karena kan kita gak bisa ngintip catatan malaikat bukan?
- Bisa jadi orang yang selama ini kita cela, ibadah seadanya bahkan lebih banyak bolongnya tapi sekalinya beribadah ikhlas dan diterima Allah dibanding ibadah kita yang dikotori perasaan riya..
- Bisa jadi mereka yang pakaiannya biasa-biasa saja, jauh dari simbol-simbol yang kita anggap mewakili orang saleh, ternyata memiliki kesalehan luar biasa, yang hanya dia dan Allah yang tahu.
- Bisa jadi mereka yang nampak saleh dan berpakaian layaknya ulama tapi ternyata mereka gak lebih dari insan rendah yang mengambil keuntungan dari kenaifan orang-orang di sekitarnya..
- "Aku banyak kekurangan dan kelemahan, semua orang lain lebih baik dari aku karena hati manusia masing-masing hanya diketahui Allah". Bukan orang lain yang harus bertanggung jawab terhadap hidupku tapi diriku sendiri.
- "Akulah yang paling buruk dikalangan manusia. Aku sedang perbaiki diriku dan mencoba bantu orang lain untuk menjadi lebih baik"
- Wujudkan KEIKHLASAN hindari IRI DAN DENGKI. Karena dengki gak akan mengubah nasibku dan gak akan mengubah peruntungan orang lain. (baca : mengapa dengki menghambat rezeki)
- Selalu mengharapkan RIDHA ALLAH. Karena yang menentukan kita masuk surga atau tidak bukan karena amalan kita tapi karena ridha Allah. Begitu juga dengan rezeki. Kita dapat rezeki bukan karena usaha kita tapi karena ridha Allah. (baca : rezeki bukan dari hasil bekerja)
- Latih diri agar selalu TAWADHU jauhkan dari penyakit UJUB DAN TAKABBUR. Karena takabbur sangat dekat dengan kesombongan. Sementara kesombongan hanya bisa membinasakan, seperti halnya iblis binasa dikeluarkan dari surga karena kesombongannya.
- Selalu perbaiki diri serta orang lain dengan kelembutan dan kasih sayang. Tugas kita hanya memberi saran, jangan maksa karena keputusan ada di masing-masing orang..
- Hanya Allah yang akan terus memberi kita PETUNJUK serta JALAN YANG BENAR.
Aamiin ya Rabbal 'alamiin.
Wallahu alam...
Comments
Post a Comment