Belajar Menerima Kekurangan Pasangan

ARTIKEL KE 744  

★ MUTIARA BERNODA ★

Kadang dalam hidup kita merasa menjadi manusia paling malang karena selalu didera masalah. Sepertinya masalah enggan pergi dari hidup kita, selalu saja ada sehingga menumpuk membuat puyeng kepala. Padahal kalo mau dipikir-pikir hidup ini butuh masalah, karena itulah yang membedakan kita dengan penghuni kuburan. 
Berikut adalah kisah bagaimana menyikapi masalah, terutama dalam rumah tangga.


Ada seorang tua yang sangat beruntung. Dia menemukan sebutir mutiara yang besar dan sangat indah. Namun kebahagiaannya segera berganti menjadi kekecewaan begitu dia mengetahui ada sebuah noda hitam kecil di atas mutiara tersebut.
Hatinya kemudian bergumam, kalaulah tidak ada noda hitam ini setitik, mutiaranya akan menjadi yang tercantik dan paling sempurna di dunia. Semakin dia pikirkan semakin kecewa hatinya.
Akhirnya, dia memutuskan untuk menghilangkan titik noda dengan menggerus lapisan permukaan mutiara tersebut.
Tetapi setelah dia menggerus lapisan pertama, noda tersebut masih ada. Dia pun segera menggerus lapisan kedua dengan keyakinan titik noda itu akan hilang. Tapi nyataannya noda tersebu masih tetap ada.
Lalu dengan tidak sabar, dia menggerusi selapis demi selapis, sampai tersisa lapisan terakhir.
Benar juga noda telah hilang, tapi mutiarapun ikut hilang


Pelajaran berharga

Apa yang bisa dipelajari dari kisah di atas? Demi noda setitik mutiara berharga jadi rusak. Begitu pulalah dengan kehidupan nyata.
Kadang kita suka mempermasalahkan hal yang kecil, yang tidak penting sehingga akhirnya merusak nilai yang besar. Sedikit rezeki, jadi masalah. Hatinya jadi susah. Pengen rezeki banyak. Padahal masih banyak orang yang jauh lebih sedikit rezekinya dari dia. Padahal banyak sedikitnya rezeki pun bukan ukuran kebahagiaan. Bahagia berasal dari hati yang bersyukur.
Persahabatan yang indah terjalin selama puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat hanya karena sepatah kata pedas ataupun sebuah perlakuan yang mungkin tidak disengaja.
Keluarga yang rukun dan harmonispun jadi hancur hanya karena perdebatan-perdebatan kecil yang tak penting.
Yang remeh kerap dipermasalahkan, yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan.
Seribu kebaikan sering tak berarti. Tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup. Pengalaman rugi 10 juta sangat membekas di hati sementara untung 10 juta tak dianggap.

Mari belajar menerima kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita. Bukankah tak ada yg sempurna di dunia ini?.

SEHATI bukan karena Memberi, tapi sehati karena saling memahami.
Begitulah perasaan suami isteri yang ingin diberi rezeki rumah tangga berkah. Tak menuntut untuk selalu diberi tapi berusaha untuk memahami.

CINTA bukan karena terpesona. Tapi cinta karena saling terbuka.
Begitulah cinta dalam hidup berumah tangga. Bukan karena terpesona oleh paras molek nan rupawan tapi karena tahu kekurangan masing-masing dan saling melengkapi kekurangan tersebut. 

BETAH bukan karena diberi hidup mewah, tapi betah karena saling "mengalah". Allah sudah menakdirkan seseorang menjadi jodoh dan pasangan hidup kita. Bagaimana membetahkan diri menerima kekurangannya adalah tantangan yang berat. Semua orang bisa menerima kelebihan pasangannya tapi jarang yang bisa betah dengan kekurangannya. Salah satu cara yang membuat kita betah dengan kekurangannya adalah mengalahkan hati untuk selalu mengingat kebaikannya..sehingga pertengkaran dan kebencian bisa terhindarkan.

BERSAMA bukan karena harta dunia, tapi bersama karena SALING MENGISI. Hubungan yang dilatarbelakangi materi tak akan bertahan lama. Karena dia selalu mengukur sesuatu dengan uang (ada uang abang disayang, tak ada uang abang di tendang), seolah-olah semuanya ada harganya. Tapi kebersamaan bisa langgeng jika pasangan bisa saling mengisi kekurangan dan saling melengkapi kelebihan masing-masing. Rumah tangga yang bahagia rezekinya jadi mudah. Jadi gak perlulah pake takaran dan ukuran materi untuk menilai kebahagiaan rumah tangga.

INDAH bukan karena selalu mudah, tetapi indah karena DIHADAPI BERSAMA. Suami isteri adalah satu team, karenanya setiap kesusahan akan lebih mudah jika dihadapi bersama. Dua kepala yang mikir dan mencari solusi jauh lebih baik dari satu kepala. Suami memutuskan isteri mensupport. Bukankah itu indah?

Rumah tangga bahagia itu rezeki. Tapi sama dengan rezeki yang berwujud materi rezeki ini pun harus diupayakan, dimaksimalkan ikhtiarnya agar bisa menjadi berkah dunia akhirat. 
(baca : Rumah tangga itu ibarat ngopi)

Semoga dapat menjadi renungan yg bermanfaat bagi kita semua.

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?