Kelelahan yang Meraup Rezeki

ARTIKEL KE 746  

Kelelahan yang Membawa Berkah  

Manusia itu serba kurang, bahkan tubuhnya pun tak bisa dia kontrol. Jika lelah melanda sehabis ikhtiar mencari rezeki dan ibadah kepadaNya, manusia tak punya pilihan lain kecuali menyerah. Tubuh yang lelah, pikiran yang lelah adalah tanda bahwa manusia butuh istirahat. Karenanya harus bergantung pada Allah yang tak pernah lelah mengurus mahlukNya.


Namun ada 8 kelelahan yang disukai Allah SWT dan RasulNya :
1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya (QS. 9:111).
Jihad bukan hanya di medan perang tapi jihad yang paling berat adalah jihad melawan hawa nafsu sebagaimana yang kita lakukan di bulan puasa ini. (baca : memaknai jihad). Karena inilah medan pertempuran yang sebenarnya.
2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.41:33).
Berdakwah mengajak pada kebaikan ataupun mencegah maksiat bukan hanya dibebankan pada ulama, ustadz, dai ataupun mubaligh tapi tugas semua muslim. Adalah hak setiap muslim untuk mendapatkan pencerahan dari sesama muslim lainnya.
3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh (QS.29:69)
Lelah karena menjalankan fungsi utama manusia yaitu lelah dalam beribadah adalah lelah yang nikmat.
4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi (QS. 31:14)
Ini adalah lelah para ibu, mahluk yang sangat istimewa dan memiliki keutamaan.
5. Lelah dalam mencari nafkah halal (QS. 62:10)
Inilah lelah para penvari rezeki. Lelah karena mencari rezeki di jalanNya selain mendapatkan rezeki yang diidamkannya juga mendapatkan ganjaran pahala. (baca : 3 amalan dengan pahala unlimited)
6. Lelah mengurus keluarga (QS. 66:6).
Lelah yang ditujukan pada para ayah, ibu, orang tua dan anak-anak saleh yang berbakti pada orangtuanya.
7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu (QS. 3:79)
Lelah yang ditujukan bagi para pelajar yang tak kenal lelah mencari ilmu yang bermanfaat. 
8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit (QS.2:155)
Lelah yang ditujukan bagi mereka yang sedang diuji / dicoba untuk mengetahui sejauh mana kadar keimanannya, kesabarannya dan bagaimana dia hanya mengandalkan Allah SWT di saat-saat seperti itu.
Semoga kelelahan dan kepayahan kita mencari rezeki sambil menjalankan ibadah puasa menjadi bagian dari amal saleh yang disukai Allah dan RasulNya. Insya Allah..

Tapi sebenarnya lelah itu nikmat. 
Anda mungkin protes dan berkata bagaimana mungkin? Logikanya dimana? 

Lelah seorang ayah
Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah SWT yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini lagi menganggur dan bingung mencari kerja. Banyak orang yang terpaksa berbuat kriminal demi bertahan hidup. 
(baca : rezeki para ayah)

Lelah seorang istri
Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Apalagi di bulan ramadhan seperti ini, harus bangun masak menyiapkan makanan untuk sahur dan berjibaku di dapur demi penganan buka puasa. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir. 

Lelah menjadi orang tua
Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah swt belum berkenan memberi amanah.

Lelah dalam Mencari Rezeki
Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”
Rasulullah saw menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rezeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rezeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rezeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).
Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari rezeki yang halal. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.
Bahkan secara khusus Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rezeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rezeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah swt.”
Subhanallah, tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.

Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa materi, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja/ikhtiar terlebih dahulu dan lelah karenanya. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?

Kelelahan Mendidik Anak
Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi.
Keduanya bingung dan bertanya: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”
Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.
Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari rezeki, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diselesaikan dengan mudah, uang pun digunakan untuk mendidik dan memanjakan anak. Uanglah yang menjadi pengganti ketidakhadirannya di sisi anak-anaknya. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak jadi pendurhaka dan pecandu maksiat.
(baca : stop memberikan bantuan)

Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan seperti uraian di atas dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah, artinya ikhtiarnya kurang maksimal sehingga rezekinya pun nanggung dan ibadahnya apa adanya. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah SWT. Kebaikan yang besar diutamakan, tanpa meremehkan kebaikan kecil, karena kebaikan kecil sebiji zarrah pun tidak akan pernah terlupakan oleh Allah SWT.
Rasulullah saw bersabda: “Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.”

Berbahagialah selagi masih bisa lelah ...Artinya hanyat masih dikandung badan, masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum ajal datang menjemput. Maksimalkan lelahmu, lelah yang bermanfaat dan disukai Allah SWT.

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Doa Agar Rezeki Tak Terputus