Berislamlah Seperti Islamnya Rasulullah SAW


ARTIKEL KE 771  
Tulisan KH. MUSTOFA BISRI             

Saya kadang merasa aneh melihat saudara saya umat Islam yang memiliki sifat seperti anak-anak, ingin menang sendiri, mudah marah dan memaksakan kehendaknya agar orang lain sama dengan dirinya...
Padahal Alquran sudah mengatakan untuk Berbuat Adil karena itu bisa mendekatkan kepada ketaqwaan....



Tapi begitulah sifat anak-anak kadang tidak bisa menerima nasehat yang baik sekalipun untuk dirinya sendiri
*Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan.*                      
*Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda*              
*Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda*               
*Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda.*            
*Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda*.  
*Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda.*
*Partainya sama dimusuhi karena pendapatannya beda.*
Apa kamu mau hidup sendirian di muka bumi untuk memuaskan nafsu keserakahan?.
Kau tahu apa yang dilakukan Sayyidul Wujud Muhammad SAW pada seorang Yahudi tua yang tiap hari meludahi dan melempari kotoran padanya? Ia jenguk dan doakan sang yahudi ketika yahudi itu sakit.
(baca juga : mengapa Yahudi ini kalah?)

Kau tahu apa yang dilakukan Muhammad SAW pada seorang Yahudi buta yang tiada hari tanpa mencacinya? Ia suapi setiap hari dengan tangannya sendiri yang mulia tanpa sang yahudi tahu bahwa yang menyuapinya adalah Muhammad SAW yang selalu ia caci.
Itulah Islam. Ber-Islamlah seperti Islam-nya Muhammad SAW, bukan Islam ala egomu.
(baca : menyentuh dengan ahlak)

Jangan sampai kau hanya ber-Islam, tapi kau kehilangan Muhammad SAW..
Jangan lemahkan Islam yang kuat dengan tindakan kerdilmu...
Jangan hinakan Islam yang suci dengan perbuatan nista...

Refleksi dari sebuah kisah

"Jon, di desa kita ada warung jual miras. Ayo kita tindak!"

"Nggak usah. Yang penting jadi orang baik."

Sebulan kemudian. 

"Jon, para pemuda mulai suka mabuk-mabukan di warung itu. Ayo kita tindak sebelum terlambat!"

"Buat apa? Lha wong mereka juga nggak ganggu kita, kok."

Sebulan lagi berlalu. 

"Jon, sekarang warung itu dibangun tambah megah. Nggak cuma jual miras, sudah ada pelacurnya juga. Setengah penduduk desa sudah jadi pelanggan. Kalau kita tidak menindak sekarang, besok-besok kita nggak akan punya kekuatan lagi."

"Urus diri sendiri dulu, nggak usah ngurusin orang lain."

Setahun kemudian. 

"Jon, desa kita sudah jadi pusat maksiat. Masjid mau dirobohkan. Kamu, sebagai ta'mirnya juga akan diusir."

"Lho, lho. Kok gitu? Ya jangan gitu dong. Ayo kita lawan mereka!"

"Sudah terlambat Jon. Kita sudah jadi minoritas. Dulu saat mereka dengan getol menanamkan ideologi dan memperluas kekuasaan, kita cuma sekedar jadi orang baik. Ternyata itu tidak cukup."

Di dunia ini setidaknya terdapat empat golongan orang dalam ber-Islam.

Golongan pertama: "Orang Islam yang berilmu Islam, menjalankan Islam, berakhlaq Islam dan sangat perduli dengan urusan umat Islam."

Golongan kedua: "Orang Islam yang sedikit berilmu Islam, menjalankan Islam, tapi tidak perduli dengan nasib umat Islam."

Golongan ketiga: "Orang Islam yang tidak mempunyai ilmu Islam, tidak menjalankan syariat Islam dan tidak perduli terhadap urusan Islam."

Golongan keempat: "Orang Islam yang belajar Islam, menjalankan sebagian syariat Islam, suka mengkritik dan terkadang benci terhadap Islam dan umat Islam, dan tidak perduli terhadap urusan umat Islam."

Sayangnya...

Golongan pertama adalah minoritas.

Sedangkan golongan kedua dan ketiga mayoritas,

Dan golongan keempat sedikit jumlahnya tapi besar bahayanya.

Rasulullah bersabda :

"Barangsiapa tidak perduli terhadap urusan umat Islam, maka ia bukan dari golongan kita" (Al-Hadits).

Bijaklah menanggapi setiap informasi 

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?