Kesuksesan dan Kebahagiaan Saling Berkaitan
ARTIKEL KE 781
Kebahagiaan dan Kesuksesan
Kebahagiaan adalah kondisi jiwa yang merasa tenang, damai, ridha terhadap diri sendiri dan puas dengan ketetapan Allah. Hal ini condong dan lestari dan terus menerus berada dalam diri manusia secara umum serta dianggap sebagai isyarat tentang seberapa jauh hubungan seseorang dengan TuhanNya, Penciptanya dan Pemberi Rezeki kepadaNya.(baca : kaitan bahagia dan rezeki)
Kesuksesan adalah tercapainya berbagai prestasi dan tujuan tertentu baik dalm hal agama maupun dunia, yang pengaruhnya tampak secara jelas dalam kehidupan seseorang pada tingkat individu, keluarga, masyarakat dan karir atau profesi.
(baca : tips sukses dan banyak rezeki)
Kebahagiaan adalah kondisi yang tepat untuk merealisasikan kesuksesan dalm hidup sebagaimana orang yang berbahagia adalah orang yang paling cenderung dan tertarik untuk mewujudkan kesuksesan. Namun orang yang sukses dalam urusan dunia belum tentu bahagia. Kesuksesan itu bisa jadi bumerang bagi peraihnya bila tidak disertai dengan kebahagiaan.
Seorang ahli hikmah mendefinisikan kebahagiaan dan kesuksesan yaitu
Kesuksesan ----> keberhasilan dalam mencapai apa yang dikendaki.
Kebahagiaan ----> menikmati apa yang dicapai.
(baca : syukurlah yang membuat bahagia)
Singkatnya kebahagiaan merupakan perasaan yang berkaitan dengan usaha menggapai kesenangan ukhrawi, sementara kesuksesan berkaitan dengan dunia dan akhirat sekaligus.
Rahasia kebahagiaan adalah keimanan kepada Allah SWT dan penguasaan yang sempurna pada diri manusia terhadap tujuan hidup yang utama serta bagaimana menjalani kehidupan di atas bumi ini. Meskipun ini merupakan cara pandang muslim terhadap kehidupannya tapi tak banyak yang tahu mengenai hal ini. Banyak orang yang membaca ayat yang mulia berikut ini, bahkan menghapalnya.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.( Q.S. Az Zariyat : 56)
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (Q.S. Al baqarah : 208)
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (Q.S. Al An'am: 162)
Namun tidak memahami dan menyadari maknanya secara sempurna. Ayat pertama menjelaskan tentang tujuan hidup manusia, Sementara dua ayat berikutnya menegaskan tentang cakupan ibadah dalam setiap bagian dan aspek kehidupan manusia. Maksud dari ayat-ayat tersebut di atas agar setiap perkara dalam hidup kita baik pada tataran sosial maupun individu harus merefleksikan ibadah kepada Allah semata.
Artinya manusia harus mengesakan Allah, berbuat ikhlas kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan apapun. Juga harus memebnetuk dan mengendalikan segala tujuan dan perilaku sesuai dengan syariat Ilahi.
Islam agama agung ini datang menjelaskan kepada manusia tentang Allah dan mengaitkan segala sesuatu dengan kerajaanNya. Agama ini juga menjelaskan gambaran tentang kaidah, asas serta sistem secara umum dan terperinci mengenai bagaimana mengelola dan menjalankan kehidupan di atas bumi ini dan menjadikannya jembatan menuju akhirat.
Ada beberapa perkara yang dijelaskan Allah sehingga tak ada ruang bagi akal untuk berijtihad seperti pada pembagian warisan perkara-perkara yang haram seperti riba, zina, khamar, judi, makan bangkai dan daging babi. Juga prosedur melakukan ibadah seperti shalat, puasa, zakat dan haji.
Disamping itu ada perkara yang dijelaskan secara umum dan memberikan kebebasan berijtihad kepada manusia melalui tuntutunan kaidah dan arahan syariat. Misalnya mengatur kehidupan politik di atas kaidah musyawarah dan keadilan, pengelolaan kehidupan ekonomi di atas kaidah larangan riba, kebebasan yang terkendali, persaingan yang sehat dengan semangat maslahat yang seimbang dan merata.
Karenanya kita tak bakalan nemu aturan yang siap pakai dalam Al Quran dan sunnah Rasul tentang lalu lintas, kesehatan, tenaga kerja dan lapangan kerja, namum kita pasti mampu merancang peraturan-peraturan seperti itu dengan mencocokkannya berdasar kaidah dan pedoman dalam agama. Inilah tugas para ahli fikih bekerjasama dengan para pakar dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu.
Karenanya disimpulkan bahwa kehidupan manusia secara umum harus diatur dan dijalankan dengan ketentuan Islam.
Inti dari kebahagiaan adalah penguasaan terhadap makna ibadah dan memahaminya dengan pemahaman yang sempurna, komprehensif dan lengkap kemudian menerapkannya dalam kehidupan.
Inti dari masalah dan kesengsaraan adalah jauhnya manusia dari pemahaman itu dan tunduk pada hawa nafsu, syahwat, bahkan aturan dan undang-undang yang dibuat manusia yang jauh dari hidayah agama yang diridhai oleh pencipta seluruh mahluk.
Orang yang berbahagia sejatinya adalah orang yang beriman kepada Allah SWT, menguatkan hubungan denganNya dan menghendaki ridhaNya dalam segala perbuatan, perkataan dan persembahannya.
Sementara orang yang sukses adalah tercapainya tujuan tertentu yang pengaruhnya tampak jelas dalam hidup seseorang.
Contohnya:
Tingkat hubungan hamba dengan Tuhannya:
- kesuksesan memelihara shalat lima waktu pada waktunya.
- kesuksesaan menunaikan ibadah puasa ramadhan dan puasa sunnah sesuai syariat.
- kesuksesan menunaikan ibadah haji dengan sempurna.
Tingkat hubungan individu dan masyarakat
- kesuksesan memelihara hubungan silaturahmi.
- kesuksesan mendidik anak saleh.
- kesuksesan hubungan suami isteri dan keluarga.
Tingkat profesi dan karir
- kesuksesan mendapatkan gelar/ijazah pendidikan.
- kesuksesan menyempurnakan pelatihan profesi.
- kesuksesan dalam meningkatkan diri
- kesuksesan meraih jenjang karir yang lebih tinggi.
- kesuksesan meraih materi yang lebih banyak dan berkah.
Sudahkah anda meraih kesuksesan?
Apakah anda menikmati kesuksesan itu dan merasa berbahagia karenanya?
Comments
Post a Comment