Saling Mendukung Dalam Kebaikan
SOPIR ANGKOT
Saya belajar dari kesederhanaan orang kebanyakan, seperti halnya saya belajar dari sopir taksi ini juga mendapat pelajaran dari kisah truk sampah ini. Kita bisa belajar dari mana saja..
Pemandangan yang sudah dianggap lumrah di jalanan Indonesia..
Pemandangan yang sudah dianggap lumrah di jalanan Indonesia..
Sopir-sopir angkot saling menyalip berebut penumpang... Ya, namanya juga nyari rezeki. Di tengah persaingan antara jumlah angkot yang makin banyak dan jumlah penumpang yang makin berkurang, kalo gak pake aksi nyalip-nyalipan mungkin gak bakal dapat setoran hari itu...
Begitulah pikiran sederhana para sopir angkot. Dan mungkin juga kebanyakan kita, bahwa rezeki itu harus direbut kalo perlu pake cara apapun yang penting dapat banyak.. Padahal kisah ini menunjukkan lain..
Kadang-kadang saya naik angkot hanya untuk menikmati hiruk pikuk seperti hari ini..
Begitulah pikiran sederhana para sopir angkot. Dan mungkin juga kebanyakan kita, bahwa rezeki itu harus direbut kalo perlu pake cara apapun yang penting dapat banyak.. Padahal kisah ini menunjukkan lain..
Kadang-kadang saya naik angkot hanya untuk menikmati hiruk pikuk seperti hari ini..
Tak jauh di depan angkot yang saya tumpangi seorang ibu dan 2 orang anaknya berdiri di tepi jalan...
Setiap angkot yang berhenti dan berbicara dengan si ibu, langsung melaju kembali, hal ini terus terulang berkali-kali...
Saat angkot yang kutumpangi berhenti, si ibu bertanya :
“Bang, lewat terminal bis ya?”
Sopir menjawab : “Iya bu”.
Sopir menjawab : “Iya bu”.
Si ibu tak segera naik, dia ragu-ragu dan berkata :
“Tapi kami tidak punya uang buat bayar ongkos.”
Sambil tersenyum, sopir itu menjawab :
“ Tidak apa-apa, ibu naik saja. ”
“ Tidak apa-apa, ibu naik saja. ”
Si ibu masih ragu, gak yakin dengan apa yang didengarnya maklum udah keseringan ditolak...
Akhirnya sang sopir mengulangi perkataannya :
Akhirnya sang sopir mengulangi perkataannya :
“Silakan bu, naik saja, tidak apa-apa.”
Akhirnya ibu dan anak-anaknya naik dan duduk bersama penumpang lainnya.
Sebuah cuplikan adegan yang luar biasa..
Akhirnya ibu dan anak-anaknya naik dan duduk bersama penumpang lainnya.
Sebuah cuplikan adegan yang luar biasa..
Di saat angkot lain berlomba mencari penumpang demi mengejar setoran, sopir yang satu ini rela 3 kursi penumpangnya di gratiskan...
Sampai di terminal bis, 3 orang penumpang itu pun turun, dan mengucapkan terima kasih kepada sang sopir. Turun pula di belakang ibu itu, seorang penumpang laki-laki.Penampilannya sederhana namun di dahinya tergambar bekas sujud dan membayar ongkos dengan selembar uang Rp. 50.000,-
Ketika Sopir akan memberi kembalian, pria itu berkata :
“ Gak usah dikembalikan. Itu untuk ongkosku dan ibu tadi. Sisanya adalah rasa syukurku pada Allah SWT dipertemukan dengan sopir yang baik hati ... “Teruslah jadi orang baik ya Bang”, kata lelaki tersebut pada sopir angkot muda yang ternganga dan mengucapkan terima kasih...
Kisah segar dipagi hari yang menyuguhkan realita masyarakat kecil yang sederhana, yang rezekinya pas-pasan tapi masih bisa menebar kebaikan. Saya jadi belajar bahwa kebaikan itu menular. Kebaikan itu seperti siklus..lingkaran yang tak putus. Kebaikan yang dimulai dengan ketulusan akan kembali ke kita dalam bentuk kebaikan juga yang jauh lebih baik kualitasnya. Seperti halnya supir angkot tadi menghilaskan beberapa ribu rupiah untuk si ibu malah dapat balasan 50,000 rupiah dari Allah SWT.
(baca : rezeki 50 juta ditarik oleh 2 lembar 5 ribuan).
Di sinilah bukti bahwa yang membagi rezeki itu Allah, bukan pekerjaan, bukan penumpang, bukan atasan, bukan klien, bukan juga konsumen.. Rezeki itu mengejar dan bukan dikejar. Tak perlu salip sana salip sini, ngebut ngejar setoran sampe nyawa sendiri dan penumpang gak dipikirin.. Karena rezeki itu bukan tentang banting tulang...tapi gimana dapat berkahnya.
Lingkaran kebaikan ini diawali dengan...
Kisah segar dipagi hari yang menyuguhkan realita masyarakat kecil yang sederhana, yang rezekinya pas-pasan tapi masih bisa menebar kebaikan. Saya jadi belajar bahwa kebaikan itu menular. Kebaikan itu seperti siklus..lingkaran yang tak putus. Kebaikan yang dimulai dengan ketulusan akan kembali ke kita dalam bentuk kebaikan juga yang jauh lebih baik kualitasnya. Seperti halnya supir angkot tadi menghilaskan beberapa ribu rupiah untuk si ibu malah dapat balasan 50,000 rupiah dari Allah SWT.
(baca : rezeki 50 juta ditarik oleh 2 lembar 5 ribuan).
Di sinilah bukti bahwa yang membagi rezeki itu Allah, bukan pekerjaan, bukan penumpang, bukan atasan, bukan klien, bukan juga konsumen.. Rezeki itu mengejar dan bukan dikejar. Tak perlu salip sana salip sini, ngebut ngejar setoran sampe nyawa sendiri dan penumpang gak dipikirin.. Karena rezeki itu bukan tentang banting tulang...tapi gimana dapat berkahnya.
Lingkaran kebaikan ini diawali dengan...
“Seorang ibu yang jujur...”
“Seorang sopir yang baik hati...”
“Seorang penumpang yang dermawan...”
Mereka saling mendukung dalam berbuat kebaikan...
(dan saya menuliskan ini di blog lancarrezeki.blogspot.com ini untuk jadi bahan pembelajaran)
“Seorang sopir yang baik hati...”
“Seorang penumpang yang dermawan...”
Mereka saling mendukung dalam berbuat kebaikan...
(dan saya menuliskan ini di blog lancarrezeki.blogspot.com ini untuk jadi bahan pembelajaran)
"Hidup ini hanya sekali dan begitu singkat, Marilah kita terus berbuat baik, jangan berhenti dan jangan pernah merasa lelah untuk berbuat kebaikan...
“Tidak perlu kaya untuk melakukan kebaikan, tidak perlu harus alim, harus punya bekas sujud di dahi, harus tua dan harus-harus lainnya. Karena kebaikan itu ada dalam diri setiap insan ... ”
Bayangkan kalo satu orang terus berbuat baik dan diikuti oleh kebaikan orang yang lain, begitu seterusnya...Akhirnya dunia ini menjadi tempat yang indah dan nyaman untuk ditinggali..
Jika hidup sudah berhias kebaikan maka rezekipun akan datang sendiri..Percayalah !
Sudahkah anda berbuat baik hari ini?
Wallahu alam..
Bayangkan kalo satu orang terus berbuat baik dan diikuti oleh kebaikan orang yang lain, begitu seterusnya...Akhirnya dunia ini menjadi tempat yang indah dan nyaman untuk ditinggali..
Jika hidup sudah berhias kebaikan maka rezekipun akan datang sendiri..Percayalah !
Sudahkah anda berbuat baik hari ini?
Wallahu alam..
Comments
Post a Comment