Mengapa Muslim Harus Jadi Pengusaha?

Self Sufficient (Memenuhi Kebutuhan Sendiri)


Mengapa muslim harus jadi pengusaha, bisnismen, enterpreneur, wirausaha? Biar bisa memenuhi kebutuhan umat Islam sendiri. Kita mencari rezeki dan menebar rezeki bagi saudara-saudara kita sesama muslim dan non muslim juga kecipratan baiknya.
Jika umat Islam butuh pakaian, maka diantara kita harus ada yang jadi produsen atau pengusaha baju, biar bisa memproduksi pakaian yang islami, yang sesuai dengan aturan syariat agama. Dan yang memasarkan (marketingnya) juga harus muslim biar yang dipasarkan yang sesuai dengan kita.

Kalo yang memproduksi non muslim akhirnya model bajunya dibuat sesuka hati mereka, terbuka di sana, compang camping di sini akhirnya aurat jadi terbuka karena model pakaian yang dijual tidak ada yang sesuai. Terus yang memasarkan non muslim jadinya suka-suka dia menjual apa yang laku dan paling diidamkan konsumen meskipun itu melanggar syariat agama.
(baca : kiat menjadi pengusaha sukses penarik rezeki)

Contoh lain kalo muslim butuh roti, maka diantara kita harus ada yang jadi produsen dan pengusaha roti, biar yang dijual adalah roti yang halal karena dibuat dari bahan-bahan yang halal.
Kalo ada jutaan produk atau barang yang kita butuhkan, maka harus ada jutaan pula muslim di seluruh dunia yang harus jadi produsen dan mengusahakan produk tersebut baik skala nasional maupun internasioanal, punya daya saing yang mumpuni dengan produk orang non muslim. Kalo sekedar tingkat RT, RW, atau lokalan belum bisa dibilang punya daya saing yang kompetitif, wong skalanya masih kecil kok.

Utamanya produsen dan pengusaha (bisnis) makanan dan minuman.
Untuk urusan produk yang masuk ke dalam perut ini termasuk hasil-hasil pertanian (buah, sayur, ternak, hasil laut/perikanan), sembako, yang berkaitan dengan kelangsungan hidup, maka kita wajib produksi sendiri dan sekaligus untuk dikonsumsi.
Sebagai muslim harusnya kita tahu bagaimana menumbuhkan tanaman yang baik, pupuk apa yang harus diberi yang tidak merusak tanah dan pestisida jenis apa yang harus disemprotkan yang tidak jadi residu pada hasil panen dan bisa merusak kesehatan. Tak ada lagi cerita jual ayam tiren (mati kemaren), bakso celeng, sayur dan buah busuk, mengakali timbangan dan sebagainya.
(baca : tips mendatangkan rezeki untuk pengusaha kuliner)

Termasuk pula, banyakin bisnis kuliner untuk menyediakan tempat makan, restauran, warung, kantin, kafe halalan thoyyiban (halal lagi baik) bagi Umat Islam.
Karena sebenarnya kita mampu untuk melakukan itu. Cuma selalu terbentur dengan "making excuses" membuat alasan yang membuat kita tidak bisa berubah hidupnya.
Dari pengalaman, berita ataupun hasil googling menunjukkan bahwa bisnis kuliner termasuk jual sembako memiliki potensi profit sangat besar. Angka pastinya saya gak tau tapi nolnya banyak sekali hehehe... Mereka ini bisnis yang modalnya cepat balik. Siapa sih yang gak butuh makan? Orang jaman now pun lebih sering makan di luar daripada masak sendiri di rumah.
Kalo yang usaha makanan itu non muslim tingkat kecolongan dan penyimpangannya bisa jadi sangat tinggi. Karena mereka gak tau kan apa yang halal/haram/mubah/makruh untuk orang Islam.
Kecolonganlah makanan kita di beri sengaja atau tidak, P3 (Pengawet, Pewarna, Perasa), belum lagi buat ngenakin makanan dikasi minyak atau daging babi. Belum lagi soal penyimpangan. Sapi dikasi minum air berlebihan biar kalo dipotong dagingnya lebih berat timbangannya, ayam disuntik formalin biar tahan dan awet berhari-hari dan sebagainya..
Kasusnya udah banyak banget dan udah menelan korban juga.

Proses pengolahan pun bisa jadi masalah.
Misalnya ayam itu hakihatnya halal, tapi cara dan  teknis penyembelihannya salah dan tidak menyebut nama Allah (Basmallah), atau pengolahannya bercampur kotoran dan darah, MAKA daging ayam itu berubah menjadi HARAM saat dikonsumsi.
Hanya gara-gara mereka yang memproduksi itu gak tau atau masa bodoh maka kita hanya jadi obyek, konsumen yang gak ngerti, dan hanya jadi penikmat doang tanpa tau kalo sebenarnya kita "dikerjain"
Yang sedihnya.... mereka itu meraup untung dari bisnis mereka dengan mengorbankan kita. Dan parahnya sebagian keuntungan mereka dipake untuk membuat senjata, membuat propaganda untuk menghancurkan kita umat Islam. Di beberapa belahan dunia kita lihat nasib saudara-saudara kita sesama muslim yang jadi objek penderita karena secara ekonomi dan politik mereka itu lemah...

Bukan hanya lewat peperangan kita pelan-pelan dimusnahkan mereka terlalu cerdas untuk menghamburkan banyak sumberdaya (perang, senjata, militer itu adalah insustri yang high cost, berbiaya tinggi)
TAPI lewat perdagangan / bisnis yang dikuasai mereka. Dalam penguasaan itu mereka bisa menciptakan produk haram termasuk rokok (narkoba) dan minuman beralkhohol yang bikin kecanduan agar mudah bisa di beli dan dikonsumsi tiap detik, jam, hari, bulan, tahun, oleh kaum muslimin. Mereka menyebarkan iklan kalo itulah gaya hidup modern,mengikuti trend yang jaman now banget.
Padahal yang tahu halal dan haram kan kita. Tapi masih saja kita ikut-ikutan trend. Mestinya kita juga tahu cara dan teknis pengolahannya, teknik penjualan dan pemasaran yang tak melanggar syariat. Tapi karena kita gak berkecimpung di bidang itu jadilah kita penikmat (baca : korban) kebudayaan yang mereka ciptakan.
Sekarang semua jadi terbalik-balik dan jungkir balik, ekonomi diserahkan kepada mereka yang jelas-jelas tidak beriman pada Al-Quran sebagai petunjuk untuk manusia. Yang mengaku muslim pun tak kalah menggelikan karena mereka pun ikut-ikutan terseret dengan praktek-praktek tersebut. Karena mengejar keuntungan dunia semata. Jadilah dunia ini berada dalam kekacauan /kehancuran. Allah melarang kita membuat kerusakan. 
" Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepadaNya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat pada orang-orang yang berbuat kebaikan (Al A'raf : 56).
Jadi sekarang paham kan, kenapa rezeki kita kok seret, kenapa dunia ini kok kacau? Karena rahmat Allah gak turun...!! Kenapa rahmatNya tertahan? Karena kita banyak membuat kerusakan !!

Kalo kita makan dan minum dari makanan yang haram, apalagi karena kecerobohan dan kebodohan kita, karena kita menyerahkan segala sesuatu sama yang bukan ahlinya, kepada orang yang gak paham agama, maka kita jadi malas beribadah atau bahkan bisa jadi ibadah kita tidak diterima. 
(baca : efek dari rezeki haram)
Boro-boro jihad di medan perang membela agama, jihad ekonomi aja kita gak mampu !!
Dan mereka sangat tahu kelemahan umat Islam. Disusupkanlah aneka zat berbahaya dan haram ke dalam produk yang mereka ciptakan untuk kita konsumsi.
Hal ini bukan tanpa alasan yang kuat, TAPI berdasarkan bukti dan fakta serta kasus-kasus yang diketahui dan mencuat ke  media (semoga bukan hoax).
Satu saja bukti, bahwa seorang ilmuwan Belanda telah meriset selama bertahun-tahun bhw ternyata ditemukan kurang lebih ada 180 produk apa saja di dalamnya terbuat dan mengandung babi.
Memang sih kita berlindung pada hukum kalo kita gak tau kan gak apa-apa. Tapi kita wajib mengusahakan makanan yang dipastikan kehalalannya dna kita gak bisa hanya masa bodoh. Prinsip kehati-hatian itu perlu..

Sosis daging celeng yang dijual di tempat wisata Taiwan
 (setidaknya memperlihatkan "objeknya")
Penemuan dan info ini sungguh memprihatinkan dan merupakan bencana dan malapetaka bagi umat Islam sedunia.
Kalo anak cucu generasi muda tak kita inginkan jadi korban zaman karena ketidaktahuannya, maka mulai sekarang kita wajib untuk berjihad KHUSUSNYA JIHAD EKONOMI UMAT.
(baca : jihad di abad modern, jihad dengan rezeki yang diperoleh)
Jihad jadi produsen (membangun industri).
Jihad jadi pedagang, bisnisman dan pengusaha.
Jihad jadi konsumen bagi produk-produk milik muslim.
Jihad berbelanja di warung-warung tetangga dan di mini/super market milik muslim.
Berdayakan usaha kecil milik muslim.
Untuk saat ini, mulai yang kecil dan nampak remeh, belilah produk karya anak bangsa, pribumi dan lebih khusus lagi muslim yang tersedia di pasaran.
Kita sudah tdk lagi minum, kecuali munum air mineral milik kita atau yang dijual saudara kita sendiri.
Kita sudah tidak lagi makan, kecuali makan yang kita atau saudara kita ciptakan sendiri.
Kita sudah tidak lagi belanja, kecuali belanja di warung tetangga dan toko, mini/super market milik muslim.
Jadi jihad dan perjuangan kita sekarang ini, diawali dari yang nampak sederhana dan sepele seperti itu. Jika semua kita melakukannya...bukankah itu menjadi era kebangkitan muslim penebar kebaikan dan mengembalikan rahmat Allah yang tadinya tertahan..
Baca : Solusi dari semua masalah rezeki.
Kalo bukan kita siapa lagi, kalo bukan sekarang kapan lagi?

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?