Kalo Belum Sanggup, Gak Usah Maksa

Jangan suka memaksakan  

Jaman now itu jaman "pemaksaan". Kita semua berusaha memaksakan sesuatu yang sebenarnya kita belum sanggup melakukannya..
Sederet cerita pemaksaan menjadi makanan sehari-hari bagi kita sehingga jadi dianggap biasa alias lumrah..
Contoh gampangnya nih...
Makassar tiap hari diguyur hujan, jalanan pun mulai kebanjiran. Motor pun sudah gak berasa nyaman lagi.. Harus beli mobil nih kayaknya..
Tapi beli mobil itu gak segampang beli gorengan di pinggir jalan yang sekantong cukup 5,000 perak. Beli mobil tuh harus siap ratusan juta. Duit dari mana?
Minjam ke bank? Nyicilnya gimana? Penghasilan pas-pasan, masih untung bisa beli beras dan makanan sederhana..

Inilah fenomena umum...pemaksaan diri atas sesuatu demi gengsi.
Kalau memang belum sanggup beli mobil, gak usah maksa kredit (leasing oleh bank). Udah naik motor aja...
Kalo hujan kan bisa pake jas hujan..
Kalau memang belum sanggup beli rumah, gak usah maksa KPR-an 
Udah ngontrak aja... yang penting ada tempat berteduh dan hidup jadi tenang, gak perlu mikirin cicilan tiap bulan.
Kalau memang belum sanggup beli gedung kantor/tempat usaha,
gak usah maksa ngutang sana sini
Udah sewa aja...


Jangan pusing dengan penilaian orang. Biar kata cuma naik motor, rumah masih ngontrak tapi hidup gak nyusahin diri dan orang lain..
Pusinglah dengan nasibmu di masa depan (dunia dan akhirat). Kalo kamu susah kan yang ngerasain kamu sendiri, bukan orang yang sibuk menilaimu.
Tau nggak, kebanyakan masalah terjadi bukan karena kebutuhan yang sudah tercukupi, tapi karena keinginan yang terlalu tinggi (bahasa kerennya mungkin muluk-muluk)....dan tidak terpenuhi...
Akhirnya pemaksaan terjadi.
Maksa agar keinginannya yang "nampak indah" itu didapatkan sesegera mungkin kalo bisa dengan usaha sekecil mungkin...
Kalo cara baik-baik (halal) susah dan butuh waktu lama, akhirnya memutuskan belok ke jalan haram. Padahal apa yang dikejarnya pun tak di bawa mati. Kafan itu tak berjahit dan bersaku...

Bukan gak boleh berusaha..
Ya boleh... tapi mbok sesuai kemampuan. Kita kan bisa ngukur sampai di mana kemampuan kita untuk mencapai sesuatu. Harus dikalkulasi juga, jangan hantam kromo tanpa perhitungan...
Trus kalo gak dapat-dapat juga?
Ya... SABAR.
Barangkali ini ujian..
SABARlah.... minta sama Allah lewat shalat malam, dhuha, puasa, sedekah agar bisa melewati ujian dan mendapatkan rezeki yang jauh lebih baik...
Tunda kesenangan.. Bukankah rencana Allah itu yang terbaik?

Nikmati kesederhanaan karena kesederhanaan pun bisa menghebatkan rezeki.Gaya hidup mewah tak menunjukkan bahwa kita kaya, 
Malah itu semua menunjukkan bahwa "kita banyak gaya."
Emang kalo kaya harus diberitakan ke semua orang? "Liat gue kaya nih." Justru orang yang kaya beneran malah gak seperti itu. Orang yang betul-betul kaya tak butuh pengakuan orang lain atas kekayaannya..
Bukankah agama menganjurkan kita untuk tidak hidup bermegah-megahan?
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ´ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takatsur: 1-8).

Udah. Santai saja menjalani hidup ini 
Jika saat ini apa yang menjadi keinginanmu belum tercapai, jangan dipaksakan.
Sabarlah.
Sekali lagi.. " s  a  b  a  r !!!"
Dan berjuanglah untuk mencari rezeki yang ditakdirkan untukmu juga dengan penuh kesabaran dan pengorbanan.
Jangan mau instan! Mie instan aja kalo mau dinikmati kudu dimasak dulu (usaha).
Jangan mau terlihat kaya, tapi dari harta riba, korupsi, nipu, kolusi, gratifikasi dan praktek-parktek haram lainnya. Itu namanya kekayaan semu. Apa artinya semu? Sebenarnya gak kaya tapi dinampakkan seolah-olah kaya. Buat apa? Ya... buat pengakuan lah ! Tapi ingat, harta haram sebagaimanapun banyaknya pasti akan habis juga.
Ngapain gak boleh cari yang haram, kan banyak orang yang melakukannya? 
Dosa! jadi orang ya kudu cerdas. Gak semua yang dilakukan orang lain kudu diikutin. Emang kalo orang rame-rame terjun ke jurang terjal kita mau ikutan?
Pesan Nabi, janganlah kalian takjub, pada mereka yang memiliki harta dari yang haram.
Udahlah...
Jadi apa adanya saja. 
Jangan malu terlihat miskin (miskin itu rezeki juga lho) malulah ketika pura-pura kaya,
...padahal hasil riba, uang korupsi, duit gratifikasi hasil nipu... 
So, sabarlah....
Dan berusahalah sekuat tenaga untuk mendapatkan segalanya dengan cara yang halal dan berkah!
Rezeki itu juga ujian. 
Orang kaya diuji dengan kelapangannya. Orang miskin diuji dengan kesempitannya.
Yang kaya, bersyukur
Yang miskin, bersabar
Jadi gak usah maksa... karena pemaksaan pada diri itu termasuk perbuatan tidak menyenangkan...(bedanya gak kena pasal di pengadilan, karena gak mungkin dong kita ngelaporkan diri sendiri).

Wallahu alam...

Comments

  1. alhamdulillah, mbak atau kakak, jgn pnah lelah ya dalam mnulis semua tulisan yg memotivasi dan inspirasi kami smua..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah...menulis saya anggap sebagai bagian dari menyebarluaskan kebaikan, yang mungkin bisa menjangkau lebih banyak orang. Itu sebabnya dalam blog ini tak ada iklan...bukannya saya tak butuh duit tapi rezeki bisa datang dengan banyak cara, termasuk komen positif dari pembaca. Terima kasih @Rizal Altha..

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Doa Agar Rezeki Tak Terputus