Hidup Bukan Melulu Soal Menang Kalah

CATATAN YANG MENGINSPIRASI.  

COMPETITION vs COOPERATION (KOMPETISI VS KERJASAMA)
Cerita ini dikisahkan oleh orang Indonesia yang memiliki kesempatan tinggal di Amerika. Dan mulai bertutur bagaimana perbedaan lingkungan sekolah anak-anak di sana dan anak-anak kita di Indonesia.
Ini kisahnya :
Jumat lalu, kedua anak saya menerima Report Card dari sekolahnya sebuah Elementary School (SD) di Amerika(semacam rapor kalau di Indonesia). Melihat keduanya mendapat nilai-nilai yang sangat bagus, mata saya mencari-cari sesuatu yang lazim di rapor anak sekolah di Indonesia. Anehnya kok tidak tercantum info tentang ranking?


Karena penasaran, saya tergoda bertanya ke salah satu gurunya...  
“Anak saya ranking berapa, Ms. B?
Bukannya menjawab, eh dia malah balik nanya ke saya,
Kenapa Anda orang Asia selalu nanya seperti itu?
Sejujurnya saya kaget dengan pertanyaan balik itu. Gak menyangka bakal ditanya seperti itu oleh gurunya anak-anak. Emang gak salah kan ya nanya? Tapi tetapa aja saya bengong dibuatnya.
"Wah, salah apa saya ini....?" kata saya dalam hati.
      
Dia melanjutkan bicara,  “Anda kok sangat suka sekali berkompetisi?" katanya. Iya sih dengan adanya rangking saya jadi tahu posisi anak saya di sekolah. Rangking itulah yang menjadi bukti kalo dia mampu berprestasi "lebih" dan berada di atas dari teman-temannya.
Tapi lanjut Ms B. berkata,
"Di level anak Anda, tidak ada rangking-rangkingan...!"
"Tidak ada kompetisi!" tambahnya.
"Kami mengajari mereka tentang 'cooperation' alias kerjasama....!"
"Mereka harus bisa bekerja dalam 'team work' (kelompok)."
"Dan mereka harus bisa bersosialisasi dan beradaptasi dengan cepat."
"Mereka harus punya banyak teman!"
"Lebih penting bagi kami untuk mengajari mereka story telling (cerita/dongeng) dan bagaimana mengungkapkan isi pikiran dalam bahasa yang terstruktur dan sistematis!"
"Kami mengajari mereka "logika" dalam setiap kalimat yang mereka ucapkan!"
Saya tercengang mendengar penjelasannya.

Dari sini, rupanya kenapa teman-teman saya di kantor mentalnya selalu bersikap "How can I help you? Hampir tidak pernah saya lihat mereka jegal-jegalan, demi meraih posisi dan jabatan tertentu. Gak ada itu mental cari muka dan nyogok, nepotisme atau gratifikasi.
Dan, di Amerika hampir semua profesi mendapat penghasilan/penghargaan yang layak. Tidak harus semua jadi dokter, insinyur atau profesi lain yang terlihat "terhormat" seperti di Indonesia...Tukang ledeng, pemadam kebakaran, tukang sampah sama terhormatnya dengan profesi lainnya.
Semua orang boleh mencari penghidupan sesuai passionnya (kesukaannya), sehingga semua bidang kehidupan berkembang maju, *karena diisi orang-orang yang bekerja dengan penuh gairah dan semangat.
Wah…saya jadi ingat, memang pendidikan di negeri saya sangat kompetitif.
Banyak orangtua yang narsis kemudian memajang prestasi anak-anaknya di sosmed. Wow! Seolah bangga jika anaknya mendapat ranking dan memenangkan piala kehormatan..
Tanpa disadari sebagian dari mereka nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerjasama.
Kiri-kanannya dianggap saingan bahkan sangat mungkin sebagai musuhnya?
Dirinya harus menjadi yang terbaik! Dan harus mengalahkan musuhnya dengan berbagai cara, tak perduli jika itu ilegal dan melanggar hukum. Yang penting tujuannya untuk selalu menjadi yang terbaik tercapai.

Mending kalau si anak bisa mengembangkan dirinya supaya menang persaingan. Yang ada, kadang mereka justru menunjukkan kebaikan dirinya dengan cara mengungkapkan kejelekan/keburukan temannya ataupun orang lain... (menang berdiri?)
"Kalo bukan kita siapa lagi, kalo bukan sekarang kapan lagi?" begitu jargonnya…
Wuih..., betapa arogannya, seakan-akan fihak lain tidak ada yang bisa! Hanya dia sendiri yang mampu! Seolah tak ingin membuang waktunya yang berharga untuk melalui sebuah proses. Maunya instan..segera dieksekusi !
Kemudian yang ada adalah persaingan tidak sehat.
Tulisan yang sangat mencerahkan bukan??

Menjelang 17 Agustus hari kemerdekaan RI yang ke 72 tahun ini, banyak lomba diadakan, orang saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Semangat keegoan dan fanatisme grup pun muncul, seolah timnya yang terbaik. Apakah seperti ini cara kita memperingati kemerdekaan? Saling berkompetisi? Dan kemenangan adalah tujuan utama. Lupakah kalo dulu para pahlawan saling bekerjasama untuk merebut kemerdekaan?
Saat menulis artikel ini pun sayup-sayup kedengaran dari kejauhan teriakan dan pekikan kemenangan...
"Aku menang.....aku menang....!" begitu suara anak-anak usia sekolah yang berjubel merayakan kemenangannya atas tim lain.
Entah lomba apa yang mereka menangkan...
Entah kapan mereka sadar, bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah!
     
Mungkin seperti itukah juga cara kita mencari rezeki Ilahi? 
Terlalu bersemangat untuk memenangkan kompetisi sampai lupa bekerjasama, sikut sana, sikut sini demi proyek, demi tender, demi memenangkan orderan...??
Lupa kalo rezeki kita sudah dijamin olehNya dan akan nyampe di tangan kita.
Ya...hidup bukan melulu soal menang dan kalah.
Karena hidup yang berarti saat kita memiliki manfaat bagi orang lain.

Wallahu alam.. 

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?