Mengapa Mesti Baper Kala Rezeki Diambil?

Bayangkan bila hidup kita begini.  

Kita berandai-andai. Andaikan bahwa pagi ini tiba-tiba ada seorang yang sangat kaya datang ke gubuk tempat anda tinggal. Si kayaingin anda menggunakan semua fasilitas yang dipunyainya selama satu bulan. Fasilitas sebagai orang kaya, rumah mewah, mobil mewah, harta berlimpah, makan tak kekurangan, pakaian perlente dan hidup di atas rata-rata terbayang dalam pikiran anda bukan? Tanpa berpikir panjang, akhirnya anda menyetujuinya dan langsung menggunakan mobil mewah kepunyaan orang kaya tersebut.
Anda kemudian tinggal di istana yang mewah, dilayani pelayan berseragam dan makan makanan super-lezat, juga mencoba segala hal yang belum pernah Anda bayangkan. Waktu bergerak dan tiba-tiba satu bulan berlalu, tibalah saat anda harus menyerahkan kembali pada pemiliknya. Pada saat anda harus mengembalikan semua fasilitas yang sebelumnya belum pernah mampir sedikit pun dalam imajinasi anda, apa yang anda rasakan? Berat, sedih, atau malah lega?


Sebagai orang baik yang kebetulan dapat rezeki nomplok seperti di atas, saya ingin bertanya kepada anda, apa yang akan anda sampaikan kepada orang yang meminjamkan semua kemewahan itu pada anda ?
Ya, Anda pasti tersenyum dan sangat berterima kasih pada orang tersebut.....dan bahkan mungkin sekali mengucap, "Jika ada yang perlu dibantu, tolong jangan ragu-ragu untuk menghubungi saya..."
Bukankah itu suatu yang normal ? Berterima kasih pada orang yang memberi kebaikan dan kebahagiaan pada kita?

Jika demikian, mengapa kita tidak berbuat hal yang sama terhadap Sang Pencipta, Allah Azza Wa Jalla yang telah meminjamkan segala sesuatunya kepada kita ? Curahan rezeki yang tanpa batas dari Allah Ar Razzaq Penyedia Rezeki yang tak pernah habis stoknya.
Saat Allah mengambil semua itu lagi, kenapa kita harus menangis ? Kenapa kita tidak berbuat adil ? Bukankah kita juga harus berterima kasih kepada Sang Pencipta kita, sama halnya seperti yang kita lakukan pada si kaya tadi ?
Bukankah kita harus ikhlas dengan ketentuanNya. 
Kok masih pada baper?

Kita manusia ini sangat kurang syukurnya.
Rezeki banyak atau sedikit tetap saja tidak puas.
Selalu ingin lebih banyak karena didorong nafsu serakah. Kalo perlu ngambil yang bukan haknya, korupsi, kolusi, nepotisme, gratifikasi..banyak jalan yang bisa dipikirkan untuk meraih keinginannya. Seolah-olah kalo gak ngambil yang haram bakal gak kebagian. Ini prinsip orang kere, yang menganggap rezeki itu terbatas dan kekayaan Allah itu TAK seberapa..
Tugas kita bukan untuk mengkhawatirkan rezeki. karena rezeki itu sudah dijamin. Tak khawatir bukan berarti tak berusaha..karena Allah juga melihat kesungguhan kita untuk mendekatkan diri padaNya..
(baca : cara mudah dapat rezeki menurut Al Quran).

Inti tulisan ini sebenarnya bagaimana kita bisa bersyukur dengan rezeki yang kita miliki. Mengucapkan terima kasih atas segala nikmat dan pemberianNya, bukan hanya di bibir saja ya, tapi juga lewat perbuatan. Orang yang bersyukur memanfaatkan rezeki yang dimilikinya untuk memberikan manfaat, sebaik-baik kebaikan, beramal saleh sehingga siap menjawab pertanyaan, dari mana hartamu diperoleh dan kemana di belanjakan ?
Juga kita harus ikhlas jika Pemilik Rezeki meminta kembali milikNya. Bukankah semua itu hanya pinjaman semata? Lalu mengapa mesti galau dan baper kala semua itu kembali Yang Punya?
Syukur, sabar dan ikhlas kunci ketentraman hidup.

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?