Jangan Sampe Salfok

Salfok (Salah Fokus)  

Mmmmmm...mataku terfokus pada es lemon kelapa yang tanpak menyegarkan di siang terik ini. Kelihatannya enak dan bisa jadi pemuas dahaga.
Segera kuambil laptop dari dalam tas dan mulai menulis beberapa hal untuk bahan artikel di blog ini. Tapi sebuah pesan whatsapp massenger menarik perhatianku...
Mereka berbicara soal fokus kehidupan. Kuhentikan menulis dan membaca pesan itu secara lebih seksama..
Apa yang saya tangkap dari pesan WA itu saya tuliskan lagi di sini...


Seorang wanita mengajukan protes pada ustadzah yang membina pengajian, katanya dengan nada tinggi, "Ustadzah, saya memutuskan untuk tidak mau lagi ikut pengajian ini"_
_"Kalo boleh tahu alasannya?"_, tanya ustadzah dengan kalem.
Masih dengan berapi-api wanita itu berkata_"Saya lihat di pengajian ini perempuannya suka bergosip, laki-lakinya munafik, pengurusnya juga cara hidupnya tidak benar, bukannya membina jama'ah malah sibuk berbisnis dengan menjual dakwah, belum lagi jama'ahnya, bukannya sibuk dengerin pengajian biar hidupnya bener malah semua sibuk dengan hpnya"_

baca juga : bolehkah pendakwah dijadikan profesi mencari nafkah?

Uztazah itu pun senyum dan menjawab dengan bijak_"Baiklah. Tapi sebelum kau pergi, tolong lakukan sesuatu untukku. Ambil segelas penuh air dan berjalanlah berkeliling dalam masjid ini tanpa menumpahkan setetes air sekalipun ke lantai. Setelah itu engkau bisa meninggalkan masjid ini seperti keinginanmu."_
Wanita itu menyanggupi dan bilang_"Okay, itu gampang!"_
Diapun melakukan apa yang diperintahkan ustadzah, sementara pengajian terus berlangsung.
Setelah selesai, dan berhasil tak menumpahkan setetes air pun di lantai mesjid dia berkata kepada ustadzah, bahwa dia telah melakukan apa yang diminta dan bersiap untuk pergi.
Uztazah mengangguk tapi melanjutkan_"Sebelum kau pergi, ada 1 pertanyaan untukmu. Ketika kau tadi berjalan keliling dalam masjid, apa engkau mendengar orang bergosip, melihat orang munafik, melihat orang sibuk dengan hpnya?"_
Wanita itu geleng-geleng kepala dengan heran dan berkata_" Tentu saja tidak ! Tidak mungkin saya melakukan itu."_
_"Engkau tau mengapa?"_Uztazah bertanya lagi.
_"Tidak."_ kata wnaita itu.
Uztazah tersenyum dan memegang bahu wanita itu smabil berkata_"Karena engkau fokus pada gelasmu, memastikan tidak tersandung dan tidak ada air yang tumpah."_

Uztazah melanjutkan..
Begitupun dengan kehidupan kita. *Ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada Allah ﷻ yang kita imani*, maka :
• *Kita tidak akan punya waktu untuk melihat kesalahan orang lain*
• *Kita tidak akan punya waktu untuk menilai dan mengkritik orang lain.*
• *Kita tidak akan punya waktu untuk bergosip ria dengan orang lain*
• *Kita akan menolong orang lain dan fokus pada langkah kita menggapai ridhoNya*

baca juga : mungkinkah kita salah fokus rezeki?

Kita fokus pada perbaikan diri dan bukan pada keburukan orang lain.
Cacian dan sanjungan jadi gak penting lagi..
Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan. Karena yakin bahwa diri kita berharga sama seperti Allah menganggap menganggap kita penting ada di bumiNya saat menciptakan kita.
Maka jangan risaukan omongan orang, sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.
Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar, teruslah fokus berbuat baik, meski terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.
Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu.
Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mau berbuat baik.
Jika dizhalimi orang jangan berpikir untuk membalas dendam, tapi berpikirlah cara membalas dengan kebaikan.
Jangan mengeluh, teruslah berdoa dan ikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu.

baca juga : fokuslah pada berkahnya.

Renungan buat anda dan saya...
Takutlah.....
jika hati kita kian mengeras dan sulit menerima nasehat,
namun sangat pandai menasehati
Waspadalah...
jika merasa paling tinggi dan benar
sehingga merendahkan dan menyalahkan yang lain.
Jangan sampai....
egok kita terlalu tinggi
hingga merasa paling baik diantara yang lain
Sadarlah,
mungkin kita lupa bercermin,
namun sibuk berprasangka buruk kepada yang lain


baca juga : kita fokus pada kesalahan

Yang aku takut
ilmuku akan membuatku menjadi sombong, memandang rendah yang berbeda denganku
Yang aku takut
lidahku makin lincah membicarakan aib saudaraku, namun lupa dengan aibku sendiri yang tau-tau sudah menggunung dan tak sanggup kubenahi lagi.
Yang aku takut
aku hanya hebat dalam berkata, namun buruk dalam berbuat.
Yang aku takut
aku hanya pintar dalam berdakwah, namun
sulit untuk mentaati

Yang aku takut
aku hanya cerdas dalam mengkritik,
namun lemah dalam 
introspeksi diri sendir
Yang aku takut
aku membenci dosa orang lain
namun saat aku sendiri berbuat dosa, aku enggan membencinya.

Ya Allah ya Rabb ...
*aku berlindung padaMu*
*dari kelemahanku sendiri*
*lembutkanlah hatiku*
*dan redam egoku*
*Jauhkan aku*
*dari sifat berbangga diri*,
*hasad*,
*iri dan dengki*.

Yaa Allah, yaa Robbi
*Sungguh*
*_aku memohon hidayah_*
*_dan ampunanMu_*
*Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin*.....

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?