Bagaimana Menjadikan Waktu Sebagai Rezeki ?
WAKTU BERLALU DENGAN CEPAT
- Sadarkah kita kalau waktu berlalu begitu cepat. Semenit seolah sedetik, sejam seolah semenit, sehari seolah sejam, seminggu seolah sehari, sebulan seolah seminggu dan setahun seolah sebulan.
- Padahal waktu tetap sama lamanya, sejak dulu sampai sekarang tetap 24 jam. Yang membuat kita tak merasa kalau waktu berjalan begitu cepat karena terllau sibuknya kita dengan aktivitas dunia ini. Sibuk mengejar rezeki, menggapai karir, mengurus keluarga, msayarakat dan bangsa, sehingga tau-tau tahun terus berganti tanpa ada peningkatan ketakwaan hanya "pertambahan" lama hidup di dunia yang kita sebut umur.
Apakah kita sudah menggunakan waktu dengan baik?
- Tanyalah diri anda : Apakah anda sudah memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang positif? Berpa banyak waktu yang telah anda habiskan untuk berbuat kebaikan-kebaikan, amal saleh, menghiasinya dengan ibadah baik yang wajib maupun yang sunat?
- Pikir baik-baik, berapa banyak waktu yang sia-sia begitu saja tanpa ada aktivitas ibadah di dalamnya, yang diisi dengan bengong atau malah berbuat maskiat dna dosa?
- Bagaimana kalo Allah memanggil saat kita lalai dari ibadah, hidup dipenuhi maksiat padaNya, berbuat dosa sudah menjadi makanan sehari-hari? Naudzubillah.
Pemakaian waktu kita akan ditanya
- Waktu yang diberi Allah selama 24 jam itu nantinya akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Maka sia-sialah mereka yang membiarkan waktu berlalu tanpa menjadikan rezeki / kemanfaatan bagi dirinya.
- Tidak akan bergeser kedua kaki anak adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara : (1) umurnya untuk apa ia habiskan, (2) masa mudanya untuk apa ia gunakan, (3) hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan? (4) Ilmunya untuk apa diamalkannya? (H.R. Tirmidzi).
Bagaimana menjadikan waktu sebagai rezeki
- Daripada membiarkan waktu berlalu tanpa dapat apa-apa, mari jadikan waktu sebagai rezeki. Caranya?
(1) Manfaatkan umur dengan sebaik-baiknya.
- Umur itu hakikatnya adalah pengurangan jatah hidup dari Allah. Semakin banyak umur, maka jatah hidup pun semakin berkurang. Jika masa bayi sampai dengan akil balig boleh dibilang kita belum paham ilmu agama, setelah balig dan dewasa pun masih enggan beribadah dengan benar. Jadi kapan kita mau beribadah hanya untuk Allah?
- Pergunakan jatah hidup yang masih bersisa untuk berbuat kebaikan, amal saleh dan memberi manfaat bagi banyak orang. (baca : manfaatkan rezeki umur dengan baik)
(2) Menggunakan masa muda sebak-baiknya.
- Masa muda adalah masa yang indah, yang dipenuhi dengan energi, semangat dan gejolak hormon khas orang muda. Jika masa muda bisa dimanfaatkan baik-baik dengan menjadi pejuang di jalan Allah.
- Tidak ada yang plaing disukai Allah dengan anak muda yang memakmurkan mesjid, mengisi majelis zikir dan ilmu, menahan pandangan / memelihara kehormatannya serta menghabiskan energi berlebih yang dimilikinya untuk kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan umat.
- Begitu banyaknya godaan bagi orang muda di era ini. Internet, media yang bebas, hiburan ala duniawi, eksploitasi manusia seolah barang dagangan menjadi tantangan tersendiri bagi para muslim / muslimah muda.
(3) Menggunakan waktu mencari rezeki yang halal.
- Ada yang mengatakan bahwa mencari yang haram saja susahnya bukan main apalagi mencari yang halal? Ini pikiran orang yang berprasangka buruk pada Allah. Allah begitu luas karuniaNYa dan kita diperkenankan untuk mencari karunianya sampai kemanapun. Jika tak mendapatkan di suatu tempat, bergeraklah, hijrah ke bumi Allah yang lain.
- Saat rezeki sudah ditangan, hati-hatilah untuk memanfaatkannya. Jangan pakai untuk membeli barang haram, membiayai kegiatan yang haram, memodali bisnis haram bahkan memfasilitasi apapun yang menuju kemungkaran dan dosa. Rezeki itu menjadi tak bermanfaat malah membuat kita berdosa.
(4) Memanfaatkan waktu dengan menuntut dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat.
- Tiada yang lebih hebat dari penuntut ilmu yang tidak menyimpan ilmunya untuk dirinya sendiri tapi juga membaginya dengan orang banyak, sehingga kemanfaatan ilmunya bukan hanya dirinya sendiri yang merasakan tapi juga orang lain.
- Ilmu itu nanti dikatakan memberi manfaat jika sudah dibagi. Semakin banyak yang memanfaatkan ilmu itu semakin besar pahalanya. Bahkan bisa menjadi amal jariyah yang tak putus amalnya, bahkan setelah pemiliknya meninggal dunia.
- Demikian juga ilmu yang salah. Semakin banyak orang yang tersesat karena memanfaatkan ilmu yang salah itu maka dosanya akan terus mengalir pada pemiliknya.
Allah pun bersumpah dgn waktu
- Begitu pentingnya waktu maka Allah pun bersumpah dengan waktu; dalam Surah Al Asri ayat 1 - 3.
- Setiap ibadah pun sudah ditentukan waktunya shalat, puasa ramadhan, zakat fitrah, ibadah haji, wukuf di arafah, berkurban, semua terikat waktu.
- Bahkan hidup kita di dunia inipun sebenarnya memanfaatkan waktu. Dari waktu shalat ke waktu shalat berikutnya, sampai tiba waktu ajal menjemput.
Diam itu emas?
- Jadi kenapa mesti diam dan bengong saat menunggu, saat tidak ada kerjaan? Jangan bengong, nanti kesambet ! Diam dan bengong ga ngasilin apa-apa. Bukankah malaikat selalu mencatat setiap saat. Bahkan diam itu ngabisin umur tanpa nambah amal.
- Boleh diam dalam konteks.. berkatalah yg benar ato diam. Karena setiap yang kita omongin itu akan dicatat. Jadi jika bisa menghindarkan diri dari perkataan buruk, yang akan menjerumuskan diri ke dalam dosa, lebih baik diam saja.
Kata Imam Al Ghazali tentang waktu
- Aku tak punya barang dagangan kecuali umur. Apabila ia habis maka habislah modalku sehingga putuslah harapan untuk berniaga dan mencari keuntungan lagi. Allah telah memberiku tempo pd hari ini, memperpanjang usiaku dan memberi nikmat.
- Mudah-mudahan kita diberi kemudahan oleh Allah untuk selalu memanfaatkan waktu.
- Wallahu alam
Comments
Post a Comment