6 Alasan Mengapa Rezekimu Jauh

Rezeki mengapa tak mau dekat-dekat?

  • Jika rezeki seolah menjauh dan ogah mendekat, harusnya kita introspeksi diri. Mungkinkah karena 6 alasan ini ?
rezeki jauh

(1) Hidup dihiasi dengan negativitas
  • Apapun yang terjadi dalam hidupnya disikapi dengan prasangka negatif pada Allah SWT. Mengapa rezekinya kurang? Dia merasa karena Allah tidak sayang padanya. Mengapa rezekinya seolah terhambat? Dia merasa Allah tidak adil padanya. Mengapa dia tak bisa kaya-kaya? Karena orang lain menjegalnya. Orang lain sengaja berdoa agar Allah menghambat rezekinya. Begitu terus yang ada dalam pikirannya.
  • Akhirnya hidupnya selalu tak bahagia karena pikiran negatif yang mendominasi kepalanya. Pikirannya didominasi oleh prasangka buruk pada Sang Pemberi Rezeki. Sehingga semua nikmat dan rezeki sekecil apapun luput dari matanya. Rezekipun menjauh tak bisa hadir dalam pikiran mereka yang tak tahu berterima kasih pada Allah.
  • "dan supaya Dia mengazab orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk pada Allah. Mereka akan dapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka jahanam. Dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S. Al Fath : 6)


(2) Selalu merasa menjadi korban.


  • Setiap kali memiliki masalah selalu menuduh orang lain sebagai penyebabnya. Termasuk kondisi rezekinya yang sedikit tak seperti rezeki orang lain, dianggapnya sebagai akibat perbuatan orang lain padanya. Entah dia merasa dijegal, dijatuhkan, ditelikung, pokoknya merasa dizalimi saja. Tanpa pernah sedikitpun berpikir bahwa mungkin dirinyalah penyebab kesusahannya itu.
  • Hidupnya tak bisa bahagia karena pikirannya didominasi prasangka buruk pada orang lain. Bagaimana rezekinya tidak menjauh, dia fokus pada prasangka buruknya terhadap orang lain, bukan fokus mencari rezeki dengan memperbaiki dirinya.
  • Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah sebagaian kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? 


(3) Terlalu sensitif terhadap semua hal.

  • Sensitif di sini maknanya negatif. Segala hal menjadi urusannya. Dia merasa apapun yang terjadi di sekitarnya selalu terkait dengan dirinya. Orang bergerombol berbincang, dia mencurigai mereka memperbincangkannya. Jika kondisi rezekinya sulit dia mencurigai ada orang yang mensantet atau mengguna-gunainya. Jika hidupnya dihiasi kesulitan dia merasa karena dirinya sengaja dimiskinkan oleh keadaan. Dia selalu kesal pada mereka yang kaya, yang memiliki rezeki yang banyak, yang menjadi pejabat atau duduk di pemerintahan. Dia merasa mereka semua berkontribusi dan bekerjasama menjadikan rezekinya susah.
  • Bagaimana rezekinya mau mendekat jika hidupnya dihiasi dengan ketidakpuasan pada kondisi yang dialaminya dan menuduh hal-hal di luar dirinya sebagai penyebabnya. 


(4) Suka menyakiti orang lain

  • Merasa berhak untuk menyakiti orang lain karena menganggap rezeki orang lain itu adalah miliknya. Dia akan melakukan segala macam cara untuk mengambil hak orang lain yang diyakini sebagai haknya.
  • Bagaimana bisa rezekinya mendekat jika selalu membuat orang lain menangis? Jika hidup berdiri di atas penderitaan orang lain? Jika orang yang teraniaya, berdoa, bukankah doanya diijabah oleh Allah?


(5) Suka bereaksi berlebihan


  • Jika sesuatu tak sesuai kehendaknya dia akan mengamuk dan memprotes bukan hanya kepada pihak-pihak yang dirasakan merugikannya, bahkan kepada Allah pun dia bereaksi berlebihan. 
  • Dia tak segan-segan marah dan meluapkan kebencian pada Penciptanya. Kesulitan bukannya makin mendekatkan dia pada Allah malah makin menjauhiNYA. Dia pikir menjauhi Sang Pemberi Rezeki akan membuat perubahan dalam hidupnya? Langkah yang bodoh dan salah.


(6) Terlalu bergantung pada sesama mahluk.

  • Jika punya masalah dan kesulitan yang dicari adalah manusia. Punya utang yang dicari pinjaman uang, meski harus mengemis dan merendahkan diri, meski harus dicekik oleh bunga tinggi. Jika punya keluhan, manusialah yang dicari yaitu para dukun sesat, paranormal sakti, kuburan atau pohon besar pun tak luput didatangi. Jika sakit yang didatangi para ahli seperti dokter, psikiater, ahli saraf.
  • Boleh mendatangi manusia asalkan masih sesuai dalam koridor agama. Jangan sampai terjerumus pada syirik yang tak terampunkan. Jangan pula terlalu berlebihan mengharap pada manusia. Sampai melupakan Allah yang Maha Ahli dan mampu menyelesaikan semua masalah manusia, cukup dengan istighfar. Lebih jelasnya bisa dibaca di keutamaan istighfar kaitannya dengan rezeki.


KESIMPULAN

  • Jika hidupmu terasa susah, rezeki menjauh dan enggan menghampiri, jangan keburu protes dan berparasangka buruk pada Allah dan sesama manusia. Introspeksi dirilah. 
  • Allah tidak akan menyusahkan hambanya. Hamba sendirilah yang merusak dan membuat hidupnya menderita.
  • Wallahu alam.

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?