Jangan Memandang Rendah Mereka yang Kurang Rezekinya
Jangan berbangga diri.
- Jika kita termasuk sebagian dari sedikit orang yang dianugerahi rezeki yang banyak oleh Sang Pemberi Rezeki, janganlah berbangga diri. Perhatikan tulisan di bawah ini :
# 1. Siapa tahu rezeki yang diberi itu adalah UJIAN.
- Allah ingin tahu sejauh mana keimanan kita saat diberi rezeki yang banyak. Banyak orang yang bisa lolos dari ujian kekurangan rezeki / harta. Tapi hanya sedikit yang lulus saat diberi ujian rezeki yang banyak. Harta berlimpah membuatnya merasa nyaman dan memiliki dunia sehingga sering melupakan Allah dan ibadah-ibadah lainnya. Saat miskin dan berezeki sedikit dia banyak mencari Allah dan memasrahkan rezekinya pada Allah. Setelah kaya dan berezeki banyak dia malah semakin giat mencari rezeki dan memasrahkan ibadah sesuai kemampuannya. Maksudnya kalau tidak sibuk dan sempat, baru ibadah, baru sedekah, baru ngaji dan sebagainya.
- Inilah tanda bahwa rezeki itu ujian baginya. Jika tak memperbaiki diri maka dia tak lulus dari ujian itu dan bisa saja rezekinya yang banyak itu diambil kembali, atau dibiarkan dalam kesesatan sampai tiba ajalnya dan harus mempertanggung jawabkan rezeki / hartanya yang banyak itu. Mengapa penting untuk lulus dari ujian? Agar Allah tahu bahwa kita memang pantas disebut orang beriman. Bukankah Allah mengatakan:
# 2. Siapa tahu rezeki yang diberi itu adalah COBAAN.
- Apakah mereka dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman dan tidak diuji lagi? (Q.S. Al Ankabut : 1)
- Rezeki yang banyak yang Allah anugerahkan kepada kita bukannya membuat kita bahagia, tapi malah membuat kita tambah susah. Tubuh yang digerogoti penyakit yang mematikan justru diberi saat kita mampu membayar biaya pengobatan dokter. Anak yang kecanduan narkoba justru diterima saat kita mampu memberi mereka fasilitas dan uang jajan lebih. Suami yang gemar bermain perempuan, atau isteri yang doyan selingkuh justru dihadapi saat uang bukan masalah lagi dalam keluarga.
# 3. Siapa tahu rezeki yang diberi itu memberi MASALAH BARU
- Rezeki membuat kita kesandung masalah. Banyak yang iri dan benci melihat kita makmur. Lebih banyak yang memusuhi dan memfitnah kita. Rezeki itu membuat kita harus berurusan dengan polisi, perkaranya bisa macam-macam, sepertu ditipu rekan bisnis, kemalingan, tersangkut bisnis ilegal yang mengharuskan kita mendekam dalam penjara, mulai mengenal korupsi, kolusi dan nepotisme dan sebagainya.
- baca juga kapan rezeki itu menjadi masalah?
Jangan pula merendahkan
- Jika kita diberi rezeki yang banyak selain tetap harus mawas diri agar rezeki itu bisa menjadi manfaat buat kita maupun buat orang lain, Juga jangan pula membuat kita merendahkan mereka yang rezekinya sedikit dan punya banyak utang. Karena belum tentu kita lebih baik dari mereka itu. Juga karena rezeki itu hanya titipan, dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas hal itu.
- Perhatikan kata Ibnu Qayyim berukut ini :
- jika Allah memudahkan bagimu untuk mengerjakan shalat malam maka janganlah memandang rendah mereka yang tidur..
- Jika Allah memudahkan bagimu melaksanakan puasa maka janganlah memandang orang-orang yang tidak berpuasa dengan tatapan menghinakan.
- Jika Allah mudahkan membuka pintu jihad untukmu maka janganlah engkau memandang orang-orang yang tidak berjihad dengan pandangan meremehkan.
- Jika Allah memudahkan kamu memiliki pemahaman agama yang baik, janganlah memandang mereka yang belum paham agama dengan pandangan menghina.
- Jika Allah memudahkan kepalamu menerima ilmu, janganlah memandang rendah mereka yang kurang ilmu karena Allah lah yang memberikan pemahaman itu kepadamu.
Sungguh engkau terlelap tidur semalaman dan pagi harinya menyesal lebih baik daripada semalaman engkau ber shalat tahajud tapi pagi harinya jadi takjub dan berbangga diri karenanya. Karena orang yang bangga dengan amalnya tidak akan pernah naik (diterima) amalnya tersebut.Wallahu alam
Comments
Post a Comment