Bolehkah Niat Beramal Untuk Mendapatkan Rezeki ?
LURUSKAN NIAT
- Niat secara bahasa berarti hati. Amalan-amalan yang dilakukan itu harus ada niatnya, yang menjadi pembeda antara amalan yang satu dengan amalan lainnya dan sebagai pembeda antara ibadah yang wajib maupun sunat.
- Segala sesuatu yang kita kerjakan termasuk amal ibadah kepada Allah tergantung pada niatnya. Itu sebabnya dalam setiap tindakan kita diharuskan untuk meluruskan niat. Meluruskan niat artinya membetulkan niat karena Allah Ta'ala, bukan karena yang lain. Bahkan jika hal yang kita lakukan itu hanya merupakan kebiasaan saja, seperti makan, minum, tidur, aktivitas toilet, tapi jika pelakunya meniatkan hal-hal tersebut sebagai penguat dirinya untuk taat kepada Allah, maka ia akan diganjar pahala oleh Allah.
- Lihatlah hadits yang diriwayatkan oleh BUkhari Muslim di bawah ini :
- Hadits ini menegaskan bahwa seseorang tidak memperoleh sesuatupun dari amal dan perbuatannya melainkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Jika ia berniat kebaikan maka ia akan beroleh kebaikan. Jika niatnya buruk maka tidak ada yang diperolehnya kecuali keburukan juga. Jadi baik buruknya perbuatan seseorang tergantung pada niatnya. Jadi kalau niat sedekah untuk rezeki saja, maka rezeki itulah yang diperoleh.
- Bahkan Rasulullah mengingatkan para dai dan pemuka agama yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban & Thabrani, bahwa, Allah menguatkan agama ini dengan dai yang kiprah dakwahnya luar biasa tapi sesungguhnya ia tak dapat apa-apa karena niatnya melenceng.
- Seorang pemuka agama yang menyampaikan syiar agama pun harus meluruskan niatnya mengajarkan ilmu agama hanya karena Allah, bukan untuk mendapatkan gelar alim ataupun mencari popularitas.
3 Tahapan Niat
- Menurut seorang ahli tafsir, cendekiawan, dan ahli fikih yang hidup pada abad ke 13 bernama Ibnul Qayyim, tahapan niat itu ada 3 fase :
# 1. Qablal amal (sebelum amal)
- Sebelum melakukan amal saleh, apakah niatnya sudah benar? Jika sudah silahkan dilanjutkan. Karena apapun yang diniatkan maka itulah yang didapatkan.
# 2. Astnaa al amal (saat beramal)
- Saat melakukan amal saleh, apakah niatnya sudah betul? Jika berniat hanya untuk dunia, maka dunia itulah yang didapatkan.
# 3. Badal amal ( setelah amal)
- Setelah selesai melakukan amal saleh apakah niatnya masih benar? Atau sudah tercampur dengan kepentingan duniawi?
Fenomena Gerakan Beramal di Masyarakat
- Masih segar dalam ingatan saya, bahkan saya pun pengagum salah satu Dai yang menyerukan gerakan bersedekah dan shalat dhuha agar rezeki melimpah. Memang sudah nyata janji Allah bahwa bersedekah itu penderas rezeki dan dhuha itu melancarkan rezeki. Bahkan buku 7 keajaiban rezeki karya penulis Ippho Sentosa pun mendorong kita untuk bersedekah dan katanya sedekah itu tak perlu tunggu ikhlas, lakukan saja.
- Mungkin maksudnya ingin mendorong dan memotivasi masyarakat agar memperbanyak amal saleh, termasuk sedekah dan shalat dhuha (baca : inilah amalan 40 hari menuju kaya). Akhirnya tidak sedikit dari kita yang melakukan amalan sedekah dan shalat dhuha berharap rezekinya jadi berlipat ganda.
- Masyarakat pun mulai tergerak dan rutin melakukannya agar rezekinya yang semula seret bisa lancar, yang semula sedikit bisa melimpah dan sebagainya. Hal itu memang telah dijanjikan Allah dalam Al Quran.
Bolehkah niat sedekah dan dhuha untuk rezeki?
- Ibaratnya seperti menanam pohon. Jika menanam benih rambutan pasti yang tumbuh adalah pohon rambutan dan buahnya buah rambutan. Tidak mungkin tanam benih rambutan hasilnya duren atau lengkeng bukan? Setelah menanam benih rambutan, buat apa berharap lagi benih itu akan tumbuh menjadi pohon rambutan yang berbuah rambutan, kalau itu sudah pasti?
- Sedekah dan shalat dhuha tanpa diharapkan atau diniatkan pun akan melipatgandakan rezeki. Karena itu sudah janji Allah yang disampaikan dalam Al Quran maupun hadits. Lalu buat apa meniatkan sesuatu yang memang hasilnya akan seperti itu? Sedekah dan dhuha akan melapangkan rezeki, itu sudah pasti, jadi buat apa meniatkannya? Sungguh, ini niat yang sia-sia belaka.
- Lebih sia-sia lagi kalau ibadah itu tidak diniatkan karena Allah SWT. Ibadah yang kita lakukan itu tujuannya hanya agar Allah ridha pada kita. Kalaupun Allah berkenan memasukkan kita ke dalam surgaNya itu efek sampingnya saja. Begitu juga dengan rezeki. Itu adalah kebaikan dunianya saja, yang tanpa diniatkan pun akan didapatkan. Bukankah Allah yang membagi rezeki dan akan terus diberi sepanjang yang bersangkutan masih hidup? (baca : tak perlu kuatir atas rezekimu)
- Seperti halnya kalau kita menanam padi, pasti dapat rumput juga (rumput biasanya tumbuh di sela-sela padi). Tapi jika kita menanam rumput maka tak mungkin mendapat padi, hanya rumput saja.
- Niat akhirat karena Allah SWT akan merangkul kebaikan dunia. Barangsiapa yang niatnya karena Allah pasti Allah akan berikan rezeki yang baik. Tapi kalau niatnya karena rezeki, rezekinya dapat tapi belum tentu dapat ridha Allah.
- Perhatikan kejadian yang diceritakan terjadi di Yaumul hisab nanti. Diceritakan seorang hamba ali sedekah di dunia tengah menghadapi peradilan Allah. Dia bilang kalau semua amalan sedekah yang dilakukannya diniatkan karena Allah SWT. Tapi Allah mengatakan, "KADZABTA!" Engkau bohong !", bahwa amalan sedekah itu dilakukannya agar disebut dermawan di dunia, dan itu sudah didapatkannya saat hidup. Tak ada lagi balasan pahala yang tersisa di akhirat. Maka dilemparlah orang tersebut di neraka.
KESIMPULAN
- Bagaimana jika itu terjadi pada kita? Niat kita saat bersedekah dan dhuha hanya untuk mendapatkan rezeki yang berlipat ganda. Lalu kita mati dan pikir bahwa amalan kita bakalan mengantar kita masuk surga. Bagaimana rasanya jika Allah lalu mengatakan kita bohong? Amal itu dalam rangka meraih dunia saja dan itu sudah kita dapatkan sehingga tak ada lagi yang tersisa untuk kita di akhirat.
- Akhirnya kita adalah orang yang banyak rezeki tapi bangkrut. Naudzubillah...
- Mulai sekarang, luruskan niat hanya untuk Allah. Ketahuilah bahwa, "Sesunguhnya di surga ada pintu dinamakan pintu DHUHA, maka ketika kiamat datang, memanggillah ( Allah) dimanakah orang-orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas KU dengan sembahyang dhuha? Inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat Allah" (H.R.Thabrani).
- Ayoo pilih mana?... Luruskan niat selalu karena Allah SWT.
- Wallahu alam
Masya Allah...
ReplyDeletejazaakallahu khairan atas artikelnya 🙏🙏
ReplyDeleteSama-sama, terima kasih kembali atas apresiasinya..
DeleteAlhamdulillah dapet ilmu
ReplyDelete