Inilah Alasan Mengapa Harus Bersyukur Atas Rezeki Kita?

Mari kita renungkan bersama :

Bila kita diberi uang ...

Mengapa kita pandai berterima kasih bila ada yang memberi uang, sedang terhadap yang Maha Memberi Kehidupan kita suka lupa berterima kasih. Bila kita menerima uang meskipun itu adalah hasil kerja, upah atau gaji kta sendiri pasti kita berterima kasih pada yang memberi bukan? Bila kita diberi uang dan diminta melakukan sesuatu untuk si pemberi uang tersebut, pasti akan kita lakukan bukan? Bagaimana dengan Allah yang telah memberikan kita begitu banyak rezeki, bahkan hidup kita juga rezeki yang diberiNya,  kita diminta untuk shalat, beribadah, berbuat baik dan amal saleh kadang kita tidak lakukan atau dengan berani menundanya. Kita tidak bersyukur dengan rezeki yang kita terima, selalu merasa kurang rezeki dan tidak malu meminta tambahan rezeki padaNya?

bila diberi uang

Bila utang kita dibayar...

Kita pasti senang jika ada orang yang membayarkan utang kita bukan? Kita pasti berterima kasih atas kebaikannya dan berjanji untuk membalasnya jika diberi kesempatan. Kita merasa berhutang budi dan akan melakukan yang terbaik bagi orang yang murah hati tersebut. Bagaimana dengan Allah. Sedang Allah tidak memiliki utang pada kita tapi Dia tidak pernah lupa memberi rezeki pada kita.

utang kita dibayar

Bila kita diberi pinjaman..

Saat butuh uang dan ada orang yang memberi kita utangan, pasti kita akan bersyukur dan berterima kasih. Bahkan terkadang kita memberi "imbalan-imbalan" tertentu untuk mereka yang memberikan kita pinjaman. Sedang Allah memberi tanpa menganggap kita memiliki utang padaNya. Tubuh, rezeki, panca indera, udara yang kita hirup, matahari yang senantiasa menghangatkan bumi dan otak untuk berpikir semuanya diberi Allah karena kasih sayangNya pada kita, hambanya. Pernahkah Allah meminta imbalan atas pemberianNya? Kalaupun kita beribadah padaNya bukan untuk kepentinganNya tapi untuk kepentingan kita. Kita yang butuh Dia, dan Dia tidak perlu kita. Apakah kita beribadah atau tidak tidak akan menghentikan statusNya atau menurunkan derajatNya. Masihkah kita berfikir untuk tidak mensyukuri "pinjamanNya?".

pinjaman


Bila kita diberi makanan dan minuman...

Bila kita diberi makanan dan minuman meskipun makanan dan minuman itu adalah hak kita pasti kita akan mengucapkan terima kasih bukan? Bila kita memesan makanan di restoran dan pelayan mengantarkan makanan itu ke meja kita, setidaknya kita akan mengucapkan terima kasih pada si pelayan atau menghadiahkan senyuman padanya bukan? Bila makanan yang kita makan rasanya enak kadang spontan kita memuji bukan? Bila kita bertamu ke rumah seseorang dan si empunya rumah menyuguhkan kita makanan, kita pasti mengucapkan terima kasih bukan? Terima kasih adalah wujud penghargaan kita kepada yang memberi makanan dan minuman yang telah menghapus rasa lapar dan haus kita. Bagaimana halnya dengan Allah yang tak kenal lelah, tidak tidur dan tidak perlu istirahat senantiasa mencurahkan rezeki, nikmat pada kita. Pernahkah anda memikirkan pohon buah yang ranum berbuah lebat, padi yang menguning, ikan yang berlimpah di lautan, binatang ternak yang hidup untuk kita makan dagingnya semua itu rezeki Allah untuk kita. Makanan dan minuman untuk mempertahankan kelangsungan hidup kita.

rezeki

Bila kita diberi tempat duduk..

Ketika ada yang memberi tempat duduk saat kita harusnya berdiri dengan kaki yang letih tentunya kita akan berterima kasih bukan? Saat atasan memberi kita kedudukan pasti kita kan berterima kasih padanya bukan? Bahkan ada orang yang memberi "sesuatu" terlebih dahulu sebelum diberi kedudukan. Lalu bagaimana dengan Allah yang memberi kita kedudukan yang mulia sebagai manusia, bukan monyet atau batu, mengapa kita tidak mau mensyukurinya?

rezeki

Bila kita sembuh dari penyakit..

Begitu dinyatakan sembuh dari penyakit dan diperbolehkan pulang drai rumah sakit, tentunya kita akan mengucapkan terima kasih pada dokter dan perawat atas jasanya pada kita selama kita sakit. Tidak tahukah kita bahwa kesembuhan itu dari Allah? Meski kita sudah dirawat di rumah sakit yang paling canggih dan dokter yang paling ahli sekalipun, jika Allah tidak menghendaki kesembuhan kita, apakah kita akan sembuh?

rezeki

Sepatutnya kita membalas budi baik orang yang berbuat baik kepada kita. Lalu apa budi baik kita untuk membalas Yang Maha Baik? Jika kepada sesama manusia kita berkenan minimal mengucapkan terima kasih pada orang yang membantu urusan kita dan dilain kesempatan membalas budi baiknya. Lalu kepada Allah tidakkah kita harus berterima kasih dengan mengucapkan syukur? Sebagai bukti bahwa kita mensyukuri nikmat dan rezekiNya, kita manfaatkan rezeki itu di jalanNya, kita perbaiki ibadah kita padaNya, kita khusyukkan sholat kita sebagai salah satu sarana komunikasi paling dekat denganNya. Bukankah rezeki terasa lapang kita mensyukuri dan terasa kurang saat kita mengkufurinya. Wallahu alam.

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?